Pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS kembali tergerus turun dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan kemarin sore (26/2). Rupiah kemarin mengalami kenaikan mantap disebabkan oleh aksi ambil untung terhadap kenaikan dollar yang sempat mencapai posisi paling tinggi dalam lebih dari satu tahun belakangan.

Mata uang dollar AS sendiri sedang kembali menguat setelah Janet Yellen selaku Gubernur Fed mamberikan sinyal bahwa bank sentral masih akan mempertahankan suku bunga rendah selama beberapa bulan mendatang. Pada pidatonya malam tadi Yellen mengatakan komite suku bunga Fed akan mempertimbangkan kemungkinan peningkatan suku bunga acuan pada rapat bulanannya. Akan tetapi menurutnya kenaikan suku bunga tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Rupiah sendiri juga tertekan disebabkan oleh retreat di bursa saham dalam negeri. Hari ini IHSG tampak mengalami penurunan setelah pada perdagangan kemarin terangkat ke level paling tinggi sepanjang sejarah.

Hari ini rupiah dibuka pada posisi 12.849,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami peningkatan tipis sebesar 7,00 poin atau 0,06 persen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan Rabu sore yang ada di level 12.856,00 per dollar. Saat ini rupiah sedikit turun lagi dari posisi pembukaan yaitu di 12.866,00 per dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk mengalami konsolidasi. Belum dapat dipastikan rupiah akan melanjutkan penurunannya. Jika IHSG memperoleh kesempatan untuk melanjutkan rally rupiah mungkin bisa turut menguat.

Mata uang rupiah hari ini berpotensi mengetes level support pada posisi 12.900 dan 12.950 per dollar. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 12.820 dan 12.800 per dollar.


sumber