- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
bukti kalo orang indonesia sangat sensitif


TS
Abc..Z
bukti kalo orang indonesia sangat sensitif
misalnya kalo gw bilang orang indonesia pada sensitif semua (disindir,diomongin, dibecandain malah ngamuk sama dianggap pencemaran nama baik)pada setuju gak lu pade? karena gw dapet bukti buktinya nih
nih gw kasih contohnya
Kata-kata Ahok Ini Bikin Anggota DPRD Sakit Hati
http://bangka.tribunnews.com/2015/03...prd-sakit-hati
BANGKAPOS.COM, JAKARTA — Laporan kepada polisi yang dibuat oleh tujuh orang anggota DPRD DKI terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama didasarkan pada kata-kata Basuki di media masa sepanjang konflik antara DPRD DKI dan Gubernur DKI beberapa waktu terakhir.
Lantas, kata-kata apa saja yang membuat para wakil rakyat Jakarta sakit hati hingga melaporkan Basuki ke polisi?
"Kata-kata Ahok yang bilang oknum DPRD perampok, oknum DPRD maling, adanya dana siluman, uang rakyat dirampok, kata-kata itu yang membuat anggota DPRD sakit hatinya," ujar kuasa hukum anggota DPRD DKI, Razman Nasution, di Bareskrim Mabes Polri pada Rabu (11/3/2015).
"Jangankan anggota DPRD, nyamuk saja yang dengar pernyataan Ahok bisa marah," lanjut Razman.
Terlepas dari benar atau tidaknya pernyataan Basuki, Razman menilai, kata-kata tersebut tak pantas keluar dari mulut seorang pemegang kekuasaan tertinggi di Ibu Kota. Kata-kata itu terkesan menuduh, membabi buta, dan sama sekali tidak memiliki dasar hukum yang jelas.
"Kalau Ahok itu fair, tidak usahlah dia 'cuap-cuap' di media massa. Cukup lapor polisi saja," lanjut Razman.
Razman mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan rekaman video Ahok di media sosial YouTube dan sejumlah salinan berita pernyataan Ahok dari media online. Hal ini akan dijadikan bukti untuk menjerat Ahok ke ranah hukum pidana.
Laporan tujuh anggota DPRD DKI itu teregister dengan Nomor LP TBL/168/III/2015/Bareskrim tertanggal 11 Maret 2015. Mereka menyangka Ahok dengan pasal fitnah dan pencemaran nama baik melalui media massa sebagaimana dimaksud Pasal 310, 311, 317, 318 KUHP, dan Pasal 27 ayat (3), Pasal 207 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Lulung: Jangan Dong di Ruang Publik Mencaci Maki Kita Koruptor
http://megapolitan.kompas.com/read/2....Kita.Koruptor
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD Jakarta Abraham Lunggana atau Lulung menjelaskan soal kericuhan di Kementerian Dalam Negeri dalam konferensi pers di lantai 10 Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015) sore.
Sedikit melenceng dari topik jumpa pers, Lulung justru mencurahkan isi hatinya (curhat).
"Jangan dong menunjuk-nunjuk orang. Dia di ruang publik mencaci maki kita koruptor. Kami ini punya keluarga yang hidup di tengah masyarakat," kata Lulung.
Curhat Lulung tersebut mengacu pada pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang mengatakan adanya indikasi korupsi terhadap sejumlah oknum anggota Dewan beberapa waktu lalu.
Selain itu, Lulung meminta media bisa lebih berimbang dalam pemberitaan terkait fakta dan kebenaran.
"Dia men-judge kita sembarangan. Ini pelanggaran hukum. Pelanggaran etika. Ayo bela kebenaran. Bestari sudah diancam tadi. Ketika usulan angket dicabut Nasdem, dia ngomong enggak perlu dicabut. Gila enggak itu," ujarnya.
Sebelumnya, Ahok memastikan proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap berjalan meskipun Partai Nasdem menarik hak angket.
Menurut dia, upaya DPRD untuk menyelipkan anggaran siluman senilai Rp 12,1 triliun ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI tidak dapat disepakati.
Basuki menjelaskan alasannya mengapa baru sekarang ini ia melaporkan kasus penyalahgunaan APBD sejak tahun 2012 lalu.
Basuki mengatakan, penyalahgunaan anggaran tahun-tahun sebelumnya kebanyakan membuat pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) masuk ke dalam jeruji besi.
