Sepanjang 2014, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk. (BJBR) membukukan penurunan laba bersih 19,84% menjadi Rp1,1 triliun dari sebelumnya Rp1,37 triliun. Kinerja tersebut tertekan oleh melonjaknya beban bunga sebesar 29,3 persen menjadi Rp4,3 triliun membuat pendapatan bunga bersih justru turun 6,7 persen. Adapun sepanjang tahun lalu BJBR membukukan pendapatan bunga naik tipis 8,1 persen ditengah ketatnya likuiditas perbankan.

Kinerja laba juga tertekan tingginya kerugian transaksi spot dan derivatif pada tahun 2014 sebesar Rp177 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp90 miliar Sementara itu, laba operasional yang diraih BJBR sepanjang tahun lalu juga mengalami penurunan menjadi Rp1,26 triliun dari periode sebelumnya Rp1,61 triliun. Laba bersih periode berjalan mencapai Rp1,1 triliun dari sebelumnya Rp1,37 triliun.

Dari kinerja fungsi intermediasi, kredit yang disalurkan Bank Jabar Banten per akhir Desember 2014 juga meningkat 10,5 persen dan total dana pihak ketiga (DPK) meningkat 15,5 persen. Hal tersebut membuat loan to deposit ratio (LDR) turun hingga 3,4 persen menjadi 93,18 persen. Sedangkan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) kotor juga melonjak menjadi 4,15 persen dari 2,83 persen. Adapun total aset BJBR hingga 31 Desember 2014 mencapai Rp78,15 triliun dari sebelumnya Rp66,72 triliun. Liabilitas mencapai Rp63,1 triliun dari Rp60,05 triliun dan ekuitas Rp7 triliun dari sebelumnya Rp6,5 triliun.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Senin (9/3/15) saham BJBR ditutup turun 0,52% pada level 955 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 960 dan bergerak dalam kisaran 945 – 965 dengan volume perdagangan saham BJBR sempat mencapai 10,2 juta lot saham.

Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham BJBR sejak awal bulan Januari terlihat terus mengalami penguatan dan menyentuh resistance kuat di level 1000 namun saat ini pergerakannya dalam kondisi koreksi terbatas. Indikator MA sudah bergerak sepanjang bolinger band tengah. Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh beli.

Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak naik yang menunjukan pergerakan BJBR dalam tekanan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju BJBR masih akan terkoreksi dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan BJBR. Saat ini level support berada pada Rp820 hingga resistance Rp1000.



sumber