Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mikheyAvatar border
TS
mikhey
NIF-CA,, SISTIM ANTI UDARA TERBARU US NAVY
NIF-CA
THE US NAVY’S NEW COUNTER-AIR SYSTEM

Pada bulan Oktober 2014, AL US merencanakan untuk memperkenalkan sistim peperangan udara pada area yg besar, dinamakan NIF-CA (Naval Integrated Fires-Counter-Air).
NIF-CA adalah turunan dari sistim jaringan seperti CEC (Cooperative Engangement Capability), mengekploitasi persenjataan baru seperti rudal dengan radar aktif SM-6

NIF-CA berbagi karakter penting dengan sistim jaringan lain.
Terlebih lagi dari indikasi nama yg diberikan, adalah bagian besar dalam menggeser kearah penembakan terintegrasi.
Idenya adalah, daripada mendedikasikan satu platform tertentu untuk satu target, system secara keseluruhan membuat gambaran presisi dari situasi yg ada ( penembakan terintegrasi juga dapat disebut penembakan2 presisi; dimana adalah bagian dari pergeseran kearah peperangan presisi).
Dari gambaran diatas, sistim ini dapat menentukan senjata2 kearah target.
Jika gambaran yg ada tidak cukup, senjata2 dapat diperintah kearah tsb, homing (jika semuanya) pada menit2 terakhir.
Presisi juga berarti jejak2 target dapat endus, tidak hanya oleh satu sumber tertentu, tetapi dengan menggabungkan semua yg didapat oleh sistim.

Pengalaman dengan CEC menunjukkan bahwa dalam penjejakan berbagai sumber AAW akan mendapatkan presisi lebih dari satu sumber (single ship tracking), cukup berbeda dari fakta bahwa dengan banyak sensor akan dapat melihat hambatan2 fisik seperti tersamar oleh daratan.
Banyak pihak mengatakan bahwa NIF-CA mengutamakan sumber2/sources data tertentu, seperti F-35 dan E-2D.
Ini menyesatkan.
Sistim ini mengekploitasi semua yg tersedia padanya.
F-35 dan E-2D adalah bagian2/nodes dalam suatu jaringan.
Pesawat2 itu sangat mampu, tetapi salah jika membayangkan bahwa mereka lebih moderen dari pespur pendahulu yg beroperasi pada basis individu.
Sebagai contoh, ditahun 80an, sangat penting bahwa pespur F-14 Tomcat dapat berfungsi beyond the horizon dari sensor2 Battle Group.
Taktik2 peperangan udara lingkaran terluar memproyeksi F-14 kearah suatu ancaman yg terdeteksi oleh sumber2 luar, seprti penjejak satelit2 yg mengendus emisi IR dari bomber2 Rusia.

F-35B


F-35 bukan F-14. F-35 mempunyai sensor2 yg jauh lebih baik, terutama ESM.
Diatas itu semua, dia adalah sebuah sumber data untuk sistim pertahanan udara terintegrasi pada Battle Group.
F-35 membawa rudal2 AAM, tetapi sistim pertahanan udara terintegrasi keseluruhan diwaktu normal mengontrolnya.
Mereka akan ditugaskan kearah target via jaringan Link 16 yg diasosiasikan dengan Battle Group.
Setelah dekat dengan target, rudal2 akan menggunakan radar aktif miliknya atau IR.
Patut dicatat, penggunaan rudal2 AA dengan (IR atau aktif radar) pengendali umumnya diasosiasikan dengan kebutuhan untuk menyimpan keberadaan dari pespur.
Akan tetapi, pengendus otomatis juga hanya satu2nya cara dimana sistim jaringan dapat menembak target yg banyak.

Hampir sama, E-2D yg lebih kurang sama dengan E-2C terdahulu, yg mempunyai sensor2 lebih banyak dan lebih baik, termasuk radar penjejak yg lebih kuat.
Pesawat ini menjadi lebih berkurang kegunaannya dalam mengontrol pesawat2, yg ditugaskan secara individu2 kearah target.
E-2C masih dapat mengontrol pespur2, tetapi tidak lebih dari sebuah sumber/node dari sistim Battle Group dalam mengontrol pespur2.

Membuat pesawat hanya sebagai nodes dalam sebuah sistim mengangkat pertanyaan menarik.
Aslinya, F-35 mempunyai kemampuan ESM yg banyak untuk meningkatkan keselamatan ketika terbang diatas daerah lawan; idenya adalah sang pilot membutuhkan pengetahuan akan situasi sekeliling yg bagus.
Itu adalah bagian dari cara untuk menyeimbangkan airframe rendah (dipilih karena biaya terbatas).
Sudah seharusnya ada beberapa pertanyaan, sebaik apa seorang pilot manusia dapat mengekploitasi sedemikian banyak data yg pespur biasanya dapatkan.
Banyaknya data tsb menjadi suatu asset penting ketika diintegrasikan kedalam sistim jaringan.
Dalam kasus F-35 yg berada didalam jaringan terintegrasi biasanya tidak ditugaskan banyak untuk menyerang target tertentu melainkan sebagai penutup lubang dari lingkup jaringan sensor2.
Tugas control pespur oleh E-2C menjadi kurang penting.
Lebih lagi, tugas sebagai node dari F-35 membuat tanda tanya akan seberapa penting kontribusi pilot nantinya.
Mungkin dengan endurance yg lebih baik pesawat nir awak UCLASS lebih cocok dalam sistim integrasi Battle Group.

Sistim kerjasama jaringan mungkin mempunyai kemampuan baik terhadap target siluman/stealthy.
Walaupun target seperti itu biasanya sulit terdeteksi, umumnya terlihat (oleh radar) dari beberapa aspek2.
Itu dapat diterima karena pengendusan pesawat siluman oleh radar memperlihatkan hanya beberapa data sekejap, tidak cukup untuk membentuk alur penembakan secara konsisten.
Jika berbagai radar2 dapat mengendus sedikit2 target, dan hasilnya dapat digabungkan, alur target yg dapat digunakan akan dapat terbentuk. Sebuah persenjataan dapat dikendalikan dengan basis informasi ini.
Ide ini, glimpses/data sekejap dapat dan harusnya digabungkan dimasa CEC, tetapi NIF-CA menggunakan ide ini lebih jauh.
Aspek berbagai sensor2 dari NIF-CA adalah jawaban lain melawan siluman; pesawat siluman didisain untuk mengalahkan radar atas keterbatasan bandwith.
Radar2 ber frekwensi rendah dimana mereka biasanya tidak dapat ditembus mempunyai pancaran yg lebih lebar, sehingga tidak dapat memberikan data yg berkualitas pada control penembakan.
Akan tetapi, jika suatu radar menempatkan suatu target siluman didalam suatu area yg sering dinamakan box/kotak, data buruk yg diberikan oleh radar2 lain yg lebih presisi dapat diperbaiki datanya. Adalah satu hal untuk mencoba mendeteksi sinyal yg terkubur didalam hiruk pikuk, dan hal yg lain untuk mencoba mendeteksi sinyal yg sama ketika diketahui didalam ruangan terbatas.

Sistim jaringan sepenuhnya sangat mudah beradaptasi untuk mengagetkan musuh, karena target2 tsb tidak pernah tahu suatu pengendusan target.
Yg mereka lihat adalah seperti detak2/pulses radar yg random dari berbagai arah.
Dan juga tidaklah mungkin bagaimana suatu target dapat “jam” atau menghindari radar2, karena tidak pernah menghadapi hanya dengan satu atau beberapa radar.
Sistim jaringan mengekploitasi gambaran dari data yg dikumpulkan dari berbagai sensor2.
Ini adalah kehebatan dari semua sistim jaringan centris, yg mana seharusnya disebut gambaran sentries/picture centric.
Sistim ini berusaha untuk membuat gambaran2 taktis secara akurat dari semua sumber yg didapat.
Salah satu kunci untuk operasi ini adalah navigasi, karena jika sistim tidak mengetahui dimana asal sumbernya, maka hasil yg didapat dari jaringan tidak dapat dimengerti.

Kunci lain adalah kemampuan memerintahkan senjata2 ke suatu arah/tempat untuk mencocokkan alur target yg dibuat oleh sistim. Dan kemampuan ini adalah mengumpulkan semua data yg tersedia. Artinya keduanya, suatu jaringan data kapasitas besar dan suatu sistim yg dapat mengerti apa yg diterima.
CEC adalah jalan masuk untuk sistim seperti ini.
Dalam pembuatannya menolong menjawab pertanyaan atas bagaimana mengumpulkan data dari suatu sistim radar yg bergerak, dalam hal ini SPY-1 diatas kaprang2 AEGIS dan radar2 yg dibawa oleh E-2C.
Para pembuat CEC menemukan bahwa fungsi dalam mengumpulkan data adalah hal yg sangat sulit, dan sistim ini membutuhkan beberapa tahun untuk dapat dioperasikan seiring kesulitan ini dapat teratasi.
Solusinya adalah memberikan semua data pada NIF-CA.

IDE DIBALIK INI
Ide dibalik sistim jaringan ini adalah suatu armada memiliki banyak sekali sumber penjejak/radar/sensor.
Informasi ini dibutuhkan untuk menghadapi ancaman musuh di udara dengan berbagai sensor2, tetapi normalnya tidak terintegrasi.
Begitu juga dengan suatu armada yg mempunyai berbagai macam sensor2 untuk menghadapi ancaman udara, tetapi biasanya terpisah pada platform masing2.
Sebagai contoh, pespur F-18 dari kapal induk diarahkan ke suatu target yg terdeteksi oleh pesawat pengintai E-2C.
F-18 menuju target yg ditugaskan dan mengarahkan satu atau lebih rudal AA kearahnya. Target mungkin juga terdeteksi oleh satu atau lebih sensor di kapal induk atau kaprang lain, yg memberi bantuan via CDS kapal induk dan link dengan E-2C.

Dalam pertempuran NIF-CA, kapal induk, E-2C, dan pespur semua adalah nodes dalam suatu sistim besar.
Data dari radar pespur diberikan kepada jaringan pertempuran udara yg lebih besar.
Sistim jaringan membuat suatu alur atas suatu target. Jika pespur tsb pada tempat terbaik untuk meluncurkan suatu senjata, sistim akan menyiapkan tindakan. Data terhubung ke rudal yg sedang terbang berkaitan dengan informasi terbaru mengenai target. F-18 sendiri sangat mungkin untuk tidak mengeluarkan pancaran radat atau emitting.

Jaringan mempunyai hal penting lainnya. Sebuah sistim jaringan secara alami lebih kuat terhadap kehancuran daripada yg biasa, karena dapat terus berfungsi walaupun banyak dari nodes sudah hancur atau tidak dapat bekerja.
Penyerang/musuh tidak dapat meyakinkan diri bahwa hasil penyerangannya telah menghancurkan nodes yg mana sangat penting sekali; dimana belum tentu ada nodes yg utama.
Kita semua pernah mengalami hal ini tanpa pernah menyadarinya.
Internet yg kita gunakan dapat disebut sebagai sistim jaringan komunikasi yg akan selamat walaupun terjadi perang nuklir.
Ini dapat selamat karena menggunakan berbagai macam nodes, tidak ada satupun yg dapat disebut utama sehingga bilamana yg utama hancur, maka seluruh sistim akan hancur.
NIF-CA menggunakan jaringannya dan nodes nya untuk kegunaan yg sangat berbeda, tapi intinya adalah nodes dapat tergantikan. Kehilangan beberapa memang patut disayangkan, tetapi tidak sebesar kehilangan sistim terintegrasi.

Sudut lain untuk mengerti mengenai NIF-CA adalah membayangkan radar menjejak selagi mengendus (track while scan - TWS) dalam sekala besar, sangat efektif sehingga mampu menjejak semua control penembakan (contoh yg pas adalah SPY-1). Radar melihat semua target2. Tidak pernah terkonsentrasi hanya pada salah satu dari semua. Tetapi, dia membuat gambaran jejak/alur dan memerintahkan rudal. Musuh tidak mengetahui bahwa dia sedang diserang hingga rudal mendekatinya, karena sistim tidak pernah berkonsentrasi pada suatu target.
Dalam logika, NIF-CA saat ini adalah perpanjangan ide ketika SPY-1 dan sistim AEGIS pertama kali dibuat. NIF-CA mengaplikasikan ide TWS kepada berbagai sensor2, termasuk yg bukan berupa radar. Hal yg wajar bahwa informasi target yg dikumpulkan oleh NIF-CA juga berkontribusi pada bentuk lain peperangan di laut, seperti penghancuran kaprang2 musuh dan radar2 musuh.

Sebagai contoh, diumpamakan penyerangan pada radar2 anti udara musuh.
Praktek yg sudah2 adalah bereaksi ketika radar musuh dinyalakan untuk menghadapi pespur. Jika pesawat dapat mendeteksi radar pada jarak yg cukup, dia dapat meluncurkan rudal anti radiasi.
Operator2 radar bereaksi dengan membuat beberapa lapis radar yg dapat dinyalakan dan dimatikan, sehingga sinyal yg didapat tidak cukup untuk memandu sebuah rudal anti radiasi.
Konsep jaringan yg ada didalam NIF-CA mengatasi pertahanan udara dengan cara berbeda. Dia akan membuat peta posisi2 radar musuh berdasarkan semua detak2/pulses yg didapat dari berbagai pesawat, dan umumnya diluar jangkauan pertahanan udara musuh.
Dengan peta tsb, radar2 ini dapat dihancurkan walaupun radar2 mengeluarkan radiasi atau tidak, karena senjata2 dapat diarahkan ke lokasi2 yg sudah ditentukan.
Semua penyerangan2 yg dilakukan menggunakan sistim seperti NIF-CA adalah penyerangan2 kejut, karena mereka tidak pernah diasosiasikan dengan penginderaan tertentu.
Juga “jamming” akan menjadi suatu yg kurang diminati sebagai alat perlindungan.

SEMUA PLATFORM, SEMUA MISI
Didalam NIF-CA termasuk Naval Integrated Fire Control-Counter-Air (NIFC-CA).
Sistim ini mengintegrasikan jaringan CEC yg sudah ada dengan tambahan sensor2, seperti balon radar tethered (JLENS), dan itu menggunakan Link 16 untuk mengarahkan beberapa rudal2. Untuk itu, diutamakan rudal2 SM-6 yg ditembakkan dari kaprang2 AEGIS. NIF-CA adalah sistim dari suatu sistim, dan didalamnya bekerja melebihi kombinasi kaprang2 AEGIS dan radar2 berhubungan dengan CEC.
Pendekatan sistim dari suatu sistim diformulasikan ditahun 2006, dan dalam perjalanan memberikan beberapa ide bagi pembuat betapa rumitnya kesulitan yg dihadapi.
Disain NIF-CA dibekukan November 2009, karena AEGIS Baseline 9 sedang dijabarkan pada saat itu. Tetapi tidak mengakhiri pembuatan itu sendiri, melainkan dicoba diintegrasikan dengan elemen2 kaprang2 non AEGIS. Uji coba live dimulai sejak 2011 di Pulau Wallops, dan ditahun 2012 tes dilakukan menggunakan radar balon udara JLENS di White Sands. Uji coba penembakan dilaut pertama dilakukan oleh USS “Chancellorsville” pada bulan Agustus 2013. Seperti dibayangkan, Laboratorium Aplikasi Fisika (APL) Universitas John Hopkins, yg bertanggung jawab atas CEC sebagai Agen Teknis Pengarah, juga menjadi Agen Teknis Pengarah (Technical Direction Agent) untuk NIF-CA.

UCLASS (Unmaneed CArrier Launched Surveilance and Strike)


Rudal yg di asosiasi kan dengan bagian NIFC-CA diatas kaprang adalah SM-6. Ini berbeda dari rudal2 AEGIS sebelumnya dimana didalam terminal pemandu menggunakan aktif (menggunakan adaptasi dari seeker AMRAAM tetapi menggunakan antenna berdiameter lebih besar) daripada radar semi aktif (jawaban dari illuminator di kaprang atau pesawat).
Rudal tsb dapat menghadapi target2 melampaui batasan horizon dari kapal yg meluncurkan rudal. Kapal yg meluncurkan rudal mengatur perjalanan rudal dan memberikan pengarahan selama perjalanan, tetapi mereka mengurus menggunakan data-link dan tidak dibatasi oleh horizon. SM-6 juga mempunyai mode pengaturan alternative semi aktif. AL AS sudah lama memperdebatkan tentang kekuatan illuminator yg tersedia di kaprang mampu memberikan cukup informasi untuk menghadapi target siluman, tetapi pencari jejak aktif memungkinkan untuk mengekploitasi semua informasi yg tersedia diluar semua horizon kaprang2.

Lebih lagi, armada mempunyai banyak iluminator2. Walaupun mereka saling berbagi, mereka mewakilisuatu batasan dimana musuh berharap dapat melakukan saturisasi. Homing terminal aktif menghilangkan keterbatasan tsb, walaupun tentunya masih ada batasan bagi computer pada jumlah target2 terpisah dan rudal2 yg sistim dapat jejak dan mengontrolnya via data=link.

Hampir semua kaprang AEGIS (Baseline 7P1 dan sebelumnya) tidak diperlengkapi untuk berpartisipasi dalam NIF-CA. Mereka juga akan menggunakan SM-6 secara semi aktif.
Menurut presentasi NAVSEA 2013, rudal juga memerlukan iluminasi semi-aktif untuk intersep pada ketinggian yg sangat tinggi. Akan tetapi, kaprang2 Baseline 9 akan sanggup mencapai jarang yg lebih jauh menggunakan SM-6 menggunakan mode aktif. Presentasi NIFC-CA mengutamakan penggunaan dan control rudal2 SM-6, tetapi sistim AEGIS juga mengontrol ESSM yg berjarak lebih rendah, dan di versi nantinya akan memasukkan seeker aktif. Terlebih lagi, NIFC-CA kelihatannya akan memberikan kontrol penuh atas rudal2 SM-6 dan ESSM yg ditembakkan oleh kaprang2 bukan AEGIS, yg membuat daya pukul mereka menjadi lebih mematikan.
NIF-CA mengintegrasikan kaprang2 dengan perangkat2 diudara, kedua sensor2 (termasuk yg digunakan F-35), dan rudal2 AA. Ini semua di asosiasi kan dengan AEGIS Baseline 9, yg memakai arsitektur terbuka yg dijelaskan sebagai “sensor agnostic”, artinya menggunakan data dari sumber2 melebihi SPY-1 atau radar2 di kaparang berikutnya.

Parter2 dalam hal integrasi sistim di Amerika ini adalah Angkatan Laut Inggris, Angkatan Laut Australia, Angkatan laut Kanada, dan Angkatan Laut Selandia Baru. Sebagai contoh, ketika Angkatan Laut Inggris membeli F-35B, mereka secara otomatis mendapatkan kunci mode sensor NIF-CA. Sebelumnya, Angkatan Laut Inggris sudah berpartisipasi dalam pembuatan CFC, dan kemungkinan mengaplikasikan jaringan untuk sistim rudal jarak pendek dan juga versi ASTER, dimana SM-2, mempunyai data link.
Angkatan Laut Australia sudah membeli rudal SM-6 dan sepertinya membeli F-35B untuk dioperasikan pada dua kaprang amphibi berlandasan luas. Australia juga sudah membeli sistim AEGIS.
Sedangkan Angkatan Laut Kanada sedang mengakuisisi generasi terbaru kaprang termasuk kaprang2 anti serangan udara

Naval Forces
No V / 2014
Vol XXXV
P 27 - 31


dan pastinya ndak bakal berhenti sampai disini, n bakal meluas nantinya penggunaan data biar bisa dipakai sama unit darat as a whole emoticon-Malu (S)

also ausi juga ikutan nih, in case emergency bisa pakai "nodes" friendlies fighters buat memperluas jangkauan ketika lawan musuh aka dimarih....................
0
3.4K
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan