Jakarta- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Saud Usman Nasution mengakui pihaknya kesulitan untuk membina 12 warga negara Indonesia yang terduga ikut pergerakan lslamic State of Iraq and Syria (ISIS). Pasalnya, 12 WNI ini sudah tertanam doktrin yang kuat.

"Mereka termasuk anak-anak ini masih keras dan ingin kembali ke sana (Suriah). Merasa yakin benar doktrin ini. Ini yang sudah tertanam," kata Saud Usman di sela-sela raker dengan Komisi III di komplek parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/4/2015).

Dia menjelaskan doktrin yang tertanam kuat ini diduga saat proses menuju ke Suriah. Ia memperkirakan sebelum sampai Istanbul, Turki, ke-12 WNI ini 'transit' ke Malaysia dan Thailand.

"Pengalaman kita, 12 orang ini, mereka bukan berangkat langsung ke Istanbul, tapi ke Malaysia after Bangkok. Di Malaysia, Bangkok ini siapa yang tahu ngapain," ujar mantan Kadiv Humas Polri itu.

Adapun dari sisi doktrinnya, ia menambahkan soal propaganda ISIS yang sangat berbahaya. Jika orang tak memiliki pengetahuan agama maka jadi target empuk.

"Propaganda mereka ini yang doktrinnya kalau tidak melaksanakan kamu kafir, tak mengikuti daulah islamiyah. Kalau yang nggak ngerti, dangkal agama ini ya sudah lah," sebutnya.

Lanjutnya, ia mencontohkan bahaya doktrin ISIS. Misalnya seperti bocah berusia 6 tahun yang terkena doktrin sudah berupaya menyebarkan pemahaman yang diketahuinya. Bocah ini menurut Saud mencoba mendoktrin petugas yang sedang membinanya.

"Doktrin ISIS juga merasuk ke anak-anak WNI tersebut. Salah satu anak kecil sekitar usia enam tahun dari 12 orang itu sudah bisa coba mengkafirkan petugas yang membinanya," katanya.

Seperti diketahui, ada 12 WNI terduga ikut pergerakan ISIS sudah dipulangkan dari Turki ke Indonesia. Saat ini, mereka ditempatkan di Panti Sosial Kementerian Sosial di Bambu Apus, Jakarta Timur.