Kaskus

News

ketek..basahAvatar border
TS
ketek..basah
Kisah 16 WNI: Berbohong, Tergiur Gaji Rp 150 Juta di ISIS?
TEMPO.CO, Surabaya – Dua dari 16 warga Indonesia yang dinyatakan hilang di Turki, setelah sebelumnya memisahkan diri dari rombongan dan menolak kembali, diketahui berbohong kepada anggota keluarganya tentang kepergian mereka. Mereka dikhawatirkan bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS).

Satu di antara mereka adalah Salim At Tamimi, 28 tahun, warga Jalan Kalimas Hilir, Surabaya, Jawa Timur. Saidah, sang kakak, mengatakan pihak keluarga tidak tahu bahwa Salim pergi ke Turki dengan menumpang biro perjalanan Smailing Tour dari Jakarta pada 24 Februari lalu. “Sekitar dua pekan lalu, Salim hanya berkata kepada ibunya akan pergi bersama teman-temannya,” kata dia, ketika ditemui, kemarin.

Menurut Saidah, keluarga merasa heran atas hilangnya Salim. Adiknya itu disebutkan bekerja di sebuah perusahan kontraktor dan selama ini dikenal aktif bermain futsal dan basket. Ia juga berbaur dalam pengajian di kampung dan menjalankan ibadah umrah dua tahun lalu.

Jusman Ary Sandy, yang juga dinyatakan hilang, terungkap berbohong ihwal kepergiannya ke Turki. Jusman, yang mengajak istri serta empat anaknya, berpamitan ke Turki dalam tur yang diadakan kantor tempatnya bekerja, yakni sebuah perusahaan pengalengan udang.

“Dia datang ke sini pada 23 Februari pagi lalu,” kata Ita, kakak Jusman, ketika ditemui di rumahnya di Jalan Mojo II, Surabaya. Adapun Jusman dan istrinya, Ulin Isnuri Soejoto, tinggal di Jalan Kedung Sroko, Surabaya. "Mereka pamit akan ke Turki bersama empat anak mereka."

Ita mengatakan anak sulung adiknya itu berusia 17 tahun, sedangkan yang paling kecil masih berusia 10 bulan. "Adik saya dikenal sebagai orang yang sabar. Kalau istrinya, Ulin, baik juga. Ia bercadar sejak sekitar dua tahun lalu," kata dia.

Satu orang lagi warga asal Surabaya yang dinyatakan hilang di Turki adalah Ustman Mustofa Mahdamy, warga Ampel Cempaka. Namun Ketua RT setempat, Harun Said Umar, menyatakan Ustman telah pindah dari alamat itu.

Yang ia tahu, Ustman sehari-hari berjualan buku agama dan baru saja pindah dari Surakarta, Jawa Tengah. “Ia sempat tinggal di sini selama 1,5 tahun. Itu juga sering ke luar kota, jadi yang sering di rumah istrinya," kata Harun.

Dari Surakarta, yang dinyatakan hilang di Turki antara lain Hafid Umar Babher dan Fauzi Umar. Selain berwisata, keduanya berpamitan ke Turki untuk mencari peluang bisnis baru di samping berjualan kain gorden. Hafid pergi dengan mengajak istri serta ketiga anaknya. "Mereka mencari produk-produk herbal yang mungkin bisa didatangkan ke sini," kata M. Arif, kakak Hafid dan Fauzi.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal Anas Yusuf, memastikan hanya tujuh dari 16 warga tersebut yang berasal dari Surabaya. “Enam orang itu masih satu keluarga, serta satu orang lainnya,” kata dia kemarin.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menduga mereka memasuki wilayah Suriah. "Kami belum bisa pastikan, tapi kemungkinan besar gabung ISIS," kata Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Inspektur, Jenderal Arief Dharmawan, Ahad lalu. Menurut dia, jihad atau ikut berperang bukan satu-satunya motif seseorang bergabung dengan ISIS. Menurut kajian BNPT, faktor materi juga menjadi motif kuat seseorang bergabung dengan ISIS.

Menurut Arief, untuk pekerjaan tersebut, ISIS bisa memberikan gaji US$ 2.000-3.000 per pekan atau setara dengan Rp 25-39 juta dalam kurs saat ini. Jika dihitung-hitung, hampir tiap bulan mereka bisa mengantongi duit US$ 8.000-12.000 atau setara Rp 100-150 juta. "Iming-iming uang ini juga menarik orang-orang Australia, Belanda, dan negara Eropa lain bergabung dengan ISIS," kata Arief.


cabut pasportnya, lumayanngurangi penduduk
0
3.9K
45
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan