- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
3 Desainer Lokal Fashion Show di Atas Sawah Tercemar Limbah


TS
asp-boi
3 Desainer Lokal Fashion Show di Atas Sawah Tercemar Limbah
3 Desainer Lokal Fashion Show di Atas Sawah Tercemar Limbah

Jakarta - Jika biasanya fashion show digelar di panggung mewah atau hotel berbintang, kali ini 3 desainer lokal menyelenggarakannya secara berbeda, yaitu di sawah. Bukan tanpa alasan, melainkan demi tujuan menyuarakan industri fashion yang ramah lingkungan.
Bertepatan dengan hari air sedunia, tiga desainer ternama Indonesia, Lenny Agustin, Felicia Budi dan satu mahasiswa sekolah mode Binus, Indita Karina bersama organisasi Greenpeace akan menampilkan karyanya di atas lingkungan sawah yang tercemar limbah industri tekstil. Runway pun dibangun di atas lahan persawahan masyarakat di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung yang telah puluhan tahun terkena pencemaran parah industri tekstil.
"Kita berkolaborasi dengan semangat eco fashion. Kita ingin menunjukkan sebenarnya ada solusi bahwa pencemaran yang parah seperti ini bisa dihentikan. Ini bagian kampanye dari Greenpeace global, yaitu Detox yang telah menggeser para brand untuk mulai ramah lingkungan. Fashion itu identik dengan keindahan seharusnya tidak boleh mencemari lingkungan publik," ujar juru kampanye Detox Greenpeace, Ahmad Ashov Birry di Desa Rancaekek, Bandung, Minggu (22/3/2015).
Pemilihan sawah di daerah Rancaekek ini pun dipilih karena telah bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif dari industri tekstil kepada masyarakat sekitar. Berdasarkan data yang dihimpun Greenpeace, lebih dari 1.200 ha tanaman padi tercemar oleh limbah industri yang menyebabkan kerugian sampai 3,65 miliar per tahun.
Kembali ke acara fashion show, di atas sawah tercemar itu para model menampilkan karya-karya tiga desainer yang disebut memiliki semangat eco fashion. Lenny Agustin misalnya, dengan koleksi batik yang memakai teknik pewarnaan alam sehingga minim bahan kimia berbahaya. Untuk koleksinya kali ini, Lenny memanfaatkan rontokan daun jati sampai limbah kulit buah manggis.
Kemudian ada pula 3 busana putih dari Felicia Budi. Felicia kembali menawarkan koleksi yang ia tampilkan di Jakarta Fashion Week 2015 yang berlangsung 2014 lalu. Ada tekstur kertas yang membuat karyanya terlihat unik.
Terakhir adalah mahasiswa sekolah mode Binus yang menampilkan busana dari potongan-potongan kain perca. Semangat eco fashion tak hanya ditampilkan lewat daur ulang, namun juga penggunaan katun organik. Untuk memberi tekstur dan struktur pada busananya, sang desainer pun menghadirkan bahan poplin yang konstruktif sebagai padanannya.
Seluruh model memakai masker, sepatu boot dan payung yang menambah drama bagi pagelaran kali ini. Mereka juga membawa spanduk, yang di antaranya bertuliskan 'Fashion Indah Tidak Merusak Lingkungan'. Tak lain, hal itu dilakukan demi memberi gambaran bahwa industri mode tak seharusnya menjadi 'musuh' bagi lingkungan.
"Di dunia fashion, konsumen adalah penentu penggerak industri. Kuasa ada di tangan konsumen. Kita bisa menuntut perusahaan fashion untuk menggunakan cara yang lebih ramah lingkungan dalam menciptakan tekstil mereka," tutur Felicia Budi dalam pernyataan resminya.
(als/kik)
http://wolipop.detik.com/read/2015/0...ercemar-limbah
Semoga bakal banyak pakaian ramah lingkungan...

Jakarta - Jika biasanya fashion show digelar di panggung mewah atau hotel berbintang, kali ini 3 desainer lokal menyelenggarakannya secara berbeda, yaitu di sawah. Bukan tanpa alasan, melainkan demi tujuan menyuarakan industri fashion yang ramah lingkungan.
Bertepatan dengan hari air sedunia, tiga desainer ternama Indonesia, Lenny Agustin, Felicia Budi dan satu mahasiswa sekolah mode Binus, Indita Karina bersama organisasi Greenpeace akan menampilkan karyanya di atas lingkungan sawah yang tercemar limbah industri tekstil. Runway pun dibangun di atas lahan persawahan masyarakat di kawasan Rancaekek, Kabupaten Bandung yang telah puluhan tahun terkena pencemaran parah industri tekstil.
"Kita berkolaborasi dengan semangat eco fashion. Kita ingin menunjukkan sebenarnya ada solusi bahwa pencemaran yang parah seperti ini bisa dihentikan. Ini bagian kampanye dari Greenpeace global, yaitu Detox yang telah menggeser para brand untuk mulai ramah lingkungan. Fashion itu identik dengan keindahan seharusnya tidak boleh mencemari lingkungan publik," ujar juru kampanye Detox Greenpeace, Ahmad Ashov Birry di Desa Rancaekek, Bandung, Minggu (22/3/2015).
Pemilihan sawah di daerah Rancaekek ini pun dipilih karena telah bertahun-tahun menimbulkan dampak negatif dari industri tekstil kepada masyarakat sekitar. Berdasarkan data yang dihimpun Greenpeace, lebih dari 1.200 ha tanaman padi tercemar oleh limbah industri yang menyebabkan kerugian sampai 3,65 miliar per tahun.
Kembali ke acara fashion show, di atas sawah tercemar itu para model menampilkan karya-karya tiga desainer yang disebut memiliki semangat eco fashion. Lenny Agustin misalnya, dengan koleksi batik yang memakai teknik pewarnaan alam sehingga minim bahan kimia berbahaya. Untuk koleksinya kali ini, Lenny memanfaatkan rontokan daun jati sampai limbah kulit buah manggis.
Kemudian ada pula 3 busana putih dari Felicia Budi. Felicia kembali menawarkan koleksi yang ia tampilkan di Jakarta Fashion Week 2015 yang berlangsung 2014 lalu. Ada tekstur kertas yang membuat karyanya terlihat unik.
Terakhir adalah mahasiswa sekolah mode Binus yang menampilkan busana dari potongan-potongan kain perca. Semangat eco fashion tak hanya ditampilkan lewat daur ulang, namun juga penggunaan katun organik. Untuk memberi tekstur dan struktur pada busananya, sang desainer pun menghadirkan bahan poplin yang konstruktif sebagai padanannya.
Seluruh model memakai masker, sepatu boot dan payung yang menambah drama bagi pagelaran kali ini. Mereka juga membawa spanduk, yang di antaranya bertuliskan 'Fashion Indah Tidak Merusak Lingkungan'. Tak lain, hal itu dilakukan demi memberi gambaran bahwa industri mode tak seharusnya menjadi 'musuh' bagi lingkungan.
"Di dunia fashion, konsumen adalah penentu penggerak industri. Kuasa ada di tangan konsumen. Kita bisa menuntut perusahaan fashion untuk menggunakan cara yang lebih ramah lingkungan dalam menciptakan tekstil mereka," tutur Felicia Budi dalam pernyataan resminya.
(als/kik)
http://wolipop.detik.com/read/2015/0...ercemar-limbah
Semoga bakal banyak pakaian ramah lingkungan...
0
1K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan