- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gimana cara mengatasi pelajaran yang paling kita Benci?


TS
unitedd
Gimana cara mengatasi pelajaran yang paling kita Benci?



Maaf Kalo Thread nya Repsol



Quote:
Quote:

Perasaan gak suka itu kan merupakan hasil evolusi manusia supaya bisa bertahan hidup, baik secara fisik maupun emosional. Dari mulai rasa gak suka sama rasa makanan tertentu, aroma/bau tertentu, suara-suara tertentu, sampai bentuk fisik tertentu. Rasa ketidaksukaan ada yang berguna sebagai sistem survival kita, tapi ada juga yang terbentuk belakangan karena pengaruh lingkungan. Nah, salah satu rasa gak suka/benci yang cukup meresahkan dan terbentuk dari pengaruh external adalah perasaan benci kalo harus berhadapan sama mata pelajaran tertentu.
Quote:

Rasa-rasanya kalo udah benci sama pelajaran tertentu tuh nyiksa banget. Jangankan mau belajar atau ngerjain soalnya, nyentuh bukunya aja udah males, dengerin suara langkah guru masuk kelas aja bawaannya udah ngantuk dan gak semangat. Tanpa sadar, rasa benci ini berkembang bertahun-tahun makin lama makin akut. Sekolah gak enjoy, ada tugas nyalin punya temen terus, ulangan nyontek, kalo belajar selalu nunda-nunda terus, soalnya rasanya terpaksa dan nyiksa banget.
"Ya tapi mau gimana lagi, kalau udah benci sama pelajaran tertentu harus gimana lagi dong? Kalau udah benci, emang bisa sayang?"
Mata Pelajaran yang Disukai dan Dibenci. Nah berikut daftar urutan mata pelajaran yang dibenci :
Quote:

Oke, so pelajaran yang dibenci ternyata didominasi pelajaran Fisika, Matematika, Kimia, dan Sejarah. Apa yang menyebabkan kita nggak suka sama mata pelajaran tertentu? Well, faktornya banyak sih emang kita belum survey buat bisa diidentifikasi core utama secara serius akar permasalahannya apa. Tapi gue mau coba bahas dari sudut pandang disiplin ilmu yang gue pelajari (psikologi). Yuk kita bedah satu per satu dulu.


Quote:
Priming Effect
Quote:

Secara sederhana definisinya Priming adalah proses di memori implisit manusia yang bikin manusia mikir suatu hal memiliki asosiasi dengan hal atau sifat-sifat tertentu secara gak sadar. Nah, efek priming inilah yang menjadi salah satu penyebab kenapa kita bisa benci/gak suka terhadap mata pelajaran tersebut.
Pada tahun 1996, seorang social psychologist bernama John Bargh melakukan eksperimen unik banget, Pada eksperimen ini, ada 60 orang yang berpartisipasi. 30 orang partisipan pertama di ruangan itu diminta untuk menyusun kalimat berisi kata-kata yang berkaitan usia tua, misalnya "bijaksana, sabar, berhati-hati", dsb . Sedangkan 30 orang partisipan sisanya diminta untuk menyusun kata-kata yang sifatnya netral dan tidak ada kaitannya dengan usia, seperti "kreatif, semangat, berjuang", dsb.
Tanpa sadar, sebetulnya kecepatan berjalan mereka ketika memasuki (sebelum menjalani test) dan meninggalkan ruangan (setelah menjalani test) dihitung dengan menggunakan semacam sensor. Kemudian, kecepatan berjalan mereka setelah menyusun kata-kata tersebut (meninggalkan ruangan) dibandingkan dengan kecepatan berjalan mereka sebelum menyusun kata-kata (memasuki ruangan).
Hasilnya, partisipan yang di-prime dengan kata-kata yang berkaitan dengan usia tua, jalannya lebih lambat daripada partisipan yang di-prime dengan kata-kata netral.
Nah, priming ini juga berkaitan erat sama stereotyping. Perempuan yang di-prime dengan informasi bahwa “laki-laki lebih pandai dibandingkan dengan perempuan” cenderung memiliki skor tes yang lebih rendah dibandingkan dengan perempuan yang tidak di-prime dengan hal tersebut. Efek yang sama juga terjadi dengan sekolah yang mengambil kebijakan mengumpulkan siswa yang nilai akademisnya tinggi jadi masuk "Kelas Unggulan" dan memisahkan siswa-siswa dengan nilai yang akademis yang standard ke bawah sebagai "Kelas Non-Unggulan". Nah, apakah sekolah Gansis ada yang masih aja memberlakukan kebijakan semacam itu?
Pada tahun 1996, seorang social psychologist bernama John Bargh melakukan eksperimen unik banget, Pada eksperimen ini, ada 60 orang yang berpartisipasi. 30 orang partisipan pertama di ruangan itu diminta untuk menyusun kalimat berisi kata-kata yang berkaitan usia tua, misalnya "bijaksana, sabar, berhati-hati", dsb . Sedangkan 30 orang partisipan sisanya diminta untuk menyusun kata-kata yang sifatnya netral dan tidak ada kaitannya dengan usia, seperti "kreatif, semangat, berjuang", dsb.
Tanpa sadar, sebetulnya kecepatan berjalan mereka ketika memasuki (sebelum menjalani test) dan meninggalkan ruangan (setelah menjalani test) dihitung dengan menggunakan semacam sensor. Kemudian, kecepatan berjalan mereka setelah menyusun kata-kata tersebut (meninggalkan ruangan) dibandingkan dengan kecepatan berjalan mereka sebelum menyusun kata-kata (memasuki ruangan).
Hasilnya, partisipan yang di-prime dengan kata-kata yang berkaitan dengan usia tua, jalannya lebih lambat daripada partisipan yang di-prime dengan kata-kata netral.
Nah, priming ini juga berkaitan erat sama stereotyping. Perempuan yang di-prime dengan informasi bahwa “laki-laki lebih pandai dibandingkan dengan perempuan” cenderung memiliki skor tes yang lebih rendah dibandingkan dengan perempuan yang tidak di-prime dengan hal tersebut. Efek yang sama juga terjadi dengan sekolah yang mengambil kebijakan mengumpulkan siswa yang nilai akademisnya tinggi jadi masuk "Kelas Unggulan" dan memisahkan siswa-siswa dengan nilai yang akademis yang standard ke bawah sebagai "Kelas Non-Unggulan". Nah, apakah sekolah Gansis ada yang masih aja memberlakukan kebijakan semacam itu?
"Tapi Apa hubungannya priming sama ketidaksukaan kita sama mata pelajaran di sekolah?"
Well, contohnya aja adalah pelajaran matematika. Biasanya nih banyak banget senior, temen, atau bahkan kakak kita yang bilang kalau misalnya matematika itu susah, ribet, bikin pusing, dll. Karena di awal udah ke-prime seperti ini, secara gak sadar pas belajar matematika akan ngerasa semakin susah. Efeknya priming ini sama kayak efek sugesti. Gimana cara mengatasinya? Ada beberapa hal yang bisa gue rekomendasiin:
* PERTAMA adalah coba setting kondisi lingkungan pergaulan lo dengan menghindari bergaul dengan temen-temen yang sering mengirim sinyal negatif satu sama lain. Sinyal negatif yang gue maksud itu seperti "Duh, males banget pelajaran Fisika. Si Bapak X ngajarnya gak asik banget deh. Bolos aja yuk!" atau contoh lainnya "Gila yah gua udah belajar mati-matian buat Ulangan Pelajaran Kimia, tapi tetep aja nilainya jelek. Kimia emang susah banget nempel ke otak gue". Karena semakin lo sering dikelilingi oleh lingkungan yang ngasih sinyal negatif, semakin gedelah efek priming atau sugesti ini masuk ke alam bawah sadar lo.
* Alternatif solusi KEDUA itu mungkin rada aneh awalnya buat dilakuin, tapi asli ini ngaruh banget. Caranya adalah dengan sugestiin balik ke diri lo kalau lo suka sama mata pelajaran tersebut. Caranya bisa dengan hal-hal remeh misalnya dengan nulis “Matematika itu Pelajaran yang Asik!” di buku catatan kalian. Atau sebelum lo masuk ke kelas, coba dulu berdiri dengan tegak, taruh kedua tangan kalian di pinggang dan berkata “Gue suka matematika dan di kelas ini, gue akan belajar bener-bener supaya gue paham.”. Disarankan sih ini dilakukan di bilik toilet dan ngomongnya dalam hati untuk menghidari lo dikira orang aneh.
"Ah itu sih namanya nipu diri. Kalau udah namanya benci ya benci. Mana mungkin secara ajaib bisa berubah jadi suka dengan cara seperti itu doang!"
Saran yang kedua emang kedengarannya agak konyol dan remeh, mirip kayak ilmu parapsychology atau bualan motivator banget, ya? Tapi, ternyata udah banyak sosial eksperimen yang membuktikan bahwa sugesti seperti itu berkorelasi dengan level testosteron dan kortisol di otak kita. Testosteron itu adalah hormon yang mempengaruhi dominansi dan power, sedangkan kortisol adalah hormon stress. Dengan memberikan sugesti yang tepat pada diri kita, secara tidak langsung, kita bisa "mengatur" kadar kedua hormon tersebut, sehingga kita bisa kuat, tegas, dominan, tapi ga asal reaktif terhadap stress. Dengan kata lain, kita bisa nge-prime diri kita supaya punya self-control yang baik, terutama ketika dihadapkan pada hal yang bikin stress, misalnya mata pelajaran di sekolah.
Metode semacam ini pastinya bukan jurus ajaib yang bisa mengubah persepsi lo dalam sekejap, tapi dengan terus mencoba memberi sugesti positif terhadap diri sendiri secara konsisten, maka secara gradual persepsi kita bisa bener-bener berubah.
Metode semacam ini pastinya bukan jurus ajaib yang bisa mengubah persepsi lo dalam sekejap, tapi dengan terus mencoba memberi sugesti positif terhadap diri sendiri secara konsisten, maka secara gradual persepsi kita bisa bener-bener berubah.

Quote:
Faktor Guru
Quote:

Hal ini sangat berpengaruh terhadap dinamika kegiatan belajar mengajar di kelas. Ketika guru cuma fokus ke modul, kita nggak bisa mengeksplorasi lebih lanjut ide-ide terkait pelajaran yang kita dapetin di kelas dan bisa jadi, berpengaruh terhadap persepsi kita terhadap pelajaran tersebut.
Ada banyak penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi faktor motivasi belajar siswa di Sekolah. Hasilnya ternyata faktor pendekatan mengajar dan metode mengajar yang digunakan GURU seringkali jadi hal yang paling berkorelasi terhadap motivasi belajar siswa. Nah beberapa minggu sebelum artikel ini dimuat, blog ini sempet ngadain survey kecil-kecilan tentang "Guru Favorit" dan "Mata Pelajaran Yang Disukai". Jujur aja sih, emang sebetulnya tingkat realibilitas survey ini masih belum bisa betul-betul oke, tapi ya lumayanlah iseng-iseng :
Ada banyak penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi faktor motivasi belajar siswa di Sekolah. Hasilnya ternyata faktor pendekatan mengajar dan metode mengajar yang digunakan GURU seringkali jadi hal yang paling berkorelasi terhadap motivasi belajar siswa. Nah beberapa minggu sebelum artikel ini dimuat, blog ini sempet ngadain survey kecil-kecilan tentang "Guru Favorit" dan "Mata Pelajaran Yang Disukai". Jujur aja sih, emang sebetulnya tingkat realibilitas survey ini masih belum bisa betul-betul oke, tapi ya lumayanlah iseng-iseng :
Quote:

Ternyata dari survey iseng ini, lumayan keliatan juga pola-nya kalo ternyata urutan dari mata pelajaran yang paling disukai juga hampir sama dengan pelajaran yang guru-nya asik kalo ngajar.
Kalo coba kita telaah lagi ke contoh gue sebelumnya tentang pelajaran Sejarah, pelajaran Sejarah isinya kebanyakan nama-nama tokoh, tempat, dan tahun-tahun. Ujung-ujungnya, kita seakan-akan dipaksa untuk ngehapalin hal-hal tersebut supaya bisa dengan lancar ngejawab pertanyaan yang dibikin guru pada saat ujian.
Kalo coba kita telaah lagi ke contoh gue sebelumnya tentang pelajaran Sejarah, pelajaran Sejarah isinya kebanyakan nama-nama tokoh, tempat, dan tahun-tahun. Ujung-ujungnya, kita seakan-akan dipaksa untuk ngehapalin hal-hal tersebut supaya bisa dengan lancar ngejawab pertanyaan yang dibikin guru pada saat ujian.

Quote:
Motivasi Pribadi
Quote:

Motivasi pribadi dalam belajar itu sebetulnya sangat dipengaruhi gimana memandang esensi dari pelajaran itu sendiri. Kalau misalnya dari sendiri udah memandang bahwa pengetahuan di mata pelajaran tertentu merupakan pengetahuan yang harus hapal demi mendapatkan nilai ujian yang baik, maka hal itu akan semakin membebani. Ketika terlalu fokus untuk ngehapalin informasi yang ada di buku teks, kesempatan untuk mengeksplorasi informasi yang lebih luas akan semakin kecil.
Pengetahuan yang ada di buku teks itu gak penting untuk dihapal. Sekadar paham aja sudah cukup. Sisanya, bisa eksplorasi dari sumber-sumber lain. Semakin kaya sumber informasi lo terkait pengetahuan tersebut, maka semakin komprehensif juga pemahaman. Nah, kalau pemahaman udah komprehensif, gak perlu ngehapal lagi, akan hapal dengan sendirinya karena sudah familiar dengan pengetahuan tersebut.
Pengetahuan yang ada di buku teks itu gak penting untuk dihapal. Sekadar paham aja sudah cukup. Sisanya, bisa eksplorasi dari sumber-sumber lain. Semakin kaya sumber informasi lo terkait pengetahuan tersebut, maka semakin komprehensif juga pemahaman. Nah, kalau pemahaman udah komprehensif, gak perlu ngehapal lagi, akan hapal dengan sendirinya karena sudah familiar dengan pengetahuan tersebut.

Cara Mengatasi Pelajaran Yang di Benci dari Sumber Berbeda
Quote:
Quote:
Memperaktikkan beberapa cara yang bisa buat kita mencintai yang namanya pelajaran yang kita benci.
Quote:

1.Niat dalam hati untuk mencintai pelajaran yang kiata tidak cintai.
Ini langkah pertama yang harus kamu lakukan “Niat dalam hati” bahwa kita pasti bisa menyukai pelajaran yang kita tidak sukai.
2.Berdo’a
Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME, kita tidak luput dari kehendaknya. Maka dari ituada baiknya kita berdo’a terlebih dahulu sebelum belajar.
3. Jangan bersiakap acuh pada pelajaran yang tidak kamu cintai.
Walaupun kita membenci pelajaran itu, setidaknya kita tetap memperhatikan guru saat menjelaskan.
4. Kenali, pahami,dan cintai pelajaran yang tidak kamu cintai.
5. Latihan dan membaca dg rajin.
Semua hal yang di atas tidak akan berguna jika kita tidak berani untuk mencoba mengerjakan soal-soal pelajaran yang tidak kita cintai.
6. Jangan takut salah
saat kita mengerjakan soal-soal yang sulit dan tidak mengerti. Jangan pernah takut salah.
7. Jangan katakan ” sulit, tidak bisa”.
Putus asa merupakan penyakit yang menakutkan yang dapat merusak keberhasilan manusia.
8. Sabar.
Ada pepatah yang mengatakan “Orang sabar di sayang tuhan”. Jangan pernah menyerah dalam berusaha. Tetap mencoba dan sabar. Pasti Tuhan membantu.
Ini langkah pertama yang harus kamu lakukan “Niat dalam hati” bahwa kita pasti bisa menyukai pelajaran yang kita tidak sukai.
2.Berdo’a
Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME, kita tidak luput dari kehendaknya. Maka dari ituada baiknya kita berdo’a terlebih dahulu sebelum belajar.
3. Jangan bersiakap acuh pada pelajaran yang tidak kamu cintai.
Walaupun kita membenci pelajaran itu, setidaknya kita tetap memperhatikan guru saat menjelaskan.
4. Kenali, pahami,dan cintai pelajaran yang tidak kamu cintai.
5. Latihan dan membaca dg rajin.
Semua hal yang di atas tidak akan berguna jika kita tidak berani untuk mencoba mengerjakan soal-soal pelajaran yang tidak kita cintai.
6. Jangan takut salah
saat kita mengerjakan soal-soal yang sulit dan tidak mengerti. Jangan pernah takut salah.
7. Jangan katakan ” sulit, tidak bisa”.
Putus asa merupakan penyakit yang menakutkan yang dapat merusak keberhasilan manusia.
8. Sabar.
Ada pepatah yang mengatakan “Orang sabar di sayang tuhan”. Jangan pernah menyerah dalam berusaha. Tetap mencoba dan sabar. Pasti Tuhan membantu.
Terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi kesukaan/ketidaksukaan kita terhadap pelajaran tertentu, sebetulnya ilmu pengetahuan itu saling berkaitan satu sama lain. Jadi, ketika kalian udah gak suka sama satu cabang ilmu pengetahuan, bisa mempersempit kesempatan kalian untuk mengetahui informasi lain. Jadi sebetulnya rugi/sayang banget kalo lo sekarang bisa suka sama pelajaran Biologi tapi malah benci sama pelajaran Sosiologi.
Quote:
Hal-hal yang gue jabarin barusan itu hanya segelintir dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi kenapa kita bisa benci sama mata pelajaran tertentu. Kalau Gansis punya tambahan lain, silakan berikan komentar dan kita diskusiin bareng-bareng.








Diubah oleh unitedd 06-04-2015 19:43
0
6.9K
Kutip
43
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan