Kaskus

News

xenovalkryiumAvatar border
TS
xenovalkryium
Kisah Choirul Arifin WNI Kadet Terbaik Lulusan Univ Pertahanan Nasional Jepang
 Kisah Choirul Arifin WNI Kadet Terbaik Lulusan Univ Pertahanan Nasional Jepang
Muhammad Choirul Arifin (23) Kadet Indonesia yang baru lulus S-1 Universitas Pertahanan Nasional Jepang di Yokosuka.

Ada 15 kadet Indonesia yang sedang belajar di Universitas Pertahanan Nasional Jepang
(Boeidaigaku) di Yokosuka, yang juga tempat pangkalan militer laut Amerika Serikat di Jepang. Tiga lulus S1 dan 1
lulus S2, Minggu (22/3/2015). Salah satu lulusan terbaik adalah Muhammad Choirul Arifin (23).

"Cita-cita saya? Mau jadi Presiden Republik Indonesia," kata Choirul tegas layaknya seorang tentara yang patuh
pada atasannya.

Pada hakekatnya setelah lulus Boeidaigaku ini, Choirul ingin memfokuskan diri kepada bidang cyber khususnya bagi
TNI. Choirul adalah lulusan SMA Taruna Nusantara Magelang tahun 2009.

"Belum lama kita kan dengar ada penyadapan oleh agen Australia kepada Presiden Republik Indonesia, ini jelas
mencoreng nama Indonesia, tidak boleh lagi terjadi. Kita harus kuat di bidang cyber, kuat dalam national
security," katanya.

Choirul ingin TNI menjadi tentara yang profesional karena ke depannya perang tidak lagi menggunakan senapan atau amunisi dan peluru tetapi perang sudah ke arah yang tak terlihat.

"Kita harus pelajari national security dengan baik bidang soft nya. Kita lihat adanya perang cyber saat ini, kalau
kita tak kuat bahaya nantinya," ujar kelahiran Bojonegoro ini yang punya adik lelaki dan adik wanita.

"Ibu saya berpesan agar saya bisa berbakti kepada nusa dan bangsa tanah air Indonesia, menjaga negara kita dengan
baik dengan seluruh jiwa dan raga yang ada, dan itu akan saya lakukan demi merah putih," katanya.

Kadet yang lulus terbaik di Boeidaigaku ini, mendapat tiga penghargaan. Pertama sebagai mahasiswa asing teladan.
Kedua penghargaan telah menjalankan kedinasan dengan baik, dan ketiga, prestasinya yang tak pernah absen, hadir
lengkap selama pendidikannya di Boeidaigaku. Selain itu skripsi kelulusannya mendapat nilai A, terbaik, bahkan
dipuji oleh dua dosen pembimbingnya, Keiji Watanabe (61) dan Hiroyuki Fujiwara (44).

Yang menarik skripsi akhirnya justru bukan mengenai militer dan persenjataan, tetapi mengenai struktur bangunan
tahan gempa yang efisien dan murah.

"Saya buat dalam bahasa Jepang semua sebanyak 70 halaman. Syukurlah saya juga bisa menulis tangan kanji Jepang dan
memang setiap kali laporan pelajaran, saya buat dalam tulisan tangan bahasa Jepang, termasuk kanji," jelas
pemegang sertifikat kecakapan bahasa Jepang level B-1 ini.

Selama lima tahun bersekolah di Jepang, dan akan pulang ke Indonesia Minggu (29/3/2015) bersama 2 temannya yang
lulus bersamaan, Choirul mengaku sempat menabung juga. Uang itu katanya untuk membantu pembiayaan sekolah
adik-adiknya.

"Saya titip ke ibu yang tadi baru saja kembali ke Indonesia," tambahnya.

Lalu bagaimana waktu santainya selama lima tahun di Jepang?

"Pada hakekatnya sedikit sekali. Sabtu untuk olahraga tenis, paling minggu jalan-jalan ke Tokyo dan menginap di
rumah Atase Pertahanan KBRI Tokyo," ungkap Choirul.

Ditanya soal wanita, Choirul yang mengaku tipe setia ini menjawab belum ada wanita yang berhasil merebut hatinya.

"Masih mau fokus kepada pendidikan dan karir militernya," ujarnya.

Lalu sebagai muslim, apakah ada masalah dengan makanan halal atau tidak?

"Di Boeidaigaku sudah tersedia makanan yang halal bagi kami yang muslim, karena bukan dari orang Indonesia saja,
tetapi ada juga orang Filipina dan Mongolia yang ternyata juga muslim," katanya. Jadi tak ada masalah sama sekali
soal makanan di Jepang selama ini.

Hanya bahasa saja yang menjadi masalah, dan itu pun hanya di tahun pertama saja saat mulai belajar bahasa Jepang.

"Meskipun demikian saat Desember 2010 saya mencoba ambil ujian kecakapan bahasa Jepang dan berhasil lulus N-2.
Kemudian tahun 2013 saya coba N-1 hanya kurang satu poin. Barulah Desember 2012 saya ambil ujian N-1, baru lulus
dan hasilnya keluar Januari 2015 ini," jelasnya.

Choirul mengaku waktunya selama di Jepang dihabiskan untuk belajar, berlatih dan mengulang semua pelajaran yang
diterimanya, serta pembuatan skripsi di akhir studinya.

"Tidak ada acara kesenian saat pelepasan para lulusan, hanya upacara pelepasan para lulusan saja yang dihadiri PM
Jepang Shinzo Abe saat itu," ungkap kadet yang menyukai musik khususnya gitar bass ini dan telah membelinya satu
unit dari Jepang.

"Saya bawa pulang saya titipkan ke teman saya," tambahnya.

Kadet terbaik Indonesia yang lulus ini memang patut mendapat acungan jempol karena skripsinya yang mendapat nilai
A, terbaik, penghargaan kelulusan terbaik, tak pernah absen, dan setelah lulus SMA berhasil terpilih untuk sekolah
ke Jepang.

 Kisah Choirul Arifin WNI Kadet Terbaik Lulusan Univ Pertahanan Nasional Jepang
 Kisah Choirul Arifin WNI Kadet Terbaik Lulusan Univ Pertahanan Nasional Jepang
 Kisah Choirul Arifin WNI Kadet Terbaik Lulusan Univ Pertahanan Nasional Jepang
 Kisah Choirul Arifin WNI Kadet Terbaik Lulusan Univ Pertahanan Nasional Jepang
 Kisah Choirul Arifin WNI Kadet Terbaik Lulusan Univ Pertahanan Nasional Jepang
 Kisah Choirul Arifin WNI Kadet Terbaik Lulusan Univ Pertahanan Nasional Jepang
 Kisah Choirul Arifin WNI Kadet Terbaik Lulusan Univ Pertahanan Nasional Jepang
 Kisah Choirul Arifin WNI Kadet Terbaik Lulusan Univ Pertahanan Nasional Jepang
http://www.tribunnews.com/internasio...-jepang?page=4
0
5.2K
33
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan