Pada awal perdagangan Senin pagi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terpantau mengalami penurunan yang luar biasa tajam (9/3). Rupiah dibuka melemah kembali ke atas 13.000 per dollar. Dollar yang kembali menemukan momentum penguatannya telah membuat mata uang dalam negeri tersebut terjerat sentimen negatif.

Dollar AS kembali menguat setelah data dari sektor tenaga kerja di Negeri Paman Sam tersebut menunjukkan perbaikan. Data NFP mengalami peningkatan di bulan Februari dan tingkat pengangguran turun menjadi 5,5 persen.

Rupiah pada perdagangan Kamis kemarin anjlok ke level paling rendah sejak tahun 1998. Dorongan eksternal akibat menguatnya dollar terhadap rival-rivalnya membuat tekanan kuat pada mata uang dalam negeri. Dollar sendiri terangkat naik ke level paling tinggi dalam 11,5 tahun terhadap euro.

Rupiah juga tidak sendirian melemah di tengah kenaikan dollar tersebut. Menurut Gubernur BI Agus Martowardoyo dibandingkan dengan pelemahan mata uang Brasil, Turki dan Afrika Selatan rupiah masih lebih baik.

Hari ini rupiah dibuka pada posisi 12.993,70 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami penurunan sebesar 17,60 poin atau 0,13 persen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan Jumat sore yang ada di level 12.976,00 3per dollar. Saat ini rupiah makin anjlok dan mengincari level terendah yang baru sejak 1998 di posisi 13.045,00 per dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk mengalami penutupan di teritori negatif. Tekanan jual terhadap mata uang dalam negeri sangat besar sehingga kemungkinan hari ini rupiah akan kembali capai kisaran terendah dalam 17 tahun.

Mata uang rupiah hari ini berpotensi mengetes level support pada posisi 13.070 dan 13.120 per dollar. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 13.000 dan 12.950 per dollar.


sumber