

TS
kbaikpletot
local news: Investasi di Forex, Dana Nasabah Ini Hilang Rp 5 Miliar
Quote:
Muncul lagi kasus penggelapan dana nasabah, kali ini datangnya dari nasabah di bursa berjangka. Investasi yang ditransaksikan berupa foreign exchange (forex).
Sedikitnya 8 orang dari total 36 nasabah forex ini mengaku kehilangan dananya karena dibawa kabur oleh pemilik perusahaan PT Rex Capital Futures (RCF), tempat mereka menginvestasikan dananya. Total dana yang hilang diperkirakan mencapai Rp 5.097.132.500. Namun, secara total mencapai sekitar Rp 10,3 miliar dari 36 nasabah.
Salah satu nasabah yang dimaksud adalah Achmad Amir. Dia menceritakan, awal Oktober 2013, dirinya bersama teman-temannya yang lain bertransaksi forex menggunakan jasa pialang PT RCF. Semua berjalan lancar dan tidak ada kendala apa pun.
Seiring berjalannya waktu, saat hendak menarik dana di rekening miliknya, mulailah muncul keanehan, dana tidak bisa ditarik.
Seharusnya, uang nasabah tersimpan aman pada rekening segregated account (rekening terpisah). Achmad pun mencoba melakukan konfirmasi. Kecurigaan mulai muncul di bulan Maret 2014.
"Awal-awal penarikan nggak ada masalah. Mulai kecurigaan Maret 2014. Pas ingin tarik kok susah, kok nggak bisa, saya bingung, mereka (manajemen PT RCF) nggak bisa di-calling," ujarnya kepada detikFinance, di Penang Bistro, Jakarta, Senin (16/2/2015).
Dari situlah, Amir mencoba melapor ke Badan Pengawas Bursa Berjangka Komoditi (Bappebti) selaku regulator pada tanggal 20 Juni 2014. Namun, laporan tersebut tidak mendapat jawaban jelas. Nasabah hanya diminta bersabar dan menunggu.
"Mereka bilang sabar dan tunggu saja. Sedang diusahakan," ucap dia.
Tak hanya selesai di situ, Amir pun mencoba mengadu ke pihak lain. Dia dan rekan-rekannya mencoba melapor ke kepolisian pada tanggal 16 Oktober 2014.
"Sudah lapor ke Polda 16 Oktober 2014. Sedang dikerjakan sama Polda, ini masuk ke kriminal khusus jadi harus cukup alat bukti. Saat ini masih mendengar saksi-saksi," akunya.
Selain itu, Amir mengaku sudah melapor ke Menteri Perdagangan Rachmat Gobel pada 22 Desember 2014.
"Ke Rachmat Gobel sudah lapor untuk minta 22 Desember 2014, tapi belum ada realisasinya," kata Amir.
Amir mengatakan, pihaknya juga menyayangkan tindakan Bappebti soal pengambilan keputusan kepala Bappebti yang dinilainya merugikan masyarakat dengan mencabut izin usaha PT Rex Capital Futures dengan tidak memikirkan dampak yang akan diderita oleh nasabah.
"Dari pencabutan ini kami dirugikan Rp 5 miliar lebih. Seharusnya sebelum Kepala Bappebti mencabut izin Rex Capital itu, seharusnya harus dicek perusahaan ini sudah menyelesaikan kewajibannya belum kepada nasabahnya," papar dia.
Saat ini, Amir berharap pihaknya bisa kembali mendapatkan uang yang hilang tersebut.
"Di sini yang saya perjuangkan dana bisa kembali. Meminta hak kita. Sekitar Rp 5 miliar lebih dikembalikan, itu yang kita usahakan. Bukan lost investasi, kami punya bukti," pungkasnya.
http://finance.detik.com/read/2015/0...ng-rp-5-miliar
Sedikitnya 8 orang dari total 36 nasabah forex ini mengaku kehilangan dananya karena dibawa kabur oleh pemilik perusahaan PT Rex Capital Futures (RCF), tempat mereka menginvestasikan dananya. Total dana yang hilang diperkirakan mencapai Rp 5.097.132.500. Namun, secara total mencapai sekitar Rp 10,3 miliar dari 36 nasabah.
Salah satu nasabah yang dimaksud adalah Achmad Amir. Dia menceritakan, awal Oktober 2013, dirinya bersama teman-temannya yang lain bertransaksi forex menggunakan jasa pialang PT RCF. Semua berjalan lancar dan tidak ada kendala apa pun.
Seiring berjalannya waktu, saat hendak menarik dana di rekening miliknya, mulailah muncul keanehan, dana tidak bisa ditarik.
Seharusnya, uang nasabah tersimpan aman pada rekening segregated account (rekening terpisah). Achmad pun mencoba melakukan konfirmasi. Kecurigaan mulai muncul di bulan Maret 2014.
"Awal-awal penarikan nggak ada masalah. Mulai kecurigaan Maret 2014. Pas ingin tarik kok susah, kok nggak bisa, saya bingung, mereka (manajemen PT RCF) nggak bisa di-calling," ujarnya kepada detikFinance, di Penang Bistro, Jakarta, Senin (16/2/2015).
Dari situlah, Amir mencoba melapor ke Badan Pengawas Bursa Berjangka Komoditi (Bappebti) selaku regulator pada tanggal 20 Juni 2014. Namun, laporan tersebut tidak mendapat jawaban jelas. Nasabah hanya diminta bersabar dan menunggu.
"Mereka bilang sabar dan tunggu saja. Sedang diusahakan," ucap dia.
Tak hanya selesai di situ, Amir pun mencoba mengadu ke pihak lain. Dia dan rekan-rekannya mencoba melapor ke kepolisian pada tanggal 16 Oktober 2014.
"Sudah lapor ke Polda 16 Oktober 2014. Sedang dikerjakan sama Polda, ini masuk ke kriminal khusus jadi harus cukup alat bukti. Saat ini masih mendengar saksi-saksi," akunya.
Selain itu, Amir mengaku sudah melapor ke Menteri Perdagangan Rachmat Gobel pada 22 Desember 2014.
"Ke Rachmat Gobel sudah lapor untuk minta 22 Desember 2014, tapi belum ada realisasinya," kata Amir.
Amir mengatakan, pihaknya juga menyayangkan tindakan Bappebti soal pengambilan keputusan kepala Bappebti yang dinilainya merugikan masyarakat dengan mencabut izin usaha PT Rex Capital Futures dengan tidak memikirkan dampak yang akan diderita oleh nasabah.
"Dari pencabutan ini kami dirugikan Rp 5 miliar lebih. Seharusnya sebelum Kepala Bappebti mencabut izin Rex Capital itu, seharusnya harus dicek perusahaan ini sudah menyelesaikan kewajibannya belum kepada nasabahnya," papar dia.
Saat ini, Amir berharap pihaknya bisa kembali mendapatkan uang yang hilang tersebut.
"Di sini yang saya perjuangkan dana bisa kembali. Meminta hak kita. Sekitar Rp 5 miliar lebih dikembalikan, itu yang kita usahakan. Bukan lost investasi, kami punya bukti," pungkasnya.
http://finance.detik.com/read/2015/0...ng-rp-5-miliar
Quote:
Uang Rp 1 Miliar Tak Bisa Dicairkan
Jakarta - Niatnya mengembangkan uang perusahaan berujung petaka. Semua berawal dari ajakan seorang sahabat atasannya untuk mau bergabung berinvestasi di bursa berjangka, instrumen yang ditransaksikan adalah jenis foreign exchange (forex).
Adalah Agung Sabarkah, nasabah PT Rex Capital Futures (RCF) ini memang awalnya tak paham betul apa itu investasi forex. Berbekal 'kuliah' singkat dari sang marketing RFC, Agung perlahan mengerti. Rasa mengerti itu dibarengi dengan rasa kepercayaan karena sang marketing tak lain adalah sahabat atasannya sendiri.
Direktur Operasional PT Anugerah Singgah Sentosa ini mulai menginvestasikan dananya senilai Rp 200 juta di instrumen investasi yang ditawarkan tersebut. Uang ini tak lain uang perusahaan yang sudah disepakati dengan manajemen untuk disimpan di forex dengan tanggung jawab Agung.
"Oktober 2013 saya mulai investasi di sini. Awalnya berjalan lancar, tidak ada masalah," kata Agung seraya bercerita kepada detikFinance, Senin (16/2/2015) malam.
Waktu terus bergulir. Seperti yang disampaikan sang marketing, investasi di forex tidak selalu untung, ada kalanya rugi.
Agung pun mencoba aktif memutar uangnya di instrumen tersebut dengan bantuan sang pialang. Tentu saja ada upahnya dari setiap transaksi yang dilakukan.
"Ya kadang untung, kadang rugi. Sekali transaksi saya bisa untung Rp 1 juta-Rp 4 juta, itu sekali transaksi, tapi bisa juga rugi, pernah sekali transaksi rugi Rp 6 juta, ya naik-turunlah," terang dia.
Dianggap masuk akal. Agung pun terus menambah saldonya hingga berjumlah Rp 1,3 miliar. Transaksi pun terus dilakukan.
Beberapa kali Agung mulai menarik dananya dari uang yang ia simpan di rekening segregated account (rekening terpisah) untuk keperluan perusahaan. Awalnya berjalan normal.
Sampai pada Desember 2013 dan berlanjut Januari 2014 pencairan dana mulai seret. Agung tidak bisa lagi menarik dana miliknya. Ia meminta penjelasan kepada sang pialang.
"Bisnis kan tidak selalu ramai, saat ini transaksi lagi sepi jadi uangnya tidak bisa ditarik dulu," katanya menirukan ucapan sang pialang.
Dari situlah, Agung mulai tidak nyaman. Penjelasan pialang tersebut tidak masuk akal baginya. Uang miliknya yang disimpan di rekening terpisah tak bisa lagi diambil.
Agung pun buru-buru untuk minta seluruh uangnya ditarik dan lagi-lagi gagal. Tak ada penjelasan pasti kemana larinya uang tersebut. Para pemilik perusahaan tempat ia berinvestasi tak bisa lagi dihubungi.
"Sisa uang saya di rekening itu ada satu miliar tiga puluh juta (Rp 1,03 miliar) dibawa kabur. Mereka sudah tidak bisa dihubungi lagi," tandasnya.
Jakarta - Niatnya mengembangkan uang perusahaan berujung petaka. Semua berawal dari ajakan seorang sahabat atasannya untuk mau bergabung berinvestasi di bursa berjangka, instrumen yang ditransaksikan adalah jenis foreign exchange (forex).
Adalah Agung Sabarkah, nasabah PT Rex Capital Futures (RCF) ini memang awalnya tak paham betul apa itu investasi forex. Berbekal 'kuliah' singkat dari sang marketing RFC, Agung perlahan mengerti. Rasa mengerti itu dibarengi dengan rasa kepercayaan karena sang marketing tak lain adalah sahabat atasannya sendiri.
Direktur Operasional PT Anugerah Singgah Sentosa ini mulai menginvestasikan dananya senilai Rp 200 juta di instrumen investasi yang ditawarkan tersebut. Uang ini tak lain uang perusahaan yang sudah disepakati dengan manajemen untuk disimpan di forex dengan tanggung jawab Agung.
"Oktober 2013 saya mulai investasi di sini. Awalnya berjalan lancar, tidak ada masalah," kata Agung seraya bercerita kepada detikFinance, Senin (16/2/2015) malam.
Waktu terus bergulir. Seperti yang disampaikan sang marketing, investasi di forex tidak selalu untung, ada kalanya rugi.
Agung pun mencoba aktif memutar uangnya di instrumen tersebut dengan bantuan sang pialang. Tentu saja ada upahnya dari setiap transaksi yang dilakukan.
"Ya kadang untung, kadang rugi. Sekali transaksi saya bisa untung Rp 1 juta-Rp 4 juta, itu sekali transaksi, tapi bisa juga rugi, pernah sekali transaksi rugi Rp 6 juta, ya naik-turunlah," terang dia.
Dianggap masuk akal. Agung pun terus menambah saldonya hingga berjumlah Rp 1,3 miliar. Transaksi pun terus dilakukan.
Beberapa kali Agung mulai menarik dananya dari uang yang ia simpan di rekening segregated account (rekening terpisah) untuk keperluan perusahaan. Awalnya berjalan normal.
Sampai pada Desember 2013 dan berlanjut Januari 2014 pencairan dana mulai seret. Agung tidak bisa lagi menarik dana miliknya. Ia meminta penjelasan kepada sang pialang.
"Bisnis kan tidak selalu ramai, saat ini transaksi lagi sepi jadi uangnya tidak bisa ditarik dulu," katanya menirukan ucapan sang pialang.
Dari situlah, Agung mulai tidak nyaman. Penjelasan pialang tersebut tidak masuk akal baginya. Uang miliknya yang disimpan di rekening terpisah tak bisa lagi diambil.
Agung pun buru-buru untuk minta seluruh uangnya ditarik dan lagi-lagi gagal. Tak ada penjelasan pasti kemana larinya uang tersebut. Para pemilik perusahaan tempat ia berinvestasi tak bisa lagi dihubungi.
"Sisa uang saya di rekening itu ada satu miliar tiga puluh juta (Rp 1,03 miliar) dibawa kabur. Mereka sudah tidak bisa dihubungi lagi," tandasnya.
Yahhhhhhhhh...... No comment dulu.

0
4.1K
Kutip
28
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan