bhineksaAvatar border
TS
bhineksa
Manusia Pancasila (Murni Tulisan Ane Sendiri)
Sulitnya menerapkan Pancasila di dalam kehidupan. Pancasila bagaikan kelas - kelas, tantangan yang bilamana manusia sanggup menjalani ke-5 dasar negara ini akan menjadi manusia sesungguhnya, menjadi manusia yang mencapai tingkat kecerdasan tertinggi.

Tulisan ini murni opini dan tulisan pribadi saya,

Berikut penjelasannya:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Tidak dipungkiri lagi, inilah dasar pertama yang ada di Negara kita. Tanpa mendasarkan diri kita dengan sila pertama ini, manusia belum pantas disebut manusia, dan manusia belum pantas menerapkan sila ke-dua.

Ada unsur ke-agamaan di sila pertama ini, yang dalam pembuatannya pun ada pro kontra sehingga jadilah sila pertama ini dirumuskan di dalam pancasila

Terbukti dalam sejarah, bahwa sila pertama sebelum terbentuk mendapatkan berbagai revisi - revisi hingga terbentuklah sila pertama "Ketuhanan Yang Maha Esa"

Begitu banyak manusia di negeri ini yang hanya mentok memahami sila pertama, yaitu Agama.

Kaum - kaum fanatiklah yang biasanya hanya mentok di sila pertama ini.

Banyaknya gagasan - gagasan yang diusung oleh manusia yang sudah sampai tahap sila ke-2 biasanya selalu di perdebatkan dan di kontra oleh kaum - kaum fanatik yang hanya mentok di sila pertama.

Bila manusia hanya mencapai di tahap sila pertama ini, biasanya mereka hanya bisa bicara tanpa bertindak.

Cara lolos dan lulus dari sila pertama untuk mencapai tahap selanjutnya adalah memiliki kemampuan untuk berfikir luas dan memperhatikan hal - hal kecil yang jarang diperhatikan oleh kaum - kaum fanatik.

Selain itu berfikir dinamis dalam menerapkan sila pertama ini akan mampu membuat manusia itu lolos untuk menerapkan sila ke-1 ini.

Karena sila pertama erat kaitannya dengan agama, maka manusia harus punya pola pikir bahwa agama ini dinamis bukan statis.

contoh manusia yang mentok di sila pertama ini adalah manusia yang menjadikan perbedaan dalam pemahaman terhadap ketuhanan itu bagaikan musuh dalam kehidupannya.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Manusia yang mampu mencapai dan memahami betul arti sila ke-2 ini hingga bisa diterapkan dalam kehidupannya, adalah manusia yang mampu lolos dan lulus dari penerapan sila pertama dalam kehidupan.

Lolos dan lulus dari sila pertama bukan berarti meninggalkan sila pertama itu sendiri. Melainkan sila pertama itu justru menjadi bahan dasar untuk lolos dan lulus dari sila ke-2 ini.

Manusia yang mampu menerapkan sila ke dua ini adalah dia yang memiliki hasrat untuk memperjuangkan asas - asas kemanusiaan tanpa menghilangkan fitrah manusia itu sendiri.

Namun tidak dipungkiri, ada manusia yang hanya mentok di tahapan sila ke-2 ini, dan manusia itu adalah manusia - manusia yang melupakan sila pertama untuk menerapkan sila ke-2 ini.

Contoh dari manusia yang hanya mentok di sila ke-2 ini adalah manusia yang selalu berbicara bahkan memperjuangkan hal - hal tentang kemanusiaan, tetapi benci terhadap hal - hal yang berbau keagamaan dan ketuhanan, seolah agama dan ketuhanan adalah hal yang memisah dari kemanusiaan.

Hingga tujuan kemanusiaan itu berubah, Bukannya memanusiakan manusia, justru malah menjadikan manusia menjadi manusia yang menghilangkan adab.

Seharusnya dalam menerapkan sila ke-2 ini ada penyeimbangan dalam hal keagamaan dan kemanusiaan bukan lebih mendominankan kemanusiaan.

