Ada beberapa alasan seseorang ketika memutuskan pergi ke suatu tempat, saya pribadi pergi ke suatu tempat karena memang tempat yang saya tuju itu memiliki keistimewaan, misalnya saya suka pergi ke pantai karena saya punya hobi berenang atau saya demen banget pergi ke gunung karena saya suka menghirup aroma pengunungan yang khas, ada rasa lapang ketika saya merentangkan kedua tangan sembari menarik nafas dalam-dalam, aduh! terasa banget segarnya.

Demikian juga orang lain saya kira, mereka rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi dapat menyaksikan secara langsung tempat-tempat yang menjadi tujuan wisata mereka, bisa jadi pula mereka rela menabung untuk membeli tiket, membayar penginapan dan untuk biaya -biaya yang lain.


Mengunjungi tempat yang baru atau berwisata ke wilayah-wilayah indah di berbagai belahan dunia sepertinya sudah menjadi agenda rutin orang-orang Barat. Malam ini saya dan seorang rekan, mas Rahmad namanya berniat belanja oleh-oleh, kebetulan mas Rahmad sudah memutuskan untuk pulang kampung selamanya. Jadi saya menemani dia untuk berbelanja beberapa cinderamata khas Dubai.

Kami menyelusuri tempat-tepat belanja di Dubai, mulai dari area karama sampai ke pasar tua lalu kami pun sampai di tempat penyebrangan Abra, ini nama perahu kecil yang di gunakan untuk menyebrang menuju pasar mas. Ketika kami tiba di penyebrangan Abra tiba-tiba beberapa bis wisata datang.

Dari bis-bis itu bermunculan orang-orang yang sepertinya berasal dari Eropa, saya kurang tahu dari negara mana mereka berasal?, saya melihat usia dari wisman (wisatawan mancanegara) itu beragam, mulai dari gadis remaja yang cantik jelita hingga oma-oma dan opa-opa. Wajah-wajah penasaran terpancar dari raut muka mereka.

Saya kadang berfikir, apa yang dicari para bule itu di Dubai?, kalau lah mereka mencari pantai yang indah, tampaknya pantai-pantai di Dubai kalah jauh dengan pantai-pantai yang dimiliki oleh Indonesia. Atau mereka mereka hendak melihat budaya-budaya timur yang terkenal, em, masih menurut saya, Indonesia lebih kaya budayanya. Indonesia memiliki banyak suku dan setiap suku bahkan memiliki bahasa yang beragam, Untuk soal keragaman budaya, Indonesia juaranya.

Lantas mengapa mereka berbondong-bondong datang ke Dubai ya, apa yang menjadi daya tarik Dubai? apa rahasia Dubai sehingga berhasil menjadi salah satu destinasi utama dunia?

Dubai memang tidak seindah Indonesia, cuacanya juga kurang bersahabat, terutama pas musim panas, anda pernah masuk ke dalam ruang sauna?, nah panasnya Dubai ketika musim panas mirip-mirip seperti di dalam ruang sauna, di mana badannya kita secara terus menerus mengeluarkan keringat. Kalo sudah berkeringat seperti ini, otomatis bagian kelek akan mengeluarkan aroma yang tidak sedap.


Musim panas adalah musim di mana orang-orang lokal (asli Arab) pada ngacir meninggalkan Dubai, mereka pergi ke Eropa, bisa ke London atau paris, kalo ke Asia mereka pergi ke Thailand yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit mereka, ada pula yang meloncong ke malaysia dan masih sedikit yang pergi ke Indonesia. Walaupun belakangan ini jumlah wisatawan dari negara-negara Arab sudah mulai meningkat kunjungannya ke tanah air.

Dari sini kita sudah melihat kalo Dubai tidak akan laku kalo mereka menjual cuacanya, lantas apa yang di jual Dubai sehingga banyak wisatawan dari Eropa yang tertarik datang?, Kalo saya melihatnya Dubai berhasil mengemas ”jualannya” sehingga tampak menarik di mata wisawatan Eropa.

Dubai menjual ‘’sesuatu” yang berbeda, mereka sebenarnya hanya punya sedikit objek wisata alam, mereka hanya punya pantai di sekitaran Jumeirah, kalo pun mereka punya padang pasir negara Arab lainnya juga punya padang pasir tetapi mengapa negara Arab lainnya tidak seheboh Dubai?

Menjual ”kehebohan” itulah yang di lakukan Dubai, mereka membangun objek-objek wisata buatan, mereka menciptakan aroma ”TER” baik itu tertinggi (Burj Khalifah) Terbesar (Dubai mall) termewah (Burj Arab), Termegah (Terminal 3) dan terheboh (Acara kembang api di pergantian tahun) semua itu bertujuan agar Dubai dikenal dunia.

Selain ”kehebohan” Dubai juga berhasil mencitrakan diri sebagai tempat yang sangat aman, aman untuk investasi juga aman untuk hepi-hepi, berbagai even olahraga tingkat dunia juga berhasil mereka adakan, di Dubai kita dapat melihat pesohor dunia dalam berbagai cabang olahraga, mulai dari golf dengan Tiger Wood-nya, Tenis dengan Roger Federer-nya, Bulu Tangkis dengan Saina-nya. Belum lagi kalo kita bicara tentang seleberitis, di negeri imut ini, hampir setiap tahun paris Hilton, Kim K, David B, maen ke Dubai.

Kembali ke bis yang membawa rombongan bule, saya melihat, mereka berbaris rapi, ternyata mereka hendak menyebrang ke seberang dengan menggunakan Abra (Perahu kecil), oh, saya jadi teringat dengan sungai Musi, alangkah kerennya, kalo di pinggir sungai Musi ada bule-bule yang antusias menunggu untuk naek perahu. Semoga suatu hari nanti itu dapat terjadi.

Sebelum menjual kehebohan, Dubai sudah mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah yang baik, sarana transportasi yang baik mereka adakan, hotel dengan berbagai fasilitas mereka sediakan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah Dubai sukses mencitrakan dirinya sebagai tempat yang nyaman dan tentu saja aman.