- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Blok G Tanah Abang: Sepi, Prostitusi eh Ambles


TS
bonta87
Blok G Tanah Abang: Sepi, Prostitusi eh Ambles
Gedung pertokoan Blok G di Tanah Abang bakal hilang ditelan sejarah. Pemerintah Jakarta akan merobohkan gedung yang dibangun tahun 1987 ini dan membangun pertokoan baru. "Prinsipnya bisa bermanfaat maksimal. Bagaimana Blok G menjadi andalan, sebab ada ketimpangan dari sisi konsumen yang datang," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat pekan lalu.
Memang Blok G ini pertokoan paling sepi di Tanah Abang, ketimbang Blok A, B atau F yang setiap hari dijejali pembeli. Alasan para pembeli adalah Blok G terlalu jauh, tidak tersambung melalui jembatan penghubung dengan blok lainnya, pertokoannya panas dan tidak memiliki eskalator.
Sejak dibangun, pemerintah daerah memang tidak mengurus Blok G ini. Baru, setelah terpilih menjadi Gubernur Jakarta, Joko Widodo mulai menata Tanah Abang. Ratusan pedagang kaki lima yang berdagang di Jalan Jati Baru dipindahkan ke Blok G. Selama beberapa bulan, mereka gratis menempati kios yang telah diperbaiki. Pada September 2013, Jokowi meresmikan pasar tiga lantai ini setelah dilakukan renovasi.
Akan tetapi, renovasi di Blok G belum membuat konsumen melirik pasar ini. Pasar tetapi sepi, baik di lantai satu dan dua, apalagi di lantai tiga. Banyak pedagang yang akhirnya menutup tokonya.
Kondisi itu dimanfaatkan PSK yang beroperasi di lantai tiga untuk untuk menjerat pria hidung belang. Pada pertengahan Januari 2014, Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat menangkap 12 PSK. Penertiban dilakukan setelah pedagang dan masyarakat sekitar resah dengan praktek prostitusi di Blok G.
Belakangan, masalah baru muncul di Blok G. "Bangunan lama hampir 20 sentimeter ambles," kata Suhadi, Manager Unit Pasar Besar Blok G. Bangunan lama ini dibangun tahun 1987, sedangkan bangunan baru didirikan sejak 2004.
Kondisi bangunan yang mulai ambles menjadi tempat genangan air ketika musim hujan. Dari hasil kajian, ujar Suihardi, bangunan ini kurang layak pakai dan ada rencana peremajaan.
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...tusi-eh-Ambles
ambles ambles ambles
Memang Blok G ini pertokoan paling sepi di Tanah Abang, ketimbang Blok A, B atau F yang setiap hari dijejali pembeli. Alasan para pembeli adalah Blok G terlalu jauh, tidak tersambung melalui jembatan penghubung dengan blok lainnya, pertokoannya panas dan tidak memiliki eskalator.
Sejak dibangun, pemerintah daerah memang tidak mengurus Blok G ini. Baru, setelah terpilih menjadi Gubernur Jakarta, Joko Widodo mulai menata Tanah Abang. Ratusan pedagang kaki lima yang berdagang di Jalan Jati Baru dipindahkan ke Blok G. Selama beberapa bulan, mereka gratis menempati kios yang telah diperbaiki. Pada September 2013, Jokowi meresmikan pasar tiga lantai ini setelah dilakukan renovasi.
Akan tetapi, renovasi di Blok G belum membuat konsumen melirik pasar ini. Pasar tetapi sepi, baik di lantai satu dan dua, apalagi di lantai tiga. Banyak pedagang yang akhirnya menutup tokonya.
Kondisi itu dimanfaatkan PSK yang beroperasi di lantai tiga untuk untuk menjerat pria hidung belang. Pada pertengahan Januari 2014, Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Pusat menangkap 12 PSK. Penertiban dilakukan setelah pedagang dan masyarakat sekitar resah dengan praktek prostitusi di Blok G.
Belakangan, masalah baru muncul di Blok G. "Bangunan lama hampir 20 sentimeter ambles," kata Suhadi, Manager Unit Pasar Besar Blok G. Bangunan lama ini dibangun tahun 1987, sedangkan bangunan baru didirikan sejak 2004.
Kondisi bangunan yang mulai ambles menjadi tempat genangan air ketika musim hujan. Dari hasil kajian, ujar Suihardi, bangunan ini kurang layak pakai dan ada rencana peremajaan.
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...tusi-eh-Ambles
ambles ambles ambles
0
1.4K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan