Kabar baik untuk pedagang kaki lima (PKL) di ibu kota. Pemprov DKI Jakarta berencana untuk memberikan izin PKL berjualan di trotoar dan jembatan penyeberangan orang (JPO).

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan adanya revisi atas Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Revisi itu untuk mengakomodasi pedagang kaki lima agar dapat berjualan di trotoar dan jembatan penyeberangan orang tertentu.

Pejabat yang akrab dipanggil Ahok itu yakin dengan pengaturan yang baik, keberadaan PKL tidak akan mengganggu pejalan kaki di trotoar dan jalur khusus sepeda. Izin PKL harus ditata sebaik mungkin sehingga tidak seluruh trotoar atau jembatan penyeberangan digunakan untuk berjualan. Hanya trotoar luas yang dapat digunakan untuk berjualan, seperti yang terdapat di Waduk Pluit, Jakarta Utara.

"Nggak akan mengganggu pejalan kaki kok, selama luasnya masih ada. Contoh paling bagus itu Waduk Pluit. PKL kita susun di sebelah kanan, boleh kan, dan nggak mengganggu," kata Ahok usai menghadiri pentas Seni Betawi di Jakarta Selatan, Minggu (19/4) sore.

Pemprov DKI Jakarta akan segera membahas dan memilih trotoar atau JPO yang layak digunakan untuk berjualan. "JPO juga kalau dia lebar juga boleh. Bila perlu kita bangunin aja jembatan itu toko kecil, kayak di Blok M," ungkap pejabat asal Belitung tersebut.

Kelonggaran untuk PKL berjualan di trotoar dan JPO ini bertujuan menghilangkan kebiasaan jualan di badan jalan yang kadang membuat macet. "Lagian banyak manfaatnya itu, supaya JPO-nya rame. Jadi, warga nggak takut nyeberang kalau malam," tuturnya.

http://www.jawapos.com/baca/artikel/...lan-di-trotoar

KENAPA BEGINI, KENAPA BEGITU???