- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ketika prosedur menjadikan hati manusia membeku…


TS
ucha78
Ketika prosedur menjadikan hati manusia membeku…
Bismillah...
Ketika prosedur menjadikan hati manusia membeku…
Namanya suster Lia (samaran), dia bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta, pekerja yang ulet, rela lembur walau kadang mengabaikan kesehatannya. Orangnya supel dan dikenal sangat sangat baik oleh rekan2 kerjanya.
Suatu ketika suster Lia ditugaskan untuk merawat seorang pria usia 37 tahun, dengan diagnosa kadiovaskular (jantung). Beberapa hari di rawat, si pasien sudah terlihat membaik dan dokter pun mengatakan mungkin 2 hari lagi si pasien sudah bisa rawat jalan saja.
Sore itu si pasien sedang di mandikan oleh beberapa perawat yang bertugas, dan di pimpin oleh suster Lia. Tiba2 suster Lia mendengar suara teriakan anak kecil dari lorong luar kamar… Iya anak kecil usia sekitar 5 – 6 tahun, seorang gadis kecil yang manis, rambut di kepang dua, wajah masih dipenuhi bedak, lucu.. lucu sekali.. Lari menuju puntu kamar perawatan
“aku mau lihat papa.. aku mau lihat papa… “ seorang tugas mencegahnya
si petugas mengatakan “adik cantik, papa sedang mandi, dan jam besuk masih 1 jam lagi… adik duduk di sana saja yaa, nanti kalau jam besuk sudah tiba, omm akan panggil deh..”
“aku mau kasih ini ooom..” sambil menunjukan 2 buah rantang di tangannya
“papa suka masakan eyang, aku mau papa makan ini”
Suster Lia menghampiri si gadis kecil tadi, “ada yang bisa saya bantu adik cantik..??”
“ini lho tante suster, aku mau kasih ini, papa suka banget makanan ini, ini buatan eyang”
Dengan penuh kelembutan suster Lia memberitahu , “ade sayang, papa sedang mandi dulu, dan jam besuk baru sekitar 1 jam lagi… nanti kalau sudah selesai dan sudah waktunya, ade tante panggil… sekarang ade duduk dulu di ruang tunggu bareng mama sama eyang di situ yaa sayang, tante mau teruskan pekerjaan tante dulu… ok manis..??”
“ok deh tante… aku ke sana yaa… klo sudah di buka jam nya langsung panggil aku ya tante” gadis kecil itu lari kecil menuju mama dan eyangnya yang sudah duduk di ruang tunggu.
Suster Lia kembali mengerjakan tugasnya, setelah selesai memandikan pasien, suster serta tim kembali menuju nurse sation.
Selang sekitar 15 menit, petugas kamar memanggil2 suster Lia yang ketika itu baru kembali dari toilet
Petugas : “Bu Lia…!! Bu… kamar 302, Bapak A anfal…!!
Suster Lia : “ok saya ke sana… dokter jaga sudah dihubungi? memang gimana kejadiannya”
Petugas : “dokter sudah menuju kamar bu, pasien tekan bel, katanya dadanya sakit, lalu kami ke sana, dan dia sudah tak sadarkan diri”
Suster Lia dan tim melakukan tindakan untuk si pasien, ada petugas yang melakukan CPR, denyut melemah… dan semakin hilang … hingga akhirnya
pasien tak tertolong… tim petugas gagal mempertahankan nyawa pasien…
Petugas memberitahukan kabar ini ke keluarga.. Ruang tunggu pecah tangis dan teriakan, karena pasien sebelumnya sudah diberi ijin kurang lebih 2 hari lagi bisa rawat jalan.. Apa mau dikata, Allah berkehendak lain…
Si kecil, si gadis kecil pembawa rantang bingung dengan keadaan yang terjadi, dia lari menuju kamar si pasien… Suster Lia mengikutinya dari belakang…
“papaaa…!!! papa bangun paaa…!!! katanya papa bisa di besuk satu jam lagi… kok belum satu jam papa udah tidur paaa…? bangun paaa…!!! Ini aku bawa masakan eyaang… papa banguuun!! Papa boleh tidur kalo papa sudah makan ini… papaaaa..!!!” gadis kecil itu menangis… menggoyang-goyangkan tempat tidur
Petugas dan dokter diam… tak ada suara saat itu, mereka sedang merasakan irisan di hati mereka … Mereka menahan pedihnya irisan itu… sampai akhirnya satu persatu tertunduk…
Suster Lia lari kearah toilet, diikuti suster2 yang lain, dia menangis.. menangis sejadi jadinya…
“mba.. sudah mba… ini takdir Tuhan… sudah mba…”
“Aku tau ini takdir Tuhan… seandainya aku mengijinkan anaknya untuk bertemu papanya mungkin aku rela kalau ini terjadi… aku merasa kaku… terlalu prosedural… aku jahaat…!! aku jahaat..!!”
“mba… sudah mba… jangan nyalahin diri sendiri, kita kan sudah berusaha mba..”
“aku malu… aku malu sama Tuhan, tugas aku memberikan yang terbaik untuk pasien dan keluarganya… Maafkan aku Tuhan.. maafkan aku..”
Suster Lia ga henti2nya menangis... sambil mendekapkan kedua telapak tangannya di dada.. (beliau katolik) dan terus tertunduk...
Mungkin kejadian ini ga hanya terjadi dengan suster Lia.. Kami para pelaku jasa rumah sakit sudah sering melihat kejadian2 serupa, tetapi kejadian ini adalah yang sangat mempuat kami tepukul.
Kami sudah melaksanakan tugas kami sesuai prosedur, tetapi takdir berkata lain
Kejadian ini nyata… sangat nyata… Terjadi sekitar 7 tahun yang lalu. Sampai sekarang kami tak akan lupa kejadian itu, kalau ingat.. Seperti ada batu di krongkongan kami yang sulit di telan…
Berkali-kali TS meneteskan air mata ketika menuliskan kisah ini...
Suster Lia satu perusahaan sama TS, tapi beliau tugas di kantor pusat…. Tak lagi sebagai kepala perawat…
Wassalam…
UCHA78
Quote:
Ketika prosedur menjadikan hati manusia membeku…
Namanya suster Lia (samaran), dia bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta, pekerja yang ulet, rela lembur walau kadang mengabaikan kesehatannya. Orangnya supel dan dikenal sangat sangat baik oleh rekan2 kerjanya.
Suatu ketika suster Lia ditugaskan untuk merawat seorang pria usia 37 tahun, dengan diagnosa kadiovaskular (jantung). Beberapa hari di rawat, si pasien sudah terlihat membaik dan dokter pun mengatakan mungkin 2 hari lagi si pasien sudah bisa rawat jalan saja.
Sore itu si pasien sedang di mandikan oleh beberapa perawat yang bertugas, dan di pimpin oleh suster Lia. Tiba2 suster Lia mendengar suara teriakan anak kecil dari lorong luar kamar… Iya anak kecil usia sekitar 5 – 6 tahun, seorang gadis kecil yang manis, rambut di kepang dua, wajah masih dipenuhi bedak, lucu.. lucu sekali.. Lari menuju puntu kamar perawatan
“aku mau lihat papa.. aku mau lihat papa… “ seorang tugas mencegahnya
si petugas mengatakan “adik cantik, papa sedang mandi, dan jam besuk masih 1 jam lagi… adik duduk di sana saja yaa, nanti kalau jam besuk sudah tiba, omm akan panggil deh..”
“aku mau kasih ini ooom..” sambil menunjukan 2 buah rantang di tangannya
“papa suka masakan eyang, aku mau papa makan ini”
Suster Lia menghampiri si gadis kecil tadi, “ada yang bisa saya bantu adik cantik..??”
“ini lho tante suster, aku mau kasih ini, papa suka banget makanan ini, ini buatan eyang”
Dengan penuh kelembutan suster Lia memberitahu , “ade sayang, papa sedang mandi dulu, dan jam besuk baru sekitar 1 jam lagi… nanti kalau sudah selesai dan sudah waktunya, ade tante panggil… sekarang ade duduk dulu di ruang tunggu bareng mama sama eyang di situ yaa sayang, tante mau teruskan pekerjaan tante dulu… ok manis..??”
“ok deh tante… aku ke sana yaa… klo sudah di buka jam nya langsung panggil aku ya tante” gadis kecil itu lari kecil menuju mama dan eyangnya yang sudah duduk di ruang tunggu.
Suster Lia kembali mengerjakan tugasnya, setelah selesai memandikan pasien, suster serta tim kembali menuju nurse sation.
Selang sekitar 15 menit, petugas kamar memanggil2 suster Lia yang ketika itu baru kembali dari toilet
Petugas : “Bu Lia…!! Bu… kamar 302, Bapak A anfal…!!
Suster Lia : “ok saya ke sana… dokter jaga sudah dihubungi? memang gimana kejadiannya”
Petugas : “dokter sudah menuju kamar bu, pasien tekan bel, katanya dadanya sakit, lalu kami ke sana, dan dia sudah tak sadarkan diri”
Suster Lia dan tim melakukan tindakan untuk si pasien, ada petugas yang melakukan CPR, denyut melemah… dan semakin hilang … hingga akhirnya
Spoiler for ...:
Innalilahi Wa Innailaihi roji’uuuun… 

pasien tak tertolong… tim petugas gagal mempertahankan nyawa pasien…
Petugas memberitahukan kabar ini ke keluarga.. Ruang tunggu pecah tangis dan teriakan, karena pasien sebelumnya sudah diberi ijin kurang lebih 2 hari lagi bisa rawat jalan.. Apa mau dikata, Allah berkehendak lain…
Si kecil, si gadis kecil pembawa rantang bingung dengan keadaan yang terjadi, dia lari menuju kamar si pasien… Suster Lia mengikutinya dari belakang…
“papaaa…!!! papa bangun paaa…!!! katanya papa bisa di besuk satu jam lagi… kok belum satu jam papa udah tidur paaa…? bangun paaa…!!! Ini aku bawa masakan eyaang… papa banguuun!! Papa boleh tidur kalo papa sudah makan ini… papaaaa..!!!” gadis kecil itu menangis… menggoyang-goyangkan tempat tidur
Petugas dan dokter diam… tak ada suara saat itu, mereka sedang merasakan irisan di hati mereka … Mereka menahan pedihnya irisan itu… sampai akhirnya satu persatu tertunduk…
Suster Lia lari kearah toilet, diikuti suster2 yang lain, dia menangis.. menangis sejadi jadinya…
“mba.. sudah mba… ini takdir Tuhan… sudah mba…”
“Aku tau ini takdir Tuhan… seandainya aku mengijinkan anaknya untuk bertemu papanya mungkin aku rela kalau ini terjadi… aku merasa kaku… terlalu prosedural… aku jahaat…!! aku jahaat..!!”
“mba… sudah mba… jangan nyalahin diri sendiri, kita kan sudah berusaha mba..”
“aku malu… aku malu sama Tuhan, tugas aku memberikan yang terbaik untuk pasien dan keluarganya… Maafkan aku Tuhan.. maafkan aku..”
Suster Lia ga henti2nya menangis... sambil mendekapkan kedua telapak tangannya di dada.. (beliau katolik) dan terus tertunduk...
Mungkin kejadian ini ga hanya terjadi dengan suster Lia.. Kami para pelaku jasa rumah sakit sudah sering melihat kejadian2 serupa, tetapi kejadian ini adalah yang sangat mempuat kami tepukul.
Kami sudah melaksanakan tugas kami sesuai prosedur, tetapi takdir berkata lain

Kejadian ini nyata… sangat nyata… Terjadi sekitar 7 tahun yang lalu. Sampai sekarang kami tak akan lupa kejadian itu, kalau ingat.. Seperti ada batu di krongkongan kami yang sulit di telan…
Berkali-kali TS meneteskan air mata ketika menuliskan kisah ini...

Suster Lia satu perusahaan sama TS, tapi beliau tugas di kantor pusat…. Tak lagi sebagai kepala perawat…
Spoiler for akankah:
Akankah prosedur membuat hati kita menjadi beku..???
Wassalam…
UCHA78
Diubah oleh ucha78 24-03-2015 01:59
0
2.2K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan