Pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terpantau mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan kemarin sore (5/3). Rupiah bergerak anjlok dan mencapai posisi paling rendah dalam lebih dari satu tahun belakangan.

Terpukulnya nilai tukar rupiah terhadap dollar terjadi akibat momentum menguat yang dialami oleh mata uang Negeri Paman Sam tersebut. Mata uang dollar AS sendiri sedang berada dalam momentum menguat sehingga rupiah terpengaruh oleh tekanan eksternal. Dollar mengalami kenaikan setelah berkembang harapan bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu yang lebih cepat dari perkiraan.

Rupiah juga tidak sendirian melemah di tengah kenaikan dollar tersebut. Menurut Gubernur BI Agus Martowardoyo dibandingkan dengan pelemahan mata uang Brasil, Turki dan Afrika Selatan rupiah masih lebih baik.

Dollar sendiri kemarin mencapai posisi paling rendah dalam nyaris 12 tahun belakangan terhadap euro. Potensi kenaikan suku bunga Fed dan bank sentral Eropa yang justru akan menaikkan basis moneter menjadikan pergerakan mata uang dollar naik dengan mantap.

Hari ini rupiah dibuka pada posisi 12.999,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami penurunan sebesar 8,50 poin atau 0,06 persen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan Senin sore yang ada di level 12.990,50 per dollar. Saat ini rupiah makin terpuruk dan berada pada posisi 13.022,00 per dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk mengalami penutupan jauh di teritori negatif. Tekanan jual terhadap mata uang dalam negeri sangat besar sehingga kemungkinan hari ini rupiah akan kembali ditutup di posisi penutupan terendah dalam lebih dari satu tahun belakangan.

Mata uang rupiah hari ini berpotensi mengetes level support pada posisi 13.070 dan 13.120 per dollar. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 12.970 dan 12.920 per dollar.



sumber