Menyimak maraknya pembicaraan tentang dua tersangka kasus balinine dihampir semua portal berita nasional bahkan international. Sampai-sampai berita ini bisa mengalihkan kasus CICAK vs BUAYA (part 3) yang kali ini disutradarai langsung oleh presiden impian kita semua Ir. Joko Widodo. Saya terpaksa harus ikut angkat bicara mengenai ini. Sepakat atau tidak dengan pendapat saya nantinya karena ini jelas dan mutlak pendapat dari nalar liar saya. Sama sekali tidak ada paksaan untuk sepakat dengan pendapat yang apalah artinya saya ini.

Sebagai seorang warga negara yang baik dan selalu mengamalkan pancasila dan undang-undang dasar 45, sudah sewajarnya mendapatkan kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dimuka umum. (bukan disetiap muka khalayak umum mohon jangan diartikan seperti itu, please). Menurut hemat saya, negara kita adalah negara yang sangat demokratis dan egaliter serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam hal ini hak asasi setiap manusia untuk dapat hidup dan berkembang di dunia yang merdeka ini. Peng-eksekusi-an tersangka duet maut (atau sekarang dikenal dengan istilah BaliNine) terlalu berlebihan dan terkesan sebagai pencitraan lembaga hukum di negeri ini. Betapapun tidak keputusan pengadilan ini memunculkan reaksi bermacam-macam baik dari dalam negeri dan luar negeri. Ada yang sepakat dan tidak (yang tidak sepakat diantaranya adalah saya saja di sini).

Seperti yang diutarakan oleh PM Australia Tonny Abbot yang meminta lembaga hukum Indonesia memberikan keringanan kepada warga negara Australia yang tersangkut kasus narkoba. Abbot meminta agar pemerintah Indonesia sedikit memberikan keringanan dengan tidak mengeksekusi mati warga negaranya, mengingat kerjasama yang selama ini terjalin antara kedua negara ini sangat rukun, adem ayem tentrem. Meskipun kerukunan itu hanya muncul dipermukaan saja, sebagai seorang tetangga kita harusnya sadar dan menghormati siapa tetangga kita. Terlebih negara kita termasuk negara yang tidak bisa dikategorikan main-main dalam dunia international. Sebuah negara yang memang dekat dengan negara adidaya Amerika Serikat.

Yang disampaikan Abbot bukan tanpa sebab, karena jasa tetangga kita ini juga sangatlah besarnya untuk negeri tercinta ini. Setiap ada bencana di negeri tercinta ini (terkhusus tragedi Tsunami), yang meskipun sudah sepuluh tahun lebih pada saat itu disaat komunikasi tidak semudah sekarang, tetangga inilah yang menyuarakan kepada dunia international melalui (wikileaksnya) untuk kemudian mengharapkan simpati dan bantuan international melalui PBB (UNICEF) tentunya sang tetangga menjadi penyumbang terbanyak dalam persatuan itu dan negera lain juga mengikuti jejaknya mengingat dia termasuk negara yang cukup disegani dan suaranya cukup didengar di majlis international tersebut. Perihal itulah yang membuat negara kita selalu bisa kembali bangkit dari setiap bencana yang melanda.

Harusnya kita sama-sama insyafi dan menanggapi serius apa yang disampaikan oleh Abbot, permohonan untuk ekstradisi dan diloloskan dari hukuman mati ini juga tidak serta-merta membebaskan si tersangka dari jeratan hukuman kejahatan. Meskipun dia diloloskan hukuman mati, dia tetap menjalani hukuman sebagai seorang pesakitan di dalam bui. Hal yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Perkara mati atau tidaknya yang penting semua urusannya yang berkaitan dengan narkoba dihentikan.



Mati atau tidak itu bukanlah sebuah perkara yang penting, dalam menanggulangi permasalahan narkotika di negeri ini. Meskipun kita sama-sama sadar jika efek yang ditimbulkan dari peredaran narkoba ini sangatlah besar dan sangat mengancam masa depan negeri ini. Namun coba mbok ya sedikit sadar toh cah bagus, eling gus, eling… , masih banyak persoalan hukum dinegeri ini yang masih belum terselesaikan dan efeknya bahkan jauh lebih besar dari narkoba. Jutaan rakyat indonesia yang kelaparan dan terancam mati karena jatah beras murah diketip oleh para preman berdasi. Jutaan putera-puteri kita putus sekolah karena bantuan pendidikan digondol oleh oknum bejat tak bertanggungjawab. Jika hal ini tetap dibiarkan efeknya jauh lebih berbahaya dan teramat sangat merusak ketimbang hanya permasalahan narkoba.

Bayangkan saja jika setiap anak di negeri ini putus sekolah, akses untuk mendapatkan penghidupan yang layak juga akan sulit dan ujung-ujungnya terjerumus ke dalam lubang kegelapan. Di lain sisi kemiskinan sebagai imbas dari hal pokok pertama akan mendekatkan kita menuju kemungkaran, tingkat kriminalitas akan semakin meningkat karena jalan satu-satunya yang bisa dilalui hanyalah itu. Meskipun tidak serta-merta saya menegasikan semua orang miskin akan melakukan hal demikian. Dalam hal ini saya hanya menguatkan sisi kemungkinannya saja.

Semoga apa yang sudah dilakukan oleh negeri ini bisa menjadi gambaran dan bahan refleksi untuk kita semua. Bahwa sesungguhnya apa yang dilakukan bukan semata-mata menjaga gengsi sebagai bangsa yang berdaulat sekaligus punya harga diri, tapi untuk kepentingan generasi bangsa yang terancam oleh bahaya narkoba. Kita juga harus tunjukkan kepada dunia international bahwa kita akan tegas dan tidak main-main dalam menanggulangi masalah korupsi di negeri ini.

Melihat kondisi negeri kita tercinta ini akhirnya lagi-lagi ane sebagai warga negara yang selalu mengamalkan pancasila dan menjunjung tinggi undang-undang dasar 1945 (tidak termasuk amandemennya) mengusulkan sebuah usulan jitu sebagai langkah kongkrit lembaga hukum kita dalam memerangi masalah akut negeri ini. Pokoknya tegakan hukumlah ceritanya,...