"SURAT RINDU DARI IBU"
====================================
Selamat pagi, siang, sore, atau malam anakku tercinta..

Terimakasih telah menyempatkan waktu untuk membuka surat dari Ibu, yang ibu titipkan lewat temanmu ini.
Ibu tahu, kamu ingin membaca surat ini, hanya karena rasa penasaran mu akan isi surat ini, jauh lebih besar dari pada rasa rindumu pada Ibu.
Ibu benar benar memahami itu.

Awalnya Ibu benar benar ragu, Ibu takut menulis surat ini untuk mu.
Ketakutan yang Ibu rasakan, Ibu takut surat dari ibumu ini membuat kamu malu pada teman teman mu.
Karena semua teman teman mu pasti akan membacanya.

Nak, maksud Ibu menulis surat ini,
Ibu rindu padamu.

Bukan, bukan karena kita sudah jarang bertemu. Saat Ibu menulis surat ini pun, Ibu bisa melihat kamu lagi sibuk sama perangkat canggih terbaru yang sengaja ibu belikan agar ibu bisa kasih sesuatu yang kamu suka nak.
Bahkan saat kamu baca surat dari ibu ini, kamu masih tetap duduk, dan sudah beberapa puluh menit hanya menatap layar telepon genggam mu, tanpa mengacuhkan Ibu.

Ibu iri pada telepon genggam mu itu, 24jam tidak pernah lepas dari genggaman tangan kecil mu. Sedangkan tangan ibu, mungkin hanya tergenggam sebentar oleh mu waktu kamu berpamitan untuk pergi keluar rumah, itu pun kalau kamu tidak terburu buru karena teman mu sudah menunggu.

Andai saja ada teknologi yang bisa mengubah manusia menjad telepon genggam seperti kepunyaan mu itu. Ibu rela berubah jadi perangkat canggih itu agar selalu bisa menggenggam tanganmu. Tapi apa daya, Ibu tidak yakin ada teknologi secanggih itu.
Padahal dulu... kamu tidak mungkin mengingatnya, tapi Ibu akan memberi tahukannya kepadamu.

Dulu, ketika umurmu masih sangat belia, tahukah kamu? Tangan ibu adalah sesuatu yang paling menjadi kesukaan mu saat tanganmu itu belum bisa terbuka seperti hari ini. Bahkan dalam tidurmu, jemari kecilmu itu sering mencari cari tangan ibu, dan tidak melepaskannya sampai ibu terlelap di sampingmu karena ibu tidak tega melepaskan tangan ibu dari genggaman mu.
Tapi, belakangan ini, ibu sudah jarang merasakan kelembutan genggaman tangan anak ibu. Bukan jarang, bahkan hampir tidak pernah.
Lucu yaa, dunia berubah secepat itu.

Waktu kamu beranjak menjadi anak anak pada umumnya, pelukan ibu adalah tempat yang paling sering kamu tuju, dalam sedih mu, senang mu, ketakutannmu pada suara gemuruh petir, juga ketakutanmu pada badut yang waktu itu bisa membuat air matamu membanjiri pundak ibu.
Dan ibu selalu berkata "Tenang nak, ada Ibu di sini, kamu nggak perlu takut yaa anakku.." itu adalah kata kata paling manjur yang ibu ucapkan padamu di antara air matamu, dan pelukan hangat ibu padamu.
Tapi, beberapa tahun ini, ibu belum pernah mendengar kamu berkata "Tenang bu, ada aku di sini, ibu nggak perlu takut yaa.." kata kata penenang yang bisa menenangkan ibu. Ah, mungkin saja kamu sering mengatakan itu, hanya saja pendegaran ibu sudah cukup terganggu untuk mendegar sayup sayup suara penenang dari mu.

Padahal setiap hari, ibu takut, ibu sedih, ibu cemas, dan kecemasan ibu hanyalah tentang dirimu anak ku. Dimanakah kamu saat ibu bersedih dan menutup diri di kamar ibu? Oh iya, kamu tidak kemana mana, hanya terduduk di situ dan memainkan telepon genggam mu, seakan akan tidak ada hari esok untuk bersuka ria dengan benda itu. Tapi, selalu ada hari esok untuk bercengkrama dengan ibu mu.
Esok, esok, dan esok.
Sampai sampai ibu lupa kapan kita terakhir kalinya duduk berdua dan berbincang satu sama lain, sekalipun itu hanya membahas hal hal kecil.

Tiap pagi ibu bangunin kamu, kadang nggak cukup 1 atau 2 kali ibu memanggil namamu dari depan pintu kamarmu. Padahal dulu, satu tangisan kecil nan merdu dari mu, sudah bisa membangunkan Ibu, sekalipun itu jam 3 pagi.
Jam 3 pagi nak.
Tapi sekarang, apakah ibu harus menangis agar kamu bisa terbangun?
Hanya memanggil dan mengetuk pintu kamar mu beberapa kali pun, kamu terbangun dengan wajah yang sama kusutnya kayak seprei tempat tidur kamu, yang entah sudah berapa ribu kali Ibu mengingatkan untuk di rapihkan, tapi nggak pernah bisa rapih.
Apalagi kalo ibu menangis? Mungkin kamu akan terbangun dengan wajah yang sama kusutnya dengan sistem yang berjalan di negri ini nak.
Hehe, ibu tidak bisa membayangkan betapa anehnya wajah anak ibu nanti.

Yang ibu inginkan hanya senyuman mu saat engkau terbangun dari tidur, sama seperti yang ibu lakukan dulu padamu. Ibu terbangun dan melihat anak tersayang ibu yang lucunya minta ampun. Yaa, mungkin bedanya kamu terbangun dan melihat Ibu mu ini, yang nggak ada lucu lucunya.

Ibu ini bukan pelawak nak.
Ibu nggak bisa bikin kamu ketawa sampai terbahak bahak seperti gambar gambar lucu yang kamu liat di internet. Apa itu namanya, meme? Apalah itu, sepertinya dia lebih lucu dari Ibu. Tidak seperti waktu dulu, waktu dimana Ibu hanya mendekatkan wajah pada bayi kecil ibu, sambil berucap 'bubububu... wleeee' dan kamu tertawa sampai kadang menjerit dan tidak sengaja memukul wajah ibu.

Sakit sih nak, tapi rindu.

Kalo sekarang ini ibu lakuin itu sama kamu, kamu yang lagi sibuk, terus ibu deketin wajah kamu, abis itu bilang 'bubububu... wleeee', nanti bukannya kamu ketawa, yang ada malah kamu menatap datar wajah ibu, terus nanya 'ibu ngapain?', abis itu sibuk lagi sama kesibukan kamu. Atau mungkin nanti kamu bilang ke ibu 'obatnya habis bu?', perkataan yang sering ibu dengar waktu kamu bertingkah konyol bersama teman temanmu yang sudah biasa main kerumah.

Ibu iri nak sama teman teman kamu.

Ibu tau, kamu lebih sering curhat sama mereka, dan berpikir kalau ibu tidak mengerti urusan 'anak muda'.
Terkadang, bahasa kalian pun ada beberapa yang aneh di telinga ibu. Sadarkah kamu anakku, ibu pun tidak langsung terlahir renta begini.
Ibu pernah muda nak, sama seperti kamu dan teman teman mu itu.
Ibu pun pernah mendengar, atau pun berbicara dalam bahasa gaul di era ibu dulu.

Kalau bahasa mu itu apa? Bahasa alay yaa? Atau apalah itu, ibu lupa nak.
Dulu juga ibu punya bahasa gaul sendiri, bahasa prokem.
Apa? Kamu tidak tahu apa itu bahasa prokem?
Berarti semakin jelas betapa tuanya ibu hari ini.

Jangan tanya ke ibu apa itu prokem, tanyalah ke gugel mu, siapa si gugel gugel itu, pacar mu atau mungkin dia itu orang terpintar di kelasmu, iya si gugel itu. Tanyakan saja padanya, dia yang biasanya membantu kamu menyelesaikan tugas tugas mu, sepertinya dia pintar sekali. Pernah beberapa kali ibu menanyakan sesuau sama kamu, dan kamu hanya menjawab 'aku nggak tau bu, tanya aja sama gugel hehe..' entah itu jawaban serius, atau jawaban bercanda. Tapi masa kamu tidak tahu nak, ibumu ini belum kenal sama teman mu yang bernama gugel gugel itu. Pas ibu tanya ke bapakmu juga, dia nggak tau siapa gugel gugel itu, kata bapak 'mana bapak tau bu, tanya saja sana sama si gugel..' tuh kan ibu jadi bingung.
Lain kali kalo dia lagi main kerumah, kenalin sama ibu yaa nak, biar kalo ibu ada pertanyaan, bisa ibu tanyakan lewat pesbuk ibu.

Kamu baru tau kan ibu main pesbuk juga? haha. Ibu pernah bikin pesbuk, itu juga di bikinin sama anaknya temen ibu, bayar lagi 20rb, katanya itu biaya administrasi atau apa lah. Tapi 20rb nggak berarti apa apa di bandingin bisa satu pesbuk sama kamu nak.
Waktu itu, ibu nyari nama kamu di pesbuk, bukannya kecari, ibu malah jadi update status.
Tapi nggak apa apa, status pertama ibu jadinya nama kamu hehe.
Atau mungkin nama lengkap kamu jadi status satu satunya di pesbuk ibu.

Soalnya kenapa?
Besoknya ibu lupa password nak, hehe.

Ibu emang gagap teknologi, bikin instagram biar bisa foto foto sama kamu, tapi.. tenang, ibu nggak lupa sama password ibu. Tapi sekarang masalahnya hape ibu nggak secanggih hape kamu, yang bisa instagram, pesbuk, switter, pet, ceoce, layin, getrik, atau apalah itu. Penulisan ibu salah salah nak, maklumin aja yaa. Kamu gapernah kasih tau ibu soal hal hal begituan.

Juga pas kamu pulang dan masuk ke dalam rumah, raut wajah nan lelah itu, bikin ibu nggak enak mau ngajak ngobrol.
Padahal dulu, selelah apapun ibu sama pekerjaan ibu, tiap ibu pulang, kamu langsung lari terus meluk ibu.
Yaa, ada lah beberapa kali tangisan kecil pas kamu lari tapi jatoh kesandung kaki sendiri, tapi itu bikin kamu makin lucu hehe.

Apalagi waktu ibu mau pergi kerja, baru pengen keluar rumah aja kamu udah merengek rengek biar ibu nggak pergi.
Biar bisa nemenin kamu seharian main di rumah, sampe kamu ketiduran di pangkuan ibu.
Ibu rindu masa masa itu nak, ibu benar benar rindu.
Kalo sekarang, mana bisa ibu merengek padamu tiap kali kamu pergi berangkat mengejar mimpi mimpimu itu?
Ibu tidak setega itu nak.

Yang bisa ibu lakukan hanya merengek pada waktu, yang terlalu cepat berlalu.

Ibu perlahan menua nak, dan benar benar menua.
Dan mungkin nggak lama lagi Ibu 'pulang' dan nggak bisa bareng bareng lagi sama kamu.
Ibu takut kehilangan kamu nak.

Tapi, ibu nggak pernah takut kamu kehilangan ibu.
Soalnya udah ada temenmu yang bisa peluk kamu.
Udah ada telepon genggam mu yang bisa bikin kamu ketawa tiap hari.
Bisa juga nyanyiin lagu kesukaan mu, yang pasti bukan lagu nina bobo yang biasa ibu nyanyiin waktu dulu.
Foto foto sama temen mu juga bisa, pokoknya banyak yang bisa gantiin ibu nanti.

Cuman satu yang nggak bisa keganti.
Rasa sayang ibu sama anak ibu.
Di tuker sama dunia dan seisinya pun, nggak akan pernah ibu kasih.
Ibu sayang sama kamu nak.
Bener bener sayang.

Ibu cuman minta satu hal sama kamu.
Jadi lah anak yang bisa bikin ibu tersenyum bangga, sekalipun nanti pas ibu udah nggak di samping kamu, sebenernya ibu ada di situ.
Sebelum waktu itu tiba, ibu pengen bisa sama sama lagi sama kamu, bercanda sama kamu, ngobrol sama kamu, dengerin curhatan kamu, dan apapun itu, hargai waktu sama ibu mu ini nak.
Nggak akan lama kok, jatah waktu ibu sudah hampir habis, paling tinggal beberapa lama.

Setelah itu kamu bisa bebas dari omelan ibu yang nggak pernah kedengeran merdu di telinga kamu, kamu nggak perlu denger lagi nasehat ibu yang mungkin kadang bikin sakit perasaan kamu, yaa mungkin hidup kamu akan jauh lebih bebas kalo ibu udah nggak ada hehe.
Nggak ada lagi yang ngelarang kamu pergi sampe larut malam, soalnya udah nggak ada yang cemasin kamu.
Sekalipun ibu tahu, di tiap malam kecemasan ibu menunggu kepulangan mu, kamu sedang asik seru seruan bareng temen temenmu, dan mana sempat kamu mengingat ibu. Nggak apa apa nak, pulang dengan selamat saja sudah jauh lebih dari cukup buat ibu.

Sebentar, itu hapus dulu air matanya, abis itu baca lagi surat dari ibu .
Ibu nggak mau ngeliat anak ibu sedih begitu.
Malu tau kalo temen mu tau, kamu nangis cuman gara gara nginget ibu.
Bukan nginget mantan.

Ibu pengen minta waktu kamu sedikit aja nak, kalo perlu ibu beli deh waktu ibu sama kamu.
Sekarang ini bukan materi yang ibu butuhin, uang ibu udah cukup, malah bisa buat biaya kamu.
Tapi rasanya, waktu kamu terlalu mahal, sampai sampai nggak bisa ibu beli.

Ibu pengen minta peluk kamu, sedikit aja, takutnya ibu terlalu tua, bahkan nggak sempet lagi meluk kamu buat yang terakhir kalinya.
Makanya, ibu tulis surat ini biar kamu baca, dan ibu harap setelah ini kamu tinggalin dulu kesibukkan kamu.
Terus kalo kamu lagi ada di deket ibu, peluk ibu yah nak, ibu rindu pelukanmu.

Tapi kalo kamu lagi nggak ada di deket ibu, mungkin kamu bisa tanya ibu hari ini masak apa, siapa tau ibu nanti jadi pengen masak makanan kesukaan kamu itu hehe. Oh iya, tadi bapak pas tau ibu mau tulis surat ini, dia titip salam ke kamu.

Kata bapak : 'kamu boleh lupa sama bapak sama ibu nak, tapi jangan sampai kamu lupa sama yang di atas sana, bapak takut di sangka nggak bisa ngedidik kamu dengan baik nak, nanti bapak ibumu ini ikut tanggung jawabin dari apa yang kamu perbuat'. Iya, singkat padat jelas, khas bapakmu.

Yasudah, cukup surat dari Ibu yaa.
Ibu lupa belum masak buat makan hari ini.
Makasih banget udah baca surat yang jadi curahan hati ibu.
Ibu titip surat ini lewat temen mu, soalnya ibu ragu mau kasih langsung ke kamu.

Ibu sayang kamu nak.

-ibumu-