Sementara itu, oknum DPRD terbebas dari tuduhan penyalahgunaan anggaran. Karena tidak menggunakan e-budgeting saat menyusun anggaran, banyak anggota DPRD yang berkelit tidak terlibat dalam penyalahgunaan anggaran. [Baca: Ahok: DPRD Ajak Saya Main Koboi dan Sudah Cabut Pistol]
Sindir Dinasti Atut, SBY Dituding Serang Golkar
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...-Serang-Golkar
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar, Indra Jaya Piliang, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan dua instrumen untuk menyerang partainya. Pertama, kasus tertangkapnya Akil Mochtar oleh KPK serta politik dinasti Ratu Atut Chosiyah di Banten.
"Agak aneh, bagaimana Presiden menggiring opini, memarjinalisasi Partai Golkar," kata Indra dalam diskusi Polemik Sindo Radio di Cikini, Sabtu, 12 Oktober 2013. Dia mengingatkan SBY bahwa dia menjadi ketua umum yang sekretaris jenderalnya adalah putranya sendiri, Edhie Baskoro Yudhoyono. "Jabatan ini (Ibas), bukan pemilihan tetapi penunjukkan," kata dia.
Dia melihat reaksi SBY saat Akil tertangkap yang langung mengumpulkan kepala lembaga tinggi negara. Menurut Indra, tidak ada satu pun kepala lembaga tinggi itu berasal dari Golkar. Dari bahasa tubuh yang dikeluarkan SBY, Indra menilai, terlihat Ketua Umum Demokrat ini menunjukkan kegeraman kepada Partai Golkar.
Indra mengatakan, pernyataan SBY terkait dinasti politik Ratu Atut bukan dihembuskan dalam kapasitas sebagai Presiden, melainkan Ketua Umum Demokrat. Menurut Indra, ada upaya memanfaatkan dan mengumbar kekuasaan untuk kepentingan Demokrat. "Ada upaya untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokrat," kata dia.
Indra mengatakan, SBY seharusnya bisa membedakan posisi dirinya sebagai seorang presiden dan ketua umum partai. Menurut dia, presiden seharusnya bisa berkomentar tidak emosional terkait dengan politik dinasti ini. Indra menyindir ihwal dukungan SBY saat pemilukada Pacitan. Selain itu, ada banyak keluarga SBY dan Ani Yudhoyono yang maju sebagai caleg pada Pemilu 2014. "Ini seperti memercik air di dulang," kata dia.
nih gw kasih contohnya
Quote:
Kata-kata Ahok Ini Bikin Anggota DPRD Sakit Hati
http://bangka.tribunnews.com/2015/03...prd-sakit-hati
BANGKAPOS.COM, JAKARTA — Laporan kepada polisi yang dibuat oleh tujuh orang anggota DPRD DKI terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama didasarkan pada kata-kata Basuki di media masa sepanjang konflik antara DPRD DKI dan Gubernur DKI beberapa waktu terakhir.
Lantas, kata-kata apa saja yang membuat para wakil rakyat Jakarta sakit hati hingga melaporkan Basuki ke polisi?
"Kata-kata Ahok yang bilang oknum DPRD perampok, oknum DPRD maling, adanya dana siluman, uang rakyat dirampok, kata-kata itu yang membuat anggota DPRD sakit hatinya," ujar kuasa hukum anggota DPRD DKI, Razman Nasution, di Bareskrim Mabes Polri pada Rabu (11/3/2015).
"Jangankan anggota DPRD, nyamuk saja yang dengar pernyataan Ahok bisa marah," lanjut Razman.
Terlepas dari benar atau tidaknya pernyataan Basuki, Razman menilai, kata-kata tersebut tak pantas keluar dari mulut seorang pemegang kekuasaan tertinggi di Ibu Kota. Kata-kata itu terkesan menuduh, membabi buta, dan sama sekali tidak memiliki dasar hukum yang jelas.
"Kalau Ahok itu fair, tidak usahlah dia 'cuap-cuap' di media massa. Cukup lapor polisi saja," lanjut Razman.
Razman mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan rekaman video Ahok di media sosial YouTube dan sejumlah salinan berita pernyataan Ahok dari media online. Hal ini akan dijadikan bukti untuk menjerat Ahok ke ranah hukum pidana.
Laporan tujuh anggota DPRD DKI itu teregister dengan Nomor LP TBL/168/III/2015/Bareskrim tertanggal 11 Maret 2015. Mereka menyangka Ahok dengan pasal fitnah dan pencemaran nama baik melalui media massa sebagaimana dimaksud Pasal 310, 311, 317, 318 KUHP, dan Pasal 27 ayat (3), Pasal 207 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Quote:
Lulung: Jangan Dong di Ruang Publik Mencaci Maki Kita Koruptor
http://megapolitan.kompas.com/read/2....Kita.Koruptor
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD Jakarta Abraham Lunggana atau Lulung menjelaskan soal kericuhan di Kementerian Dalam Negeri dalam konferensi pers di lantai 10 Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015) sore.
Sedikit melenceng dari topik jumpa pers, Lulung justru mencurahkan isi hatinya (curhat).
"Jangan dong menunjuk-nunjuk orang. Dia di ruang publik mencaci maki kita koruptor. Kami ini punya keluarga yang hidup di tengah masyarakat," kata Lulung.
Curhat Lulung tersebut mengacu pada pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang mengatakan adanya indikasi korupsi terhadap sejumlah oknum anggota Dewan beberapa waktu lalu.
Selain itu, Lulung meminta media bisa lebih berimbang dalam pemberitaan terkait fakta dan kebenaran.
"Dia men-judge kita sembarangan. Ini pelanggaran hukum. Pelanggaran etika. Ayo bela kebenaran. Bestari sudah diancam tadi. Ketika usulan angket dicabut Nasdem, dia ngomong enggak perlu dicabut. Gila enggak itu," ujarnya.
Sebelumnya, Ahok memastikan proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tetap berjalan meskipun Partai Nasdem menarik hak angket.
Menurut dia, upaya DPRD untuk menyelipkan anggaran siluman senilai Rp 12,1 triliun ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI tidak dapat disepakati.
Basuki menjelaskan alasannya mengapa baru sekarang ini ia melaporkan kasus penyalahgunaan APBD sejak tahun 2012 lalu.
Basuki mengatakan, penyalahgunaan anggaran tahun-tahun sebelumnya kebanyakan membuat pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) masuk ke dalam jeruji besi.
Sementara itu, oknum DPRD terbebas dari tuduhan penyalahgunaan anggaran. Karena tidak menggunakan e-budgeting saat menyusun anggaran, banyak anggota DPRD yang berkelit tidak terlibat dalam penyalahgunaan anggaran. [Baca: Ahok: DPRD Ajak Saya Main Koboi dan Sudah Cabut Pistol]
Quote:
Sindir Dinasti Atut, SBY Dituding Serang Golkar
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...-Serang-Golkar
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar, Indra Jaya Piliang, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan dua instrumen untuk menyerang partainya. Pertama, kasus tertangkapnya Akil Mochtar oleh KPK serta politik dinasti Ratu Atut Chosiyah di Banten.
"Agak aneh, bagaimana Presiden menggiring opini, memarjinalisasi Partai Golkar," kata Indra dalam diskusi Polemik Sindo Radio di Cikini, Sabtu, 12 Oktober 2013. Dia mengingatkan SBY bahwa dia menjadi ketua umum yang sekretaris jenderalnya adalah putranya sendiri, Edhie Baskoro Yudhoyono. "Jabatan ini (Ibas), bukan pemilihan tetapi penunjukkan," kata dia.
Dia melihat reaksi SBY saat Akil tertangkap yang langung mengumpulkan kepala lembaga tinggi negara. Menurut Indra, tidak ada satu pun kepala lembaga tinggi itu berasal dari Golkar. Dari bahasa tubuh yang dikeluarkan SBY, Indra menilai, terlihat Ketua Umum Demokrat ini menunjukkan kegeraman kepada Partai Golkar.
Indra mengatakan, pernyataan SBY terkait dinasti politik Ratu Atut bukan dihembuskan dalam kapasitas sebagai Presiden, melainkan Ketua Umum Demokrat. Menurut Indra, ada upaya memanfaatkan dan mengumbar kekuasaan untuk kepentingan Demokrat. "Ada upaya untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokrat," kata dia.
Indra mengatakan, SBY seharusnya bisa membedakan posisi dirinya sebagai seorang presiden dan ketua umum partai. Menurut dia, presiden seharusnya bisa berkomentar tidak emosional terkait dengan politik dinasti ini. Indra menyindir ihwal dukungan SBY saat pemilukada Pacitan. Selain itu, ada banyak keluarga SBY dan Ani Yudhoyono yang maju sebagai caleg pada Pemilu 2014. "Ini seperti memercik air di dulang," kata dia.
Quote:
Manager Lion Air Ngamuk, Tantang Penumpang Duel
http://news.okezone.com/read/2014/10...penumpang-duel
JAKARTA - Duty Manager Lion Air, Dodi Andiansyah, mengamuk di Terminal 1 A Bandara Soekarno Hatta. Dia menantang penumpang untuk berkelahi, Kamis (16/10/2014) pagi.
Kejadian tersebut diawali protes penumpang kepada petugas Lion Air. Penumpang Lion Air tujuan Jakarta-Yogyakarta protes karena sudah antre untuk check in selama satu jam, malah gagal berangkat.
Seorang calon penumpang, Vidi, mengatakan penumpang Lion Air yang sesuai jadwal berangkat pukul 07.30 WIB, malah disuruh pulang dan diminta kembali besok.
"Penumpang marah, eh Duty Manager-nya malah ngajak berantem. 'Sini maju lu, emang gue takut sama lu'," kata Vidi menirukan pernyataan Dodi Andiansyah ke penumpang.
Vidi mengatakan, petugas Lion Air menyuruh penumpang pulang dengan alasan kursi pesawat untuk ke Yogya baru tersedia besok. Alasan lainnya, petugas Lion mengganggap penumpang yang sudah antre satu jam terlambat.
"Padahal penumpang telat karena antre panjang. Aku ngerasa ini masalah biasa saja, yang luar biasa itu managernya ngamuk ngajak berantem karena penumpang protes. Aku bengong karena enggak nyangka," ungkap Vidi sambil tertawa.
Salah seorang penumpang yang diajak ribut Duty Manager Lion Air adalah Andre. Dia mengaku tak percaya protes penumpang bisa berujung ajakan untuk duel. "Dia ngajakin saya berantem," ungkap Andre kepada Okezone.
Andre mengaku sudah antre check in pukul 06.30 WIB, namun sekira pukul 06.55 petugas Lion Air menutup loket check in dengan alasan sistem sudah tidak menerima data. Para penumpang, termasuk Andre kemudian mendatangi kantor Lion Air di lantai dua Bandara Soekarno Hatta.
"Kita tanya bagaimana solusinya, dia jawab sudah tidak bisa. Solusinya penumpang disuruh berangkat besok. Itu kan solusi yang enggak masuk akal," lanjut Andre.
Dodi Andiansyah tak menerima alasan apa pun yang disampaikan penumpang. Beberapa wartawan yang mengaku ingin meliput kegiatan Ketua KPU di Yogyakarta pun tak dihiraukan oleh Dodi Andiansyah.
"Saya bilang Duty Manager kok begini, tidak bisa memberikan solusi. Kemudian dia ngamuk ngajak berantem," terangnya.
Menurut Andre, emosi sang Duty Manager baru mereda setelah ditenangkan karyawan Lion Air lainnya. "Dia beneran ngajak ribut. Kalau tidak dipisahkan mungkin ribut beneran, bukan cuma adu mulut," kata Andre.
Andre mengatakan, saat ini beberapa penumpang sudah putus asa dan terpaksa pulang ke rumah masing-masing. Rombongan wartawan yang akan meliput di Yogyakarta diberangkatkan dengan pesawat Lion Air sekira pukul 11.00 WIB, setelah menghubungi Direktur Lion Air, Edward Sirait.
http://news.okezone.com/read/2014/10...penumpang-duel
JAKARTA - Duty Manager Lion Air, Dodi Andiansyah, mengamuk di Terminal 1 A Bandara Soekarno Hatta. Dia menantang penumpang untuk berkelahi, Kamis (16/10/2014) pagi.
Kejadian tersebut diawali protes penumpang kepada petugas Lion Air. Penumpang Lion Air tujuan Jakarta-Yogyakarta protes karena sudah antre untuk check in selama satu jam, malah gagal berangkat.
Seorang calon penumpang, Vidi, mengatakan penumpang Lion Air yang sesuai jadwal berangkat pukul 07.30 WIB, malah disuruh pulang dan diminta kembali besok.
"Penumpang marah, eh Duty Manager-nya malah ngajak berantem. 'Sini maju lu, emang gue takut sama lu'," kata Vidi menirukan pernyataan Dodi Andiansyah ke penumpang.
Vidi mengatakan, petugas Lion Air menyuruh penumpang pulang dengan alasan kursi pesawat untuk ke Yogya baru tersedia besok. Alasan lainnya, petugas Lion mengganggap penumpang yang sudah antre satu jam terlambat.
"Padahal penumpang telat karena antre panjang. Aku ngerasa ini masalah biasa saja, yang luar biasa itu managernya ngamuk ngajak berantem karena penumpang protes. Aku bengong karena enggak nyangka," ungkap Vidi sambil tertawa.
Salah seorang penumpang yang diajak ribut Duty Manager Lion Air adalah Andre. Dia mengaku tak percaya protes penumpang bisa berujung ajakan untuk duel. "Dia ngajakin saya berantem," ungkap Andre kepada Okezone.
