SEMARANG – Produsen televisi rakitan ilegal beromzet belasan juta rupiah per bulan di Desa Jatikuwung, Kecematan Gondangrejo, Kabupten Karangayar ditangkap aparat Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng.

Dari tempat usaha perakitan sekaligus reparasi Haris Elektronik milik MK (41) tersebut, petugas menyita 146 televisi, 1.020 tabung televisi, 525 casing, 15 televisi rusak, dus, mesin bor, tiner, dan berbagai perangkat lain untuk merakit televisi. Polisi masih merahasikan identitas lengkap tersangka untuk pengembangan kasus.

Kabid Humas Polda Jateng Kombes Alloysius Liliek Darmanto mengatakan, MK yang sudah ditetapkan menjadi tersangka itu terbukti merakit televisi dari barang bekas, tanpa izin resmi, dan memasarkan produknya di pasaran.

Tersangka, menurutnya, melanggar Pasal 120 juncto Pasal 53 ayat 1 huruf b Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian karena memproduksi dan mengedarkan barang yang tidak memenuhi SNI, spesifikasi, dan pedoman tata cara wajib bidang industri.

Ancaman pidananya 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 3 miliar. “Tersangka tidak menggunakan merek terkenal, tetapi membuat sendiri seperti Veloz, Maxreen, Zener, dan Vitron,” ungkapnya dalam gelar perkara di Ditreskrimsus Polda Jateng, Selasa (17/3).

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng Kombes Djoko Purbo Hadijoyo menambahkan, dari hasil pemeriksaan, praktik tersebut sudah dilakukan tersangka dalam dua tahun terakhir. Hal itu dilakukan di tempat usaha repasasi elektroniknya secara bertahap dan tanpa panduan siapa pun. ”Tersangka hanya lulusan SD dan praktik itu dilakukan otodidak,” ujarnya.

Berbasis Order

Dalam sepekan, tersangka dapat merakit belasan unit televisi tabung dengan ukuran 14-17 inch sesuai pesanan. Caranya, tahap awal dia membeli tabung dari pengepul barang bekas elektronik dan merakitnya. Kemudian, dia membeli casing dan remote yang dijual di pasaran.

Setelah lengkap dan televisi berfungsi, tersangka memasukkannya ke dalam kemasan. “Untuk kemasan, tersangka memesan kardus sesuai merek televisi buatannya,” tandasnya.

Barang-barang elektronik itu kemudian dititipkan ke toko-toko atau langsung diambil pemesan. Dalam satu bulan, tersangka mendapat keuntungan Rp 11,7 juta.

Sementara itu Kasubdit Bidang Industri Perdagangan dan Asuransi (Indagsi) Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng AKBP Juli Agung Pramono mengatakan, pihaknya masih mengembangkan kasus tersebut, termasuk membidik tempat usaha lain yang diduga melakukan praktik serupa. MK masih menjalani pemeriksaan, meski belum ditahan. (K44,H74 – 61)
sumber : http://berita.suaramerdeka.com/smcet...gal-ditangkap/

SEMARANG, suaramerdeka.com – Sebanyak seratus empat puluh enam (146) unit televisi tabung rakitan, berhasil diamankan Ditreskrimsus Polda Jateng dari seorang tersangka berinisial M-K, 41 tahun, warga Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Selasa (17/3).

Dari tangan tersangka, selain 146 tv berbagai ukuran dan merk, puluhan tabung dan kardus yang digunakan untuk mengkemas, dan juga puluhan peralatan yang digunakan untuk merakit televisi.

Perusahanan perorangan elektronik televisi bernama HARIS ELEKTRONIK, di Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, milik Tersangka M-K, memproduksi piranti elektronik dengan cara merakit kembali bahan bekas tabung komputer ukuran 14 inch dan 17 inch, yang kemudian diberi komponen elektronik atau mesin televisi untuk nantinya dikemas dalam kardus dan siap untuk diedarkan ke pasaran.

Sebelum diedarkan, puluhan unit televisi tabung dioperasikan terlebih dahulu antara 1 hingga 2 jam hingga televisi menyala dengan normal. Produk yang telah berhasil dirakit, kemudian diberi casing dan dikemas untuk selanjutnya diedarkan.

“Limbah tabung komputer itu dikumpulkan dari pengepul. hasil dari limbah komputer tersebut kemudian dirakit kembali menjadi sebuah unit televisi. Dihimbau kepada masyarakat, untuk membeli elektronik yang berkualitas, karena ada uang ada barang dan pastinya dapat elektronik yang berkualitas. Kualitas elektronik rakitan tersangka dijamin satu tahun, karena rumusnya tersangka yang tahu,” ujar Djoko Purbohadijoyo, Dirreskrimsus Polda Jateng.

Dalam sehari perusahanan tersebut dapat memproduksi 30-40 unit televisi. Televisi rakitan tersebut, diedarkan di wilayah Solo, Madiun, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Keuntungan perharinya bilamana televisi rakitan tersebut dapat terjual, mencapai Rp 450.000,- hingga dalam sebulan mendapat untung sekitar Rp 11.700.000,-.

Tersangka akan dijerat dengan pasal berlapis, pasal 120 Jo pasal 53 ayat 1, pasal 106 no 7 tahun 2014, serta pasal 62 ayat 1. Dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
(Edo Gama Nuari/CN41/SMNetwork)
sumber : http://berita.suaramerdeka.com/ratus...sil-diamankan/

SEMARANG – Berbekal keahlian dalam memperbaiki dan mengotak- ngatik elektronik, seorang pria berinisial MK (41) warga Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, nekat merekondisi televisi rusak untuk dijual lagi. Bahkan, pria tamatan sekolah dasar (SD) ini sanggup meraup keuntungan Rp 11 juta per bulan dari bisnis ilegal tersebut.
Ia pun terpaksa diamankan aparat Reskrimsus Polda Jateng yang berhasil mengendus aksinya itu. MK ditangkap karena melanggar pasal 120 juncto pasal 53 ayat 1 huruf b Undang-undang RI No.3 tahun 2014 tentang perindustrian karena memproduksi dan mengedarkan barang tidak memenuhi SNI, spesifikasi, dan pedoman tata cara yang diberlakukan secara wajib di bidang industri dengan ancaman pidana 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp 3 miliar.
“Selain itu, pelaku juga bisa dijerat pasal 106 Undang-undang RI No 7 tahun 2014 tentang perdagangan karena tidak memiliki izin dan juga melanggar pasal 62 ayat 1 juncto pasal 8 ayat 1 undang-undang RI no.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen,” kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol A Liliek Darmanto, di Dit Reskrimsus Polda Jateng, Selasa (17/3).
Saat ditangkap, lanjut Liliek, MK kedapatan membuka usaha reparasi “Haris Elektronik”, namun di dalamnya juga untuk memproduksi televisi yang tabung layarnya berasal dari monitor komputer yang tidak terpakai.
Bahkan, lulusan SD tersebut mampu memproduksi 30 sampai 40 unit televisi dalam sehari dibantu 8 karyawannya. “Satu hari keuntungannya Rp 450 ribu dan satu bulan bisa mencapai Rp 11,7 juta,” beber Liliek.
Sementara, tersangka membuat label sendiri untuk tv rakitannya, seperti Veloz, Maxreen, Zener, dan Vitron. Untuk casing ia membeli baru, sedangkan perangkat elektronik di dalamnya didapat dari pengepul barang-barang bekas.
“Dua tahun lalu dia memasarkan ke toko-toko, belakangan, toko-toko yang pesan. Kalau order banyak dia merakit banyak. Keuntungan tidak lebih dari Rp 100 ribu satu televisi, modal satu televisi antara Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu, tabung bekasnya itu beli antara Rp 50 ribu,” imbuh Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng, Kombes Pol Djoko Purbohadijoyo. (yas)
sumber : http://metrosemarang.com/pria-tamata...s-tv-rekondisi