- Beranda
- Komunitas
- News
- Forex, Option, Saham, & Derivatifnya
BBCA Bagi-bagi Dividen Diatas 3 Triliun, Laju Sahamnya Tertekan Koreksi Teknikal


TS
adidananto.88
BBCA Bagi-bagi Dividen Diatas 3 Triliun, Laju Sahamnya Tertekan Koreksi Teknikal

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memutuskan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp3,55 triliun, atau sebanyak 22% dari laba bersih tahun 2014. Dari jumlah saham yang beredar sebanyak 24 miliar, BBCA akan membagikan total dividen setara Rp148 per saham kepada pemegang saham tercatat yang dibagikan dalam dua tahap.
Adapun untuk porsi dividen interim Rp50 per saham atau setara Rp1,2 triliun sudah diberikan perseroan. Sedangkan dividen final Rp98 per saham atau setara Rp2,35 triliun baru akan dibagikan oleh perseroan. Dengan begitu sisa laba bersih perseroan yang masih mencapai Rp13,5 triliun akan ditahan sebagai modal perseroan dalam menjalankan bisnis, seperti penyaluran kredit.
Sepanjang 2014, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 15,7% menjadi Rp 16,5 triliun di tahun 2014, dari Rp 14,3 triliun pada tahun 2013. Angka tersebut ditopang oleh Pendapatan Bunga Bersih yang alami kenaikan 21,2% menjadi Rp 32,0 triliun. Adapun Pendapatan Operasional Lainnya meningkat 13,5% menjadi Rp 9,0 triliun. Pencapaian ini didukung oleh kualitas portofolio kredit, franchise pendanaan yang solid, efisiensi operasional yang terjaga dan kontribusi laba dari perusahaan anak.
Sementara itu pada pos intermediasi total portofolio kredit tumbuh Rp 34,3 triliun, atau 11,0%, menjadi Rp 346,6 triliun pada 31 Desember 2014. Pertumbuhan tersebut terutama berasal dari kredit investasi dan modal kerja yang disalurkan ke segmen korporasi, komersial dan UKM. Kredit korporasi naik 16,9% mencapai Rp 120,5 triliun, sedangkan kredit komersial & UKM meningkat 9,7% menjadi Rp 134,2 triliun.
Pada tahun 2014, BCA menahan laju pertumbuhan kredit konsumer dan mencatat pertumbuhan yang moderat sebesar 6,1% menjadi Rp 92,3 triliun. KPR tumbuh 3,2% menjadi Rp 54,7 triliun dengan pertumbuhan terutama terjadi pada kuartal keempat tahun 2014 setelah selama empat triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan yang relatif datar. Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh langkah BCA dalam mengurangi suku bunga KPR pada September 2014. Kredit kendaraan bermotor naik 8,3% menjadi Rp 28,9 triliun, sementara outstanding kartu kredit tumbuh 18,5% mencapai Rp 8,8 trillion. BCA mengambil langkah yang lebih berhati-hati dalam penyaluran kredit, dimana langkah tersebut tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) yang rendah sebesar 0,6% dengan rasio cadangan sebesar 324,2%.
Adapun pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar Rp 38,4 triliun atau 9,4% menjadi Rp 447,9 triliun pada akhir tahun 2014. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, dana giro dan tabungan (CASA) mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,2% menjadi Rp 336,4 triliun pada akhir tahun 2014. Dana CASA yang solid dapat terus dijaga berkat tingginya volume dan frekuensi transaksi yang konsisten, ditopang oleh besarnya nasabah individu maupun bisnis yang saling terhubung melalui jaringan perbankan transaksi BCA. Dana giro naik 4,1% menjadi Rp 107,4 triliun pada tahun 2014 dibandingkan Rp 103,2 triliun pada tahun 2013. Dana tabungan meningkat menjadi Rp 229,0 triliun di tahun 2014 dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 219,7 triliun. Untuk mempertahankan posisi keseluruhan likuiditas yang solid, BCA secara proaktif menaikkan suku bunga deposito untuk kategori tertentu, sehingga menghasilkan pertumbuhan deposito secara signifikan sebesar 28,8% menjadi Rp 111,5 triliun pada akhir tahun 2014.
Rasio dana pihak ketiga terhadap kredit (LDR) tercatat pada level yang sehat sebesar 76,8% sementara secondary reserves (tidak termasuk obligasi pemerintah) tercatat sebesar Rp 63,9 triliun atau 14,3% dari total dana pihak ketiga pada tahun 2014. Rasio kecukupan modal (CAR) BCA tercatat sebesar 16,9% pada tahun 2014, dibandingkan 15,7% pada tahun 2013, mempertegas posisi permodalan BCA yang sehat.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Kamis (9/4/15) saham BBCA ditutup naik 0,3% pada level 15,075 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 15,025 dan bergerak dalam kisaran 14,950 – 15,075 dengan volume perdagangan saham mencapai 13,7 juta lembar saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham BBCA sejak awal November terpantau tengah mengalami penguatan tajam dan menembus resistance namun kali ini dalam posisi rawan koreksi teknikal. Terpantau indikator MA sudah bergerak turun dan pola Evening Star terbentuk pada Upper Bolinger Band. Selain itu indikator Stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli setelah sebelumnya berada pada area tengah.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang bergerak turun yang menunjukan pergerakan BBCA dalam potensi koreksi. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju BBCA masih akan dalam tekanan dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan BBCA. Rekomendasai Trading pada target level support di level Rp14000 hingga target resistance di level Rp16000.
Sumber http://securitiesacademy.co.id/2015/...eksi-teknikal/
0
870
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan