Penulis: Agus SP

Puan Maharani


JAKARTA, GORIAU.COM - Hasil survei pakar dan opinion leader Poltracking yang dilansir Minggu, 22 Maret 2015, mencatatkan sebuah fakta menarik, trah Soekarno paling tak direkomendasikan untuk memimpin PDIP. Nama-nama seperti Puan Maharani, Prananda Prabowo, bahkan Megawati Soekarnoputri sendiri yang notabene adalah representasi trah Soekarno, dimata 200-an pakar yang dilibatkan dalam survei Poltracking, dinilai tak pantas memimpin banteng. Seperti diketahui, partai pemenang pemilu 2014 ini sebentar lagi akan menggelar kongres di Pulau Dewata, Bali.


Puan, putri kandung Megawati, selama ini selalu disebut-sebut sebagai 'putri mahkota' yang akan menggantikan Megawati sebagai Ketua Umum PDIP.

Menurut Peneliti Politik dari The Habibie Center, Bawono Kumoro, survei Poltracking itu, menggambarkan, bahwa para opinion leader sangat ingin melihat PDIP bisa menjadi partai modern, lepas dari ketergantungan terhadap figur tertentu


'Namun, meskipun itu suara opinion leader, tapi bukan mustahil selaras dengan suara publik,' kata Bawono, di Jakarta, Minggu 22 Maret 2015.


Apalagi kata Bawono, dalam survei-survei dari lembaga polling lainnya, seperti survei Lembaga Survei Indonesia, juga Cyrus Network, publik nampaknya ingin ada figur baru yang memimpin PDIP, diluar trah Soekarno. Namun secara realitas politik di internal PDIP, sepertinya itu sangat sulit di realisasikan.


'Kuku trah Soekarno masih sangat kuat menancap di kandang banteng,' kata Bawono.


Namun, lanjut Bawono, hal itu bukan berarti PDIP dapat cuek-cuek saja dengan suara-suara di luar diri merek, dimana suara yang mengingingkan adanya figur di luar trah Soekarno sebagai ketua umum kian kuat berhembus. Mengenai sosok Puan Maharani yang dalam survei Poltracking, paling tak direkomendasikan, menurut Bawono itu tak mengherankan.


'Pakar-pakar di survei tersebut tentu tidak sembarangan dalam memberikan penilaian tersebut. Dari sisi kapabilitas terutama Puan belum teruji sungguh-sungguh memimpin sebuah organisasi besar. Lihat saja, hampir satu tahun menjadi Menko tidak ada hal menonjol dilakukan Puan, sepi sekali. Publik tidak tahu pasti apa-apa yang sudah dia lakukan sebagai Menko,' katanya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani (tengah) bersama pendiri MURI, Jaya Suprana (kanan) dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dalam peresmian Galeri MURI di Mall of Indonesia, Kelapa Gading.


JAKARTA - Kiprah politik politikus PDI Perjuangan, Puan Maharani yang kini menjadi menteri koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan masuk ke dalam catatan Museum Rekor Indonesia (MURI). Pasalnya, cucu Proklamator RI, Soekarno itu tercatat sebagai menko pertama dari kalangan perempuan, sekaligus menjadi menko termuda dalam sejarah RI.


Penyerahan penghargaan dari MURI untuk Puan digelar di Galeri MURI di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (27/1) petang. Penyerahan penghargaan itu bersamaan dengan peringatan ulang tahun MURI ke-25.


Pendiri MURI, Jaya Suprana mengatakan, pihaknya memberikan piagam penghargaan kepada sejumlah tokoh. “Di antaranya kepada Ibu Puan Maharani," kata pengusaha jamu yang mendirikan MURI pada 27 Januari 1990 itu.


Sedangkan Puan mengaku merasa terhormat mendapat piagam penghargaan dari MURI. Menurutnya, penghargaan itu bukan hanya untuknya tetapi juga seluruh kaum perempuan di tanah air.


"Piagam MURI yang diberikan kepada saya merupakan tantangan tidak hanya buat saya dan seluruh perempuan Indonesia agar terus maju. Tentu ini satu hal yang membanggakan untuk seluruh perempuan Indonesia," tutur bekas Ketua Fraksi PDIP DPR itu.


Dalam kesempatan itu, Puan juga mendapat kehormatan untuk meresmikan pembukaan Galeri MURI di Mall of Indonesia. Ia meyakini keberadaan galeri itu akan sangat bermanfaat dalam mendongkrak pengetahuan masyarakat.

“Di dalam galeri dipamerkan benda atau karya seni dan sebagainya yang pada gilirannya akan berguna bagi peningkatan pendidikan dan kemajuan masyarakat. Terlebih lagi yang dipamerkan adalah merupakan suatu hasil karya tertinggi anak bangsa," tuturnya.

Karenanya, secara khusus Puan juga memuji kiprah Jaya Suprana dan MURI dalam mencatat dan menjaga karya-karya anak bangsa.

“Ini menjadi bukti bahwa pengelola MURI bersungguh-sungguh dalam menjaga berbagai kekayaan karsa dan karya serta sekaligus mengajak anak bangsa untuk menunjukkan talenta dan prestasi terhebat dan unik,” ulasnya.