Andre mengaku sudah antre check in pukul 06.30 WIB, namun sekira pukul 06.55 petugas Lion Air menutup loket check in dengan alasan sistem sudah tidak menerima data. Para penumpang, termasuk Andre kemudian mendatangi kantor Lion Air di lantai dua Bandara Soekarno Hatta.
"Kita tanya bagaimana solusinya, dia jawab sudah tidak bisa. Solusinya penumpang disuruh berangkat besok. Itu kan solusi yang enggak masuk akal," lanjut Andre.
Dodi Andiansyah tak menerima alasan apa pun yang disampaikan penumpang. Beberapa wartawan yang mengaku ingin meliput kegiatan Ketua KPU di Yogyakarta pun tak dihiraukan oleh Dodi Andiansyah.
"Saya bilang Duty Manager kok begini, tidak bisa memberikan solusi. Kemudian dia ngamuk ngajak berantem," terangnya.
Menurut Andre, emosi sang Duty Manager baru mereda setelah ditenangkan karyawan Lion Air lainnya. "Dia beneran ngajak ribut. Kalau tidak dipisahkan mungkin ribut beneran, bukan cuma adu mulut," kata Andre.
Andre mengatakan, saat ini beberapa penumpang sudah putus asa dan terpaksa pulang ke rumah masing-masing. Rombongan wartawan yang akan meliput di Yogyakarta diberangkatkan dengan pesawat Lion Air sekira pukul 11.00 WIB, setelah menghubungi Direktur Lion Air, Edward Sirait.
Quote:
Diolok-olok, Hakim Sarpin Somasi Khalayak Ramai
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...Khalayak-Ramai
TEMPO.CO, Jakarta - Hakim tunggal yang mengabulkan gugatan praperadilan Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Sarpin Rizaldi, menyampaikan somasi terbuka. Somasi itu ditujukan kepada khalayak ramai yang mengeluarkan komentar negatif atas keputusan dirinya memenangkan Budi Gunawan.
Kuasa hukum Sarpin, Hotma Sitompoel, mendatangi Badan Reserse Kriminal Mabes Polri untuk mengumumkan somasi tersebut. "Tujuan kami adalah agar masyarakat menghormati putusan pengadilan," kata Hotma, Jumat, 13 Maret 2015.
Bila masyarakat tidak setuju dengan putusan Sarpin, Hotma mengimbau supaya keberatan itu disampaikan lewat jalur hukum. "Jangan cuma ngoceh di luar," ucap Hotma. "Bilang bego, bilang bodoh."
Somasi itu terutama ditujukan kepada pejabat maupun mantan pejabat instansi pemerintahan, termasuk pakar hukum yang disebut Hotma telah menyudutkan kliennya. Padahal Sarpin hanya menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya oleh kepala negara.
Sarpin melalui kuasa hukumnya meminta masyarakat yang telah menghina dirinya untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Hotma mengklaim dirinya telah mengumpulkan bukti-bukti penghinaan yang ditujukan kepada hakim Sarpin. Bila dalam waktu tujuh hari permintaan maaf tak disampaikan, "Kami akan lapor ke polisi," kata Hotma.
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...Khalayak-Ramai
TEMPO.CO, Jakarta - Hakim tunggal yang mengabulkan gugatan praperadilan Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Sarpin Rizaldi, menyampaikan somasi terbuka. Somasi itu ditujukan kepada khalayak ramai yang mengeluarkan komentar negatif atas keputusan dirinya memenangkan Budi Gunawan.
Kuasa hukum Sarpin, Hotma Sitompoel, mendatangi Badan Reserse Kriminal Mabes Polri untuk mengumumkan somasi tersebut. "Tujuan kami adalah agar masyarakat menghormati putusan pengadilan," kata Hotma, Jumat, 13 Maret 2015.
Bila masyarakat tidak setuju dengan putusan Sarpin, Hotma mengimbau supaya keberatan itu disampaikan lewat jalur hukum. "Jangan cuma ngoceh di luar," ucap Hotma. "Bilang bego, bilang bodoh."
Somasi itu terutama ditujukan kepada pejabat maupun mantan pejabat instansi pemerintahan, termasuk pakar hukum yang disebut Hotma telah menyudutkan kliennya. Padahal Sarpin hanya menjalankan tugas yang diamanatkan kepadanya oleh kepala negara.
Sarpin melalui kuasa hukumnya meminta masyarakat yang telah menghina dirinya untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Hotma mengklaim dirinya telah mengumpulkan bukti-bukti penghinaan yang ditujukan kepada hakim Sarpin. Bila dalam waktu tujuh hari permintaan maaf tak disampaikan, "Kami akan lapor ke polisi," kata Hotma.
0
7.1K
Kutip
73
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan