Pada triwulan ketiga tahun 2015, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) berencana menerbitkan saham baru (rights issue) dengan terlabih dahulu menunggu Peraturan Pemerintah (PP) dan juga menunjuk penjamin pelaksana efek (underwriter) untuk melakukan rights issue. Meski menerbitkan saham baru, pemerintah tetap menguasai kepemilikan saham di Antam sebesar 65 persen, sisanya dikuasai publik.

ANTM menegaskan telah memaparkan business plan kepada komisi VI DPR RI. Perolehan dana dari penerbitan saham baru sekitar Rp1,3 triliun yang akan dialokasikan untuk pengembangan dua proyek, yakni proyek pengolahan Anode Slime di Jawa dan proyek Feronikel di Halmahera Timur. Untuk proyek pengolahan Anode Slime akan berkapasitas 2 ribu ton per tahun dengan investasi sebesar USD40 juta. Tahap pertama berkapasitas 500 ton per tahun selesai Desember 2014 dengan first tapping di 19 Januari 2015. Lalu sekitar 1.500 ton per tahun pada tahap kedua.Sementara nilai proyek feronikel di Halmahera Timur senilai USD1.6 miliar yang memiliki kapasitas 30 ribu ton per tahun.

Adapun di tahun 2015, ANTM memfokuskan pada penemuan dan peningkatan jumlah cadangan dan sumber daya emas. Total cadangan dan sumber daya untuk bijih emas sebanyak 8,25 juta dmt di 2014, turun 26,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara Total cadangan dan sumber daya komoditas nikel sebanyak 985,5 juta wmt, naik 1,2 persen. Untuk total cadangan dan sumber daya untuk bauksit sekitar 701 juta wmt, meningkat 0,2 persen.

Sepanjang 2014, ANTM mencatat rugi bersih sebesar Rp775,28 miliar atau Rp81 per saham sepanjang tahun 2014 lalu dibandingkan laba yang diraih Rp409,94 miliar atau Rp43 per saham pada periode sama tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan penjualan ANTM yang turun menjadi Rp9,42 triliun dibandingkan penjualan tahun sebelumnya yang Rp11,29 triliun dan beban pokok mencapai Rp8,64 triliun turun dari beban pokok tahun sebelumnya Rp9,68 triliun.

Sementara posisi laba kotor turun menjadi Rp776,49 miliar dari laba kotor tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,61 triliun. Beban usaha mencapai Rp955,89 miliar turun dari beban usaha sebelumnya Rp1,19 triliun, namun demikian rugi usaha diderita perseroan sebesar Rp179,40 miliar dari laba usaha tahun sebelumnya Rp421,03 miliar.

Beban lain-lain bersih naik jadi Rp653,72 miliar dari beban lain-lain bersih tahun sebelumnya Rp553,96 miliar membuat rugi sebelum pajak diderita Rp833,13 miliar dari rugi sebelum pajak tahun sebelumnya yang Rp132,92 miliar. Ditambah manfaat pajak tercatat turun jadi Rp57,84 miliar dibandingkan Rp542,87 miliar tahun sebelumnya. Total aset perseroan hingga Desember 2014 mencapai Rp22,04 triliun naik dari total aset per Desember 2013 yang mencapai Rp21,86 triliun.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Senin (6/4/15) saham ANTM ditutup flat pada level 910 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 910 dan bergerak dalam kisaran 905 – 920 dengan volume perdagangan saham mencapai 3,49 juta lot saham.

Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham ANTM sejak awal bulan Desember terlihat telah mengalami pergerakan rebound dan saat ini tengah bergerak dalam tekanan koreksi, terpantau indikator MA sudah bergerak naik dan pola Hammer berada pada Lower Bolinger Band. Selain itu indikator Stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli setelah sebelumnya berada pada area tengah.

Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak flat didukung oleh +DI yang juga bergerak turun yang menunjukan pergerakan ANTM dalam potensi sideways. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju ANTM masih akan tertekan dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan ANTM. Rekomendasai Trading pada target level support di level Rp830 hingga target resistance di level Rp1050.



Sumber http://securitiesacademy.co.id/2015/...entum-rebound/