Sebanyak 85 orang perawat dan penopang lansia Indonesia ikut ujian nasional di Jepang.
Dari jumlah itu 47 orang dinyatakan lulus. Sementara perawat Filipina, hanya 31 orang yang lulus dari 89 orang
yang ikut ujian.

Tingkat kelulusan ujian nasional keperawatan Jepang hanya 61 persen.

Hasil ujian nasional keperawatan Jepang, Kamis (26/3/2015) kemarin diumumkan. Dari 153.808 orang yang ikut serta
ujian ternyata hanya 93.760 orang yang lulus. Jumlah kelulusannya lebih sedikit, penurunan 3,6 persen dibandingkan
ujian sebelumnya. Ujian tertulis 25 Januari dan ujian praktek 1 Maret 2015.

Sukses kandidat yang lulus ujian untuk jenis kelamin laki-laki 26,1 persen, perempuan 73,9 persen.

"Kami terus bekerja di bidang perawatan sampai seterusnya. Masa depan sangat penting dengan sertifikat kelulusan
ini, dan tentu saja saya ingin mendapatkan dalam posisi tanggung jawab yang lebih besar lagi nantinya," ungkap
Hiromi Kimishima yang telah bekerja di panti jompo, Chiyoda-ku, Tokyo.

Negeri Sakura dan semakin banyaknya orang tua usia 75 tahunan ke atas, tahun 2025 diperkirakan akan membutuhkan
sedikitnya 2,48 juta tenaga penopang lansia. Jumlah itu berarti masih kurang sekitar 330.000 tenaga penopang
lansia.

Kekurangan yang sangat banyak itulah diantisipasi dari sekarang dengan membuka kran masuk tenaga lansia asing ke
Jepang.

Demikian pula jumlah lembaga penerima tenaga perawat dan penopang lansia yang tadinya hanya satu lembaga untuk
Indonesia, dalam waktu dekat akan dapat dilakukan oleh lembaga lain pula yang kemungkinan juga dipegang oleh
lembaga amakudari Jepang. Amakudari adalah lembaga bentukan pemerintah Jepang untuk menampung para pensiunan
pejabat tinggi Jepang agar tidak terjadi post-power syndrome, atau kaget jadi tidak bekerja setelah sebelumnya
sangat dihormati dan sibuk bekerja.

http://www.tribunnews.com/internasio...nsia-di-jepang

selamat berjuang sis