3. Persatuan Indonesia

Bila manusia mampu mencapai tahap sila ke-3 dan menerapkan sila ke-3 ini di dalam kehidupan, manusia itu sudah pantas disebut manusia yang cerdas.

Untuk menerapkan sila ke-3 ini, hanya perlu penerapan tanpa menghilangkan atau mengaburkan sila pertama dan ke-2 di dalam kehidupan.

Bila sila pertama dan kedua dihilangkan, biasanya manusia itu hanya mentok di tahapan ini tanpa mampu mecapai tahapan selanjutnya yaitu sila ke-4.

Hanya dengan pikiran dan suara hati yang telah bersinkronasi lah, manusia itu mampu menerapkan sila ke-3 ini dengan baik di dalam kehidupannya.

Contoh manusia yang bisa menerapkan sila ke-3 ini adalah manusia yang dapat menyeimbangkan sila ke-2 dan sila pertama dengan keseimbangan yang hampir sempurna. Sehingga perbedaan menjadi persamaan secara hakiki di kehidupan dalam pemahamannya.

Contoh manusia yang hanya mentok di sila ke-3 ini adalah manusia yang selalu berharap akan persatuan tapi masih anti terhadap perbedaan, tidak mampu berpikir dinamis, dan tidak mengetahui cara bagaimana merangkul manusia lain dengan tindakan nya.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijasanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Panjangnya bunyi dalam sila ke-4 ini menandakan panjangnya pencapaian proses pemahaman manusia dalam menerapkan sila ke-4 ini dalam kehidupannya.

Ketidakmampuan manusia untuk lolos menerapkan sila ke-4 ini biasanya disebabkan oleh amarah manusia itu ketika melihat keadaan atau peristiwa dimana sila pertama, ke-2 dan ke-3 tidak dijalankan oleh manusia lain. Dan kenyataannya justru manusia yang sedang menerapkan sila ke -4 di dalam kehidupannya juga tidak memegang teguh sila pertama, ke-2 dan ke-3 dalam penerapan menjalani proses kehidupan.

Contoh manusia yang dapat menerapkan sila ke-4 ini adalah dia yang mampu menyeimbangkan ketiga sila sebelumnya di dalam kehidupan tanpa ada salah satu yang dominan, hingga ia benar - benar mampu menjadi wakil dari manusia - manusia yang menerapkan ketiga sila sebelumnya. Baik itu dalam hal suara atau kebijakan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Dalam hemat saya sebagai penulis, manusia yang benar - benar mampu menerapkan sila ke-5 ini adalah manusia yang jenius.

Keadilan bukan hanya sekedar pemahaman dan pemikiran, manusia itu mampu menerapkan keadilan dalam praktik kehidupannya.

Ia berpikir dan memahami bahwa keadilan bukanlah sama rata, tetapi keadilan itu adalah proporsional atau sesuai porsinya.

Manusia itu tidak memandang Tahapan dan kelas, manusia itu mampu menyeimbangkan seluruhnya dengan sama rata tanpa berkelakuan menyamaratakan semuanya.

Manusia yang mentok di sila ke-5 berarti manusia itu gagal dalam mencapai pemahaman pancasila, dan jika gagal, berarti manusia itu memiliki ketidakmampuan dalam menjadi manusia dalam kehidupannya.

Ciri manusia yang berhasil menerapkan sila ke-5 dalam kehidupannya adalah ia yang sangat mudah memaafkan orang lain, sangat sulit berbuat kesalahan, mampu menjadi lemah di dalam kekuatan, mampu menjadi kuat untuk mengatasi kelemahan.

Jangankan tindakannya, hanya dengan sedikit kata yang terucap pun manusia itu mampu merubah tindakan manusia - manusia lain menjadi lebih baik.

Dan dialah manusia yang mampu mencapai tahap kecerdasan tertinggi dalam kehidupan duniawi.

Quote:




Quote:

missmarsAvatar border
missmars memberi reputasi
1
4.3K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan