- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Desa unik dan aneh di Indonesia


TS
bintangsongo
10 Desa unik dan aneh di Indonesia






Semoga bermanfaat.......................
Quote:
Quote:
1. Desa Tanpa Kasur
Dusun kasuran adalah salah satu dusun yang yang ada di desa margodadi kecamatan sayegan, sleman. Sepintas emang gak beda sama dusun yang laen gan, tapi satu hal yang membedakan adalah mayoritas penduduknya gak tidur diatas kasur.
Tradisi ini udah berlangsung turun-temurun sejak jaman nenek moyang, dan gak cuma ditaati oleh orang-orang yang udah sepuh, tapi juga orang-orang muda dan anak-anak. Meyoritas warga tidur hanya beralaskan tikar atau dipan yang gak ada kasurnya.
Quote:

Kebiasaan ini tentunya bukan tanpa alasan, mitosnya aturan agar warga gak tidur diatas kasur merupakan perintah dari Sunan Kalijaga. Dusun ini dulunya emang pernah disinggahi Sunan Kalijaga ketika melakukan perjalanan untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Kalijaga berjalan dari Godean menuju arah utara, antara lain melewati Dusun Grogol dan Tuksibeduk. Sampai di Kasuran sekitar pukul 13.00-14.00 Sunan Kalijaga merasa sangat lelah. Kemudian dia meminta salah satu warga agar menggelarkan kasur untuk istirahat.
Ketika akan melanjutkan perjalanan, Sunan Kalijaga berpesan agar warga jangan sekali-kali tidur diatas kasur. Pesan tersebut masih dilaksanakan sampe sekarang, bukan hanya buat penduduk asli tapi juga buat penduduk baru.
Quote:
Quote:
2. Desa Tanpa Air Bersih
Lebih dari 40 tahun warga Pedukuhan Wangon, Desa Kubangsari, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, hidup tanpa air bersih. Mereka merasa hidup tak layak di negera merdeka. Desa yang berpenduduk lebih dari 2.255 jiwa ini hidup tanpa air bersih.
Air bersih bagaikan barang langka yang sulit didapat. Sementara pemerintah daerah seolah menutup mata terhadap kesulitan warganya itu. Konon katanya, desa ini kena kutukan karena ada seorang nenek nenek yang meminta air minum ke warga desa tapi ga ada yang ngasih. Pemerintah ingin segera membangun sumur bor untuk mendapatkan air bersih, sayangnya hasilnya pun sia-sia.
Quote:


Quote:
Quote:
3. Desa Kepiting
Sebuah perkampungan yang warganya mengalami kelainan fisik ditemukan di Dusun Ulutaue, Desa Mario, Kecamatan Mare, Bone, Sulawesi Selatan. Di sana, puluhan penduduknya menderita kelainan di jari kaki dan tangan. Mulai dari lanjut usia hingga bawah lima tahun, jari-jari mereka terbelah menjadi dua hingga mirip capit kepiting.
Quote:


Pantauan SCTV, Senin (7/2) di Dusun Ulutaue, baik anak-anak maupun dewasa memiliki jari terbelah dua dan terkadang hanya memiliki tiga ruas jari. Alhasil, jika difungsikan, jari mereka mirip dengan kepiting. Fenomena tersebut mereka anggap sebagai kutukan bagi mereka yang berasal dari garis keturunan yang sama.
Kendati demikian, mereka tak pernah malu dengan warga kampung lain. Bahkan hal ini sudah menjadi hal biasa seperti takdir mereka. Bisa jadi, keanehan tersebut terjadi lantaran asupan gizi yang kurang sejak usia dalam kandungan. Maklum, pekerjaan mereka sehari-hari hanyalan nelayan. Ironisnya, hingga sekarang belum satu pun tim medis atau pemerintah setepat meneliti bahkan mengobati para penduduk di kampung itu.
Akibat keanehan pada jari-jari mereka, sebagian warga kampung lain ada yang merasa jijik bergaul dengan mereka. Tak hanya itu, perkampungan mereka pun diberi sebutan 'Kampung Manusia Kepiting' oleh warga setempat.
Quote:
Quote:
4. Desa Keterbelakangan Mental
Sebanyak 445 warga di tiga desa yakni Desa Patihan, Pandak, dan Sidoharjo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mengalami keterbelakangan mental atau idiot. Kondisi ini diyakini sudah terjadi sejak 1970-an. Saat itu terjadi kemarau berkepenjangan di lereng perbukitan Rajekwesi yang menjadi awal malapetaka kemiskinan.
Quote:


Kepala Desa Karang Patihan Daud Cahyono menuturkan, sejak kemarau menerjang, kondisi desa di sekitar perbukitan menjadi tandus dan berkapur. Tak sedikit warga yang kekurangan gizi, kekurangan iodium, sehingga menyebabkan kebodohan.
Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo Iman Sukmanto membenarkan hal tersebut. Menurut dia, salah satu penyebab keterbelakangan mental ratusan warga adalah kekurangan iodium yang banyak terdapat pada garam atau kecap. Untuk menghindari agar kasus idiot tidak berlanjut, Pemkab dan Dinkes Ponorogo terus melakukan sosialisasi perbaikan gizi kepada masyarakat, termasuk pembagian garam iodium gratis kepada seluruh warga.
Diharapkan generasi baru di kawasan tersebut tidak lagi mengidap keterbelakangan mental.
Pengidap idiot parah yang sudah berusia lanjut dan tidak bisa beraktivitas sama sekali, Pemkab berencana memberikan santunan berkala sampai penderita habis.
Quote:
Quote:
5. Desa Teletubbies
Dari kejauhan terlihat seperti kumpulan telur angsa raksasa. Entahlah, tapi itu yang aku rasakan ketika menginjakkan kaki di Dusun Ngelepen, Desa Sumberharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Sebuah dusun unik yang tipe rumah warganya seragam dengan bentuk mblenduk-mblenduk (bulat sempurna).
Quote:


Sangat Lucu dan unik memang, letak dusun yang berada di kawasan pedesaan tradisional berpadu kontras dengan bentuk bangunan kontemporer. Sekilas mirip perkampungan Hobbit di film The Lord of the rings. Secara akademis sih dikatakan sebagai rumah domes, tapi oleh warga sekitar lebih familiar dengan sebutan rumah Teletubbies, sebuah tayangan anak-anak yang pernah popular di awal tahun 2000-an.
Jadi jangan heran jika anda akan kesulitan menemukan letak dusun ini jika menanyakan dengan nama rumah domes. Nama Rumah Teletubbies jauh lebih dikenal disini, warga setempat pun lebih bangga mengakui sebagai warga kampung Teletubbies. Nampaknya labeling masyarakat telah berjalan layaknya marketing alami disini.
Quote:
Quote:
6. Desa Pemakan Tanah
Di Tuban, sebuah desa di provinsi Jawa Timur Indonesia, tanah digunakan untuk membuat "ampo" snack krim yang dipercaya sebagai obat.
Quote:

Menurut Rasima, pembuat ampo di Tuban, tidak ada resep khusus untuk membuat snack yang aneh ini. Semua yang dia lakukan adalah mencari tanah yang bersih, bebas kerikil, di sawah-sawah di desa itu, ditumbuk ke blok yang keras, dengan menggunakan tongkat, dan gulungan mengorek tanah itu, dengan pisau bambu. Gulungan tanah tersebut kemudian dipanggang selama satu jam. Rasima kemudian membawa makanan tersebut ke pasar di desa tersebut, di mana dia mendapatkan sekitar Rp 20.000,-, untuk menambah penghasilan keluarganya.
Tuban adalah satu-satunya desa yang memakan tanah di planet ini. Ada orang, di seluruh dunia, yang menikmati makan pasir, atau kaolin, tapi tidak tanah yang dipanggang. Penduduk desa percaya ampo adalah pembunuh rasa sakit yang alami, dan itu membuat kulit bayi lembut, jika dimakan oleh ibu yang sedang hamil.
rasa ampo tersebut, "tidak ada yang istimewa, rasanya dingin di perutku" kata salah satu penduduk setempat Tuban, yang telah makan ampo, sejak dia masih kecil.
Quote:
Quote:
7. Desa Gigolo
Dengan langkah pasti, seorang anak muda memasuki kamar hotel. Usianya kurang dari 20 tahun, namun profesinya cukup mencengangkan, pelaku seks komersial pria alias gigolo. Kesulitan ekonomi selalu menjadi alasan suburnya ladang kerja para gigolo muda tersebut.
Lantaran penasaran, penelusuran menuju daerah asal para gigolo muda pun dimulai. Dua desa kecil di kawasan Boyolali, Jawa Tengah, menjadi tujuannya. Di Desa Cabean, penduduknya beraktivitas layaknya penduduk desa kebanyakan. Warga bergotong-royong membuat keranjang ayam.
Quote:

Siapa sangka. Begitu senja turun, para pembuat keranjang ayam menjelma menjadi "kucing" alias gigolo. Rata-rata pemuda "desa kucing" merupakan pelajar putus sekolah. Melalui mucikari atau bekerja seorang diri, mereka menjajakan diri di pinggiran jalan. Targetnya, tante girang dan om senang. Terdapat juga salon yang beralih fungsi sebagai tempat mempermak para gigolo.
Warga dan perangkat desa sepertinya tidak mengetahui aktivitas rahasia sejumlah pemuda desa. Terlepas dari itu semua, para pemuda desa pastinya merasa sayang meninggalkan profesinya. Menurut salah seorang pemuda berusia 18 tahun, ia dibayar ratusan ribu rupiah untuk melayani om atau tante yang butuh pijat ekstra. Maksudnya tentu saja pelayanan seks.
Desa lainnya yang menampung para gigolo muda adalah Desa Bakalan. Letaknya di antara Boyolali dan Salatiga. Dengan kamera tersembunyi, tim Sigi memasuki rumah seorang warga yang diduga sebagai kediaman makelar gigolo muda. Rumah itu dikenal sebagai agency model salon. Tak butuh lama bagi seorang makelar menyiapkan "kucing" belianya. Jika harga disepakati, transaksi ditutup dengan hubungan seks di hotel atau lokasi pilihan pelanggan.
"Terus gimana" tanya seorang pelanggan. "Ya maksudnya mesti ngajarin kalo dipegang-pegang...biasa. Tapi kalo main kan belum terlalu tahu," sahut si makelar. Inilah sepenggal percakapan yang direkam tim Sigi dalam traksaksi gigolo di sebuah warung.
Selanjutnya, anak muda desa dibawa ke Semarang. Terdapat sebuah tempat yang kerap disebut-sebut sebagai persinggahan para gigolo, yaitu daerah Pos Ponjolo. Melalui makelar juga para gigolo dikenalkan dengan nuansa kota seperti mal dan pusat perbelanjaan lainnya.
Terbukti, banyaknya remaja lelaki desa yang ingin mencoba dunia esek-esek tidak lepas dari peran makelar yang mendatangi desa mereka. Namun ada juga gigolo yang berani mempromosikan diri sendiri dengan mengirim kode tertentu pada calon pelanggan. Para gigolo ini biasa nongkrong di taman atau kafe. Bahkan, tak sedikit gigolo remaja yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mencari pelanggan.
Kisah sepak terjang seorang pemuda menjadi gigolo pernah diangkat ke layar lebar oleh sutradara Dimas Djayadiningrat. Dalam film berjudul Quickie Express yang dirilis pada 2007, Tora Sudiro memerankan pemuda gigolo yang ingin hidup enak. Gigolo, sulit diberantas bukan berarti harus dibiarkan begitu saja. Harus ada tindakan yang berarti untuk mengurangi jumlah para gigolo. Keberadaan mereka bisa menciptakan kondisi sosial yang kurang sehat di masyarakat.
Quote:
Quote:
8. Desa Hujan
Datanglah pada pagi hari saat berkunjung ke desa ini, karena ketika sore tiba, hujan selalu mengguyur desa sekalipun musim kemarau. Karena penduduk merasa kuatir saat sore tiba, desa ini pun diberi nama Kwatisore.
Quote:

Kwatisore adalah sebuah desa di Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Nabire, Papua. Begitu tiba di muka desa, sebuah dermaga kayu yang kokoh menyambut kedatangan setiap turis yang datang. Inilah pintu masuk Desa Kwatisore.
Nama Desa Kwatisore memang cukup unik, diambil dari "Khawatir Sore". Dinamakan demikian karena setiap sore desa ini selalu diguyur hujan, sekalipun musim kemarau. Unik bukan?
Jalanan yang ada di Desa Kwatisore sangat bersih. Begitupun dengan udara di sana yang begitu bersih bebas polusi. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak ada kendaraan bermotor di desa ini. Jadi, udara terbebas dari polusi asap kendaraan.
Lanjutkan terus perjalanan menyusuri Desa Kwatisore, jejeran rumah yang tersusun rapi akan menambah sedap pemandangan desa ini. Jika berkeliling pada sore hari, desa akan terlihat ramai dengan tawa riang anak-anak yang asyik bermain.
Di malam hari, Desa Kwatisore menjadi sangat gelap gulita. Penerangan begitu minim karena listrik di desa ini masih sangat terbatas. Tapi justru pada malam harilah kehangatan warga desa terasa begitu kental.
Ada satu bangunan yang rutin dikunjungi seluruh penduduk desa pada malam hari. Letaknya tepat di tengah desa. Bangunan ini digunakan penduduk untuk menonton televisi bersama-sama. Di tempat inilah para warga bercengkrama, bertegur sapa. Kebersamaan begitu terasa kental.
Kebanyakan penduduk Kwatisore memiliki pekerjaan sebagai nelayan tradisional. Mereka menggunakan kole-kole (longboat) untuk menangkap ikan. Yang unik dan tak biasa dari desa ini adalah hewan peliharaan penduduk. Beberapa penduduk Kwatisore memelihara rusa dan buaya muara. Hii!
Lebih menariknya lagi, jika menengok ke pekarangan rumah, Anda bisa melihat aneka anggrek khas papua banyak ditanam warga. Rupanya anggrek-anggrek cantik ini diambil langsung oleh warga dari dalam hutan.
Jika ingin berkunjung ke desa ini, sebaiknya datang pada pagi hari. Karena, pada siang hari gelombang perairan Teluk Cendrawasih cukup tinggi.
Quote:
Quote:
9. Desa Terapung
Jayapura - Danau Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, punya 22 pulau mungil yang tersebar di dalamnya. 24 Desa adat mendiami pulau-pulau itu, salah satunya Desa Ayapo yang semua bangunannya terapung di atas air.
Quote:
Jejeran rumah terapung itu mengintip dari kejauhan. Saya mencoba mendekatkan diri ke jendela untuk melihat rupa Desa Ayapo secara lebih jelas. Pada Rabu (10/6/2012) itu, Sentani Lake Tour yang saya ikuti sengaja melewati desa ini. Semakin dekat, semakin terlihat bangunan-bangunan kayu yang berjejer rapi di pinggiran pulau.
Betapa masyarakat Sentani masih menjunjung danau itu sebagai pusat kehidupan. Buktinya, semua rumah di Desa Ayapo menghadap danau alih-alih daratan yang ada di belakangnya. Samuel, nama pemandu Sentani Lake Tour hari itu, mengatakan desa ini memanjang 2 kilometer. Penduduknya sekitar 700 orang.
"Dinding dan tiangnya terbuat dari batang kelapa. Dulu atapnya dari daun sagu, tapi sekarang sudah berganti jadi seng," tambah Samuel.
Walaupun tampak rapuh, rumah-rumah ini sangat kuat. Orang lokal menyebut nama kayu Sua sebagai pondasi rumah itu. Kayu ini punya ketahanan luar biasa. Semakin terkena air, semakin kayu itu tahan lama. Kayu ini juga jadi pondasi jembatan terapung yang menghubungkan satu rumah ke rumah lainnya.
Quote:
Quote:
10. Desa Bebas Asap Rokok
Desa pertama yang ada di Indonesia yang bebas asap rokok dan melarang warganya untuk merokok adalah Nagari (Desa) Sitiung, Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat. Dimana di desa ini telah dilakukan penerapan larangan merokok bagi warganya, bahkan warga yang tertangkap merokok disembarang tempat diberikan sanksi tegas dari desa.
Quote:

Saat ini, penerapan Peraturan Nagari (Desa) telah dilaksanakan oleh Pemerintah Nagari (Desa) dan masyarakat Sitiung dan ini perlu diajukan jempol serta bisa dijadikan contoh bagi desa lain yang ada di Indonesia, dimana pemerintah desa bersama-sama masyarakat memerangi rokok dan bertekad menjadi desa bebas asap rokok.
Dalam hal ini, pemerintah desa bersama Bamus membuat peraturan Desa untuk diterapkan ke masyarakat yakni menjadikan desa Sitiung bebas dari asap rokok dan menetapkan kawasan bebas asap rokok serta memberikan penghargaan kepada masyarakat yang semula merokok dan telah menyatakan tidak merokok lagi.
tambahan gan:
Desa Pasir (desa legung timur, madura)
Quote:
Madura - Setiap traveler pasti mengharapkan adanya kasur sebagai alas tidur saat bermalam di sebuah tempat. Tapi, tidak akan ada kasur bila Anda berlibur dan bermalam di Desa Legung Timur, Madura karena warga desa ini selalu tidur di atas pasir.
Unik. Itulah Indonesia. Negara kita ini memang punya banyak beragam keunikan yang tidak dimiliki oleh negara lain. Salah satu yang unik dan menarik adalah desa 'anti' kasur ini.

Saat Anda traveling ke daerah Madura, Jawa Timur, cobalah berkunjung dan bermalam di desa pesisir utara Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep. Desa Legung Timur, hampir seluruh masyarakat di desa ini bekerja sebagai nelayan.
Sekilas memang tidak ada yang aneh. Anda bisa menghabiskan liburan dengan menikmati kehidupan desa nelayan yang ramah ini. Anda bisa melihat para nelayan pergi melaut, bermain di pantai, atau bersosialisasi dengan kehidupan warga Desa Legung Timur.
Tapi, saat malam tiba Anda akan diberi kejutan khusus oleh si pemilik rumah tempat Anda menginap. Saat masuk ke kamar pelancong tidak akan menemukan kasur kapuk atau spring bed seperti rumah pada umumnya. Ya, di kamar tersebut hanya Anda gundukan pasir yang diratakan atau kolam pasir.
Ini bukan berarti mereka tidak mampu membeli kasur, tapi karena sudah jadi tradisi setempat. Pasir yang dijadikan alas tidur merupakan pasir putih yang diambil dari pesisir sekitar. Penduduk desa juga percaya mampu mengobati sakit rematik. Bahkan, mereka punya kepercayaan kalau melahirkan di atas pasir bisa membuat bayi lebih sehat.
Uniknya lagi, pasir yang digunakan juga tidak lengket di tubuh. Hal ini juga dianggap menjadi keistimewaan tersendiri. Setiap kamar yang ada di rumah tersebut ada sepetak bidang seperti kolam. Pinggiran bidang tersusun dari batu bata. Kemudian, bidang tersebut diisi dengan pasir putih.
Selain di kamar, pasir putih juga banyak tersebar di bagian halaman rumah. Ibu-ibu sekitar juga suka duduk-duduk sambil mengobrol di atas pasir tersebut. Pasir yang digunakan warga sekitar, sudah melewati proses penyaringan agar benar-benar bersih.
Pasir yang digunakan untuk tidur biasa dibersihkan dengan cara diayak setiap pagi dan sore. Penggantian pasir pun dilakukan setahun sekali. Selain di Desa Legung Timur, dua desa lainnya yaitu Desa Dapenda dan Desa Legung Barat.
Unik. Itulah Indonesia. Negara kita ini memang punya banyak beragam keunikan yang tidak dimiliki oleh negara lain. Salah satu yang unik dan menarik adalah desa 'anti' kasur ini.
Quote:

Saat Anda traveling ke daerah Madura, Jawa Timur, cobalah berkunjung dan bermalam di desa pesisir utara Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep. Desa Legung Timur, hampir seluruh masyarakat di desa ini bekerja sebagai nelayan.
Sekilas memang tidak ada yang aneh. Anda bisa menghabiskan liburan dengan menikmati kehidupan desa nelayan yang ramah ini. Anda bisa melihat para nelayan pergi melaut, bermain di pantai, atau bersosialisasi dengan kehidupan warga Desa Legung Timur.
Tapi, saat malam tiba Anda akan diberi kejutan khusus oleh si pemilik rumah tempat Anda menginap. Saat masuk ke kamar pelancong tidak akan menemukan kasur kapuk atau spring bed seperti rumah pada umumnya. Ya, di kamar tersebut hanya Anda gundukan pasir yang diratakan atau kolam pasir.
Ini bukan berarti mereka tidak mampu membeli kasur, tapi karena sudah jadi tradisi setempat. Pasir yang dijadikan alas tidur merupakan pasir putih yang diambil dari pesisir sekitar. Penduduk desa juga percaya mampu mengobati sakit rematik. Bahkan, mereka punya kepercayaan kalau melahirkan di atas pasir bisa membuat bayi lebih sehat.
Uniknya lagi, pasir yang digunakan juga tidak lengket di tubuh. Hal ini juga dianggap menjadi keistimewaan tersendiri. Setiap kamar yang ada di rumah tersebut ada sepetak bidang seperti kolam. Pinggiran bidang tersusun dari batu bata. Kemudian, bidang tersebut diisi dengan pasir putih.
Selain di kamar, pasir putih juga banyak tersebar di bagian halaman rumah. Ibu-ibu sekitar juga suka duduk-duduk sambil mengobrol di atas pasir tersebut. Pasir yang digunakan warga sekitar, sudah melewati proses penyaringan agar benar-benar bersih.
Pasir yang digunakan untuk tidur biasa dibersihkan dengan cara diayak setiap pagi dan sore. Penggantian pasir pun dilakukan setahun sekali. Selain di Desa Legung Timur, dua desa lainnya yaitu Desa Dapenda dan Desa Legung Barat.
____________________________________________________________________ ______________________________________________________________
Tambahan dari kaskuser:
Quote:
Original Posted By qqbanten2000►Desa baduy dalam g masuk gan 
Kalo mandi rambutnya g boleh dibasahin, trus bajunya putih putih smua.. g ada alat2 elektronik disana..

Kalo mandi rambutnya g boleh dibasahin, trus bajunya putih putih smua.. g ada alat2 elektronik disana..
Diubah oleh bintangsongo 10-03-2015 23:23
0
12K
Kutip
51
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan