PADANG — Pangkalan angkutan kota (angkot) samping kantor balaikota lama, mulai dioperasikan, Senin (23/2) ini. Ini guna menjawab kebutuhan sebuah pangkalan atau terminal yang sudah 10 tahun ‘raib’ di ibukota Provinsi Sumbar ini.

Kepala Dinas Perhubungan Kominfo Kota Padang, Rudy Rinaldi kepada Singgalang, Minggu (22/2) mengatakan, pelaksanaan pengoperasian pangkalan angkot samping kantor balaikota lama Padang ini, merubah jalur satu arah men jadi dua arah. Jalur yang melalui Jalan Imam Bonjol sudah dibuat menjadi dua jalur.

Disebutkannya, dengan hadir pangkalan angkot tersebut arus lalu lintas dan akses keluar masuk Pasar Raya semakin lancar. Bila akses keluar masuk pasar lancar, maka perekonomian pun di pusat pasar tradisional itu, pun bisa semakin baik. Akitivas jual beli pedagang pun akan bergairah.

Dishub Kominfo Kota Padang, sudah melakukan sosialisasi terhadap sopir angkot trayek Gadut-Pasar Raya dan Mato Aia Pasar Raya. Dikatakannya, pangkalan angkot tersebut untuk angkot di antaranya dari jalur Timur dan Selatan seperti angkot Indarung, Teluk Bayur dan Bungus, Kuranji.

Pada Senin ini, katanya, kendaraan pribadi tidak boleh melalui depan kantor balaikota lama dari Imam Bonjol. Dan akan diarahkan belok ke Bundaran Air Mancur, khusus untuk kendaraan pribadi saja. Sementara angkutan umum belok kanan arah ke Polresta Padang menuju pangkalan.

“Sosialisasi sudah kita lakukan lebih dari seminggu, koordinasi kita sudah matang. Mudah-mudahan pada Senin tidak ada halangan lagi,” katanya.

Terkait parkir yang berada mulai dari depan Polresta Padang hingga depan balaikota lama, yang berlapis dijadikan satu lapis dan dipindahkan ke jalur angkot yang lama di depan eks Matahari Departmen Store hingga depan Toko Serba Lima Ribu.
“Di depan balaikota lama hingga Polresta, tidak boleh lagi ada kendaraan parkir, yang berlapis-lapis,” jelasnya.

Sopir angkot jalur tersebut menyambut baik adanya pang kalan angkot di pasar pusat Kota Padang ini. Karena, sudah lebih dari 10 tahun pangkalan angkot tidak ada lagi ada.

Menurut Hendri, sopir angkot jurusan Gadut, di Kota Padang ini satu-satunya kota pusat ibukota yang tidak mempunyai pangkalan angkot.
Tak hanya Hendri, sopir lain Ucok mengatakan, selama ini di Pasar Raya Padang banyak sekali pungutan-pungutan yang harus dibayar oleh sopir. Ketika penumpang sepi pungutan itu bisa memi cu perselisihan. “Kalau kita membangkang, nanti tidak bisa lewat. Dengan adanya pangkalan angkot ini kita berharap pungutan berkurang,” ujarnya. (103)
-
sumber: http://hariansinggalang.co.id/pangka...-dioperasikan/
-

tidak lama lagi , angkot sdh tidak sesuai dg kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
rasa haus warga kota akan angkutan yg aman, nyaman, berkelas harus segera dipenuhi.
Padang sudah harus punya masterplan tram.
spt pepatah China mengatakan "jika ingin kaya, buatlah jalan"