- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
telinga indonesia sangat sensitif?


TS
Abc..Z
telinga indonesia sangat sensitif?
halo agan agan semua 
saya cuman mau numpang nanya nih, benerkah telinga indonesia sangat "Sensitif"?
bukannya mengejek nih, tapi emang kalo saya liat kebanyakan orang indo sangat sensitif sama hal hal yang "rawan", jadinya langsung deh keluar komentar komentar suci/sok nasionalisme
ini contohnya :
cuman nonton dokumenter mengenai pembantaian massal tahun 65-66 dibilang menyebarkan ideologi terlarang sama bakal menimbulkan gejolak antar kelompok?
Iklan "Fire Your Indonesian Maid Now" Lecehkan Bangsa Indonesia
http://www.kaskus.co.id/post/54d1fab...e31b1e7a8b4571
(sumbernya dari kaskus aja, soalnya udah dirangkum)
kalo mau googling
https://www.google.com/search?q=Ikla...utf-8&oe=utf-8
jadi gimana menurut agan semua? bener gak kalo telinga indonesia sangat sensitif?
yang mau komen TS "antek asing"silahkan, "nggak punya rasa nasionalisme" juga silahkan, tapi yang gw butuhkan adalah penjelasan logis kenapa telinga indonesia terlalu sensitif sama hal hal yang mestinya nggak terlalu di persoalkan.
(kayak pemutaran film senyap ama jagal. kasus TKI dicengin? yah saya mikirnya mungkin dicengin gegara habit indonesia yang sering ngirim TKI)

saya cuman mau numpang nanya nih, benerkah telinga indonesia sangat "Sensitif"?

bukannya mengejek nih, tapi emang kalo saya liat kebanyakan orang indo sangat sensitif sama hal hal yang "rawan", jadinya langsung deh keluar komentar komentar suci/sok nasionalisme
ini contohnya :
Quote:
Aparat Intimidasi Acara Pemutaran Film Senyap di Malang
http://www.portalkbr.com/nusantara/j...medium=twitter
KBR, Malang - Pemutaran film dokumenter senyap atau The Look of Silence di Malang, Jawa Timur, dibatalkan. Panitia penyelenggara diintimidasi dan didatangi aparat militer.
Koordinator Lembaga Bhinneka selaku penyelenggara pemutaran, Andry Juni menilai aparat militer telah merampas hak masyarakat menyampaikan ekspresi dan berpendapat.
"Dilarang, kan disuruh bubarin dari Kodim. Mereka tanya izin tanya film soal apa? Kan film ini kan ada aturan tak boleh diputar sebelum penayangan. Sehingga teman-teman tak ada yang tahu isi film," kata Andry.
Sementara itu, Komandan Kodim Kota Malang Gunawan Wijaya menyatakan film tersebut bakal menimbulkan gejolak antar kelompok. Apalagi jika film tersebut menyebarkan ideologi terlarang.
Rencananya pemutaran film dokumenter soal pembantaian massal 1965 diselenggarakan di tujuh lokasi. Bekerjasama dengan sejumlah mahasiswa dan kelompok masyarakat. Menghadirkan narasumber dari gerakan pemuda ansor dan keluarga korban pembantaian massal 1965.
http://www.portalkbr.com/nusantara/j...medium=twitter
KBR, Malang - Pemutaran film dokumenter senyap atau The Look of Silence di Malang, Jawa Timur, dibatalkan. Panitia penyelenggara diintimidasi dan didatangi aparat militer.
Koordinator Lembaga Bhinneka selaku penyelenggara pemutaran, Andry Juni menilai aparat militer telah merampas hak masyarakat menyampaikan ekspresi dan berpendapat.
"Dilarang, kan disuruh bubarin dari Kodim. Mereka tanya izin tanya film soal apa? Kan film ini kan ada aturan tak boleh diputar sebelum penayangan. Sehingga teman-teman tak ada yang tahu isi film," kata Andry.
Sementara itu, Komandan Kodim Kota Malang Gunawan Wijaya menyatakan film tersebut bakal menimbulkan gejolak antar kelompok. Apalagi jika film tersebut menyebarkan ideologi terlarang.
Rencananya pemutaran film dokumenter soal pembantaian massal 1965 diselenggarakan di tujuh lokasi. Bekerjasama dengan sejumlah mahasiswa dan kelompok masyarakat. Menghadirkan narasumber dari gerakan pemuda ansor dan keluarga korban pembantaian massal 1965.
cuman nonton dokumenter mengenai pembantaian massal tahun 65-66 dibilang menyebarkan ideologi terlarang sama bakal menimbulkan gejolak antar kelompok?

Quote:
Iklan "Fire Your Indonesian Maid Now" Lecehkan Bangsa Indonesia
http://www.kaskus.co.id/post/54d1fab...e31b1e7a8b4571
(sumbernya dari kaskus aja, soalnya udah dirangkum)

kalo mau googling
https://www.google.com/search?q=Ikla...utf-8&oe=utf-8
Quote:
PASBERITA.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur pada 3 Februari 2015 telah mengirimkan nota protes kepada Kementerian Luar Negeri Malaysia atas iklan perusahaan pembuat alat pembersih, RoboVac, yang pencantumkan tulisan “Fire Your Indonesian Maid Now” (Pecat Pembantu Indonesia). Dalam nota tersebut disampaikan penyesalan mendalam Pemerintah Indonesia atas cara beriklan perusahaan swasta RobVac yang sangat tidak sensitif dan merendahkan martabat rakyat Indonesia.
Dalam siaran persnya, Selasa (3/2), KBRI meminta otoritas Malaysia untuk melarang iklan tersebut, termasuk iklan yang ada dalam website perusahaan RobVac (http://neatrobotcleaner.com.my), KBRI juga meminta Pemerintah Malaysia untuk mengambil langkah guna memastikan bahwa iklan produk apapun yang bersifat rasis dan menciderai perasaan Bangsa Indonesia tidak terulang di kemudian hari.
Selain mengirimkan nota protes, KBRI juga telah menugaskan retainer lawyer untuk menemui pihak perusahaan dan melakukan analisis hukum guna melakukan langkah-langkah hukum selanjutnya. Selain itu, KBRI juga telah melaporkan pemasangan iklan tersebut kepada Kepolisian Wilayah Selangor.
Segera setelah menerima informasi dari warga Indonesia atas iklan tersebut, KBRI menugaskan staff untuk memastikan kebenaran Informasi tersebut. Dari hasil pengecekan, memang didapati iklan sebagaimana yang beredar di media sosial namun letaknya sudah dipindahkan dan tidak lagi terlihat oleh publik.
Duta Besar RI untuk Malaysia, Herman Prayitno, menyesalkan munculnya iklan sebuah perusahaan swasta yang sangat mengganggu perasaan bangsa dan rakyat Indonesia. Terlebih lagi hal ini terjadi di tengah-tengah persiapan Kunjungan Kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Malaysia tanggal 5-7 Februari 2015 yang bertujuan untuk lebih memperkokoh dan memperdalam hubungan bilateral yang saling menguntungkan.
Dubes Herman menggarisbawahi pentingnya kedua bangsa dan negara untuk terus memperkokoh people-to-people links agar kedua bangsa dapat lebih saling menghormati dan menghargai satu sama lain, terlebih lagi di saat negara-negara ASEAN akan segera memasuki tatanan Komunitas ASEAN. (*)
Dalam siaran persnya, Selasa (3/2), KBRI meminta otoritas Malaysia untuk melarang iklan tersebut, termasuk iklan yang ada dalam website perusahaan RobVac (http://neatrobotcleaner.com.my), KBRI juga meminta Pemerintah Malaysia untuk mengambil langkah guna memastikan bahwa iklan produk apapun yang bersifat rasis dan menciderai perasaan Bangsa Indonesia tidak terulang di kemudian hari.
Selain mengirimkan nota protes, KBRI juga telah menugaskan retainer lawyer untuk menemui pihak perusahaan dan melakukan analisis hukum guna melakukan langkah-langkah hukum selanjutnya. Selain itu, KBRI juga telah melaporkan pemasangan iklan tersebut kepada Kepolisian Wilayah Selangor.
Segera setelah menerima informasi dari warga Indonesia atas iklan tersebut, KBRI menugaskan staff untuk memastikan kebenaran Informasi tersebut. Dari hasil pengecekan, memang didapati iklan sebagaimana yang beredar di media sosial namun letaknya sudah dipindahkan dan tidak lagi terlihat oleh publik.
Duta Besar RI untuk Malaysia, Herman Prayitno, menyesalkan munculnya iklan sebuah perusahaan swasta yang sangat mengganggu perasaan bangsa dan rakyat Indonesia. Terlebih lagi hal ini terjadi di tengah-tengah persiapan Kunjungan Kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Malaysia tanggal 5-7 Februari 2015 yang bertujuan untuk lebih memperkokoh dan memperdalam hubungan bilateral yang saling menguntungkan.
Dubes Herman menggarisbawahi pentingnya kedua bangsa dan negara untuk terus memperkokoh people-to-people links agar kedua bangsa dapat lebih saling menghormati dan menghargai satu sama lain, terlebih lagi di saat negara-negara ASEAN akan segera memasuki tatanan Komunitas ASEAN. (*)
Quote:
Versi Rieke Diah Pitaloka : Rieke Nilai Iklan "Fire your Indonesian maid" Mengandung Penghinaan:
PASBERITA.com - Terkait quote iklan "Fire your Indonesian maid". Begitu bunyi reklame sebuah mesin "robot" pembersih di Malaysia. Politisi PDI Perjuangan, Komisi Tenaga Kerja DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengatakan, entah apa yang tersirat dari pembuat iklan tersebut. Apakah penggunaan kalimat semacam itu dianggap lumrah di Malaysia?
"Saya menilai kalimat tersebut mengandung muatan kebencian, perendahan, dan penghinaan terhadap Indonesia," ungkapnya dalam siaran pers, Rabu (4/2).
Berbau "anti Indonesia", dengan kata lain mengandung unsur rasial yang tidak bisa dibenarkan dalam etika tata pergaulan internasional, berpotensi mengusik nilai-nilai kesepakatan HAM internasional. (Baca juga: KBRI Layangkan Nota Protes Iklan "Fire Your Indonesia Maid Now" )
Ini kedua kali iklan semodel dilansir di Malaysia. Menyamakan Pembantu Rumah Tangga (PRT) asal Indonesia tak ubahnya sebagai barang yang bisa diperlakukan semaunya.
Rieke Diah Pitaloka menyampaikan pesan kepada Pemerintah Malaysia, bahwa rakyat kami memang banyak yang menjadi PRT di Malaysia, tapi mereka bekerja pada warga Malaysia, bukan mengemis. Tak ada paksaan untuk mempekerjakan rakyat kami. Jika ada persoalan dengan beberapa PRT kami, tentu harus ada penyelesaian, secara adil, dua belah pihak saling lakukan otokritik. Perlakukan hukum yang sama terhadap rakyat kami yang ada di Malaysia dan tak ada diskriminasi hak-haknya sebagai pekerja.
"Pemerintah Malaysia pasti mahfum tentang adab pergaulan antar bangsa, model iklan seperti itu bukan solusi, tak bisa dimaklumi sekedar strategi bisnis belaka. Saya mendesak pemerintah Malaysia menghentikan iklan tersebut dan pemilik produk meminta maaf terhadap Indonesia sebagai sebuah bangsa!" tegasnya.
Rieke Diah Pitaloka juga menyampaikan pesan kepada Pemerintah Republik Indonesia tentang harapannya, agar Pemerintah RI segera membuat respon diplomatik dan teguran keras. Hal-hal seperti ini tak boleh terulang lagi dalam hubungan Indonesia-Malaysia. Bagi Pemerintah tak cukup protes dan kecam Malaysia. Peristiwa ini juga jadi cambuk pemerintah segera revolusi mental roadmap ketenagakerjaan. Perkuat industri nasional dengan salah satu tujuan: buka lapangan kerja di dalam negeri.
"Saya yakin Trilayak Rakyat Pekerja (kerja layak, upah layak, hidup layak) tak akan sekedar jadi janji kampanye bagi Presiden Jokowi. Pengiriman TKI tak boleh jadi solusi, ciptakan lapangan kerja dalam negeri tetap harus jadi prioritas. Saatnya janji jadi bukti. Saya bukan hanya mendukung, tapi siap bersama perjuangkan cita-cita itu dari parlemen!" pungkas Rieke. (*)
PASBERITA.com - Terkait quote iklan "Fire your Indonesian maid". Begitu bunyi reklame sebuah mesin "robot" pembersih di Malaysia. Politisi PDI Perjuangan, Komisi Tenaga Kerja DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengatakan, entah apa yang tersirat dari pembuat iklan tersebut. Apakah penggunaan kalimat semacam itu dianggap lumrah di Malaysia?
"Saya menilai kalimat tersebut mengandung muatan kebencian, perendahan, dan penghinaan terhadap Indonesia," ungkapnya dalam siaran pers, Rabu (4/2).
Berbau "anti Indonesia", dengan kata lain mengandung unsur rasial yang tidak bisa dibenarkan dalam etika tata pergaulan internasional, berpotensi mengusik nilai-nilai kesepakatan HAM internasional. (Baca juga: KBRI Layangkan Nota Protes Iklan "Fire Your Indonesia Maid Now" )
Ini kedua kali iklan semodel dilansir di Malaysia. Menyamakan Pembantu Rumah Tangga (PRT) asal Indonesia tak ubahnya sebagai barang yang bisa diperlakukan semaunya.
Rieke Diah Pitaloka menyampaikan pesan kepada Pemerintah Malaysia, bahwa rakyat kami memang banyak yang menjadi PRT di Malaysia, tapi mereka bekerja pada warga Malaysia, bukan mengemis. Tak ada paksaan untuk mempekerjakan rakyat kami. Jika ada persoalan dengan beberapa PRT kami, tentu harus ada penyelesaian, secara adil, dua belah pihak saling lakukan otokritik. Perlakukan hukum yang sama terhadap rakyat kami yang ada di Malaysia dan tak ada diskriminasi hak-haknya sebagai pekerja.
"Pemerintah Malaysia pasti mahfum tentang adab pergaulan antar bangsa, model iklan seperti itu bukan solusi, tak bisa dimaklumi sekedar strategi bisnis belaka. Saya mendesak pemerintah Malaysia menghentikan iklan tersebut dan pemilik produk meminta maaf terhadap Indonesia sebagai sebuah bangsa!" tegasnya.
Rieke Diah Pitaloka juga menyampaikan pesan kepada Pemerintah Republik Indonesia tentang harapannya, agar Pemerintah RI segera membuat respon diplomatik dan teguran keras. Hal-hal seperti ini tak boleh terulang lagi dalam hubungan Indonesia-Malaysia. Bagi Pemerintah tak cukup protes dan kecam Malaysia. Peristiwa ini juga jadi cambuk pemerintah segera revolusi mental roadmap ketenagakerjaan. Perkuat industri nasional dengan salah satu tujuan: buka lapangan kerja di dalam negeri.
"Saya yakin Trilayak Rakyat Pekerja (kerja layak, upah layak, hidup layak) tak akan sekedar jadi janji kampanye bagi Presiden Jokowi. Pengiriman TKI tak boleh jadi solusi, ciptakan lapangan kerja dalam negeri tetap harus jadi prioritas. Saatnya janji jadi bukti. Saya bukan hanya mendukung, tapi siap bersama perjuangkan cita-cita itu dari parlemen!" pungkas Rieke. (*)
Quote:
Versi Kompas : Malaysia Bikin Ramai Lagi:
SEBUAH iklan dari produsen alat pembersih di Malaysia menyentil kehormatan bangsa Indonesia. Seperti diwartakan portal berita Kompas.com, iklan yang memasarkan mesin pembersih itu mengusung slogan ”Fire Your Indonesian Maid Now!”
Kalimat tersebut bisa diartikan dengan ”Pecat Pembantu Rumah Tangga Indonesia Anda Sekarang!” Kalimat yang bisa ditafsirkan sebagai tindakan rasis dan cenderung tidak berperikemanusiaan karena menyamakan orang dengan mesin.
Iklan yang merendahkan martabat bangsa Indonesia itu juga ditindaklanjuti Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia dengan mengirim nota protes kepada Kementerian Luar Negeri Malaysia. Seperti yang dikutip dari laman Kompas.com, nota protes itu berisikan penyesalan mendalam dan meminta Pemerintah Malaysia melarang peredaran iklan tersebut dalam segala bentuk.
Sebagian pengguna media sosial, seperti Twitter, langsung merespons secara reaktif hal tersebut. Ini terutama terjadi pada Rabu (4/2) pagi setelah media online Kompas.com memublikasikan berita dengan judul: KBRI Malaysia Sesalkan Iklan ”Pecat Pembantu Indonesia”.
Lonjakan penggunaan frasa ”Iklan Pecat Pembantu Indonesia” tercatat dalam aplikasi Topsy selama satu jam terakhir sejak sebelum pukul 09.45 pada Rabu. Terdapat sekurangnya 1.286 kali penggunaan frasa tersebut dalam periode itu.
Sebagian besar pengguna mengunggah cuitan yang merespons pemberitaan di atas. Didiek P Utomo dengan akun @DidiekPrasetyoU menulis: Bikin rame aja yg kyk gini nih! >>. Fika Trifani dengan akun @fika3fani menulis: Semacam berulah lg.
Sementara pengguna akun @solikinkelik mencoba menghubungkan hal itu dengan tindakan tegas Pemerintah Indonesia yang menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan asal Malaysia. Ini dilakukannya dengan menulis: Apa marah, karena kapalnya ditenggelamin??.
Akan tetapi, relatif belum terbaca komentar yang menyoroti peristiwa itu dari sisi pemasaran atau periklanan. Perihal kontroversi yang biasa dipergunakan untuk menarik perhatian dan karena itu merek yang diiklankan menjadi perbincangan luas.
Sebagian besar komentar merujuk pada sejumlah pemberitaan media online, seperti yang sebelumnya dipublikasikan Kompas.com sebagai portal berita. Ini seperti dilakukan juga oleh pengguna akun @Rinrinsankyu saat menulis: Namanya jg yg di blg ’serumpun’ mana sensitive. Juga Piere Septian dengan akun @viereseptian yang menulis: Pak pres, jalankan visi misi kmrn.
SEBUAH iklan dari produsen alat pembersih di Malaysia menyentil kehormatan bangsa Indonesia. Seperti diwartakan portal berita Kompas.com, iklan yang memasarkan mesin pembersih itu mengusung slogan ”Fire Your Indonesian Maid Now!”
Kalimat tersebut bisa diartikan dengan ”Pecat Pembantu Rumah Tangga Indonesia Anda Sekarang!” Kalimat yang bisa ditafsirkan sebagai tindakan rasis dan cenderung tidak berperikemanusiaan karena menyamakan orang dengan mesin.
Iklan yang merendahkan martabat bangsa Indonesia itu juga ditindaklanjuti Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia dengan mengirim nota protes kepada Kementerian Luar Negeri Malaysia. Seperti yang dikutip dari laman Kompas.com, nota protes itu berisikan penyesalan mendalam dan meminta Pemerintah Malaysia melarang peredaran iklan tersebut dalam segala bentuk.
Sebagian pengguna media sosial, seperti Twitter, langsung merespons secara reaktif hal tersebut. Ini terutama terjadi pada Rabu (4/2) pagi setelah media online Kompas.com memublikasikan berita dengan judul: KBRI Malaysia Sesalkan Iklan ”Pecat Pembantu Indonesia”.
Lonjakan penggunaan frasa ”Iklan Pecat Pembantu Indonesia” tercatat dalam aplikasi Topsy selama satu jam terakhir sejak sebelum pukul 09.45 pada Rabu. Terdapat sekurangnya 1.286 kali penggunaan frasa tersebut dalam periode itu.
Sebagian besar pengguna mengunggah cuitan yang merespons pemberitaan di atas. Didiek P Utomo dengan akun @DidiekPrasetyoU menulis: Bikin rame aja yg kyk gini nih! >>. Fika Trifani dengan akun @fika3fani menulis: Semacam berulah lg.
Sementara pengguna akun @solikinkelik mencoba menghubungkan hal itu dengan tindakan tegas Pemerintah Indonesia yang menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan asal Malaysia. Ini dilakukannya dengan menulis: Apa marah, karena kapalnya ditenggelamin??.
Akan tetapi, relatif belum terbaca komentar yang menyoroti peristiwa itu dari sisi pemasaran atau periklanan. Perihal kontroversi yang biasa dipergunakan untuk menarik perhatian dan karena itu merek yang diiklankan menjadi perbincangan luas.
Sebagian besar komentar merujuk pada sejumlah pemberitaan media online, seperti yang sebelumnya dipublikasikan Kompas.com sebagai portal berita. Ini seperti dilakukan juga oleh pengguna akun @Rinrinsankyu saat menulis: Namanya jg yg di blg ’serumpun’ mana sensitive. Juga Piere Septian dengan akun @viereseptian yang menulis: Pak pres, jalankan visi misi kmrn.
Quote:
menurut orang malaysia, indonesia itu terlalu sensitif (sebelum kasus iklan pecat TKI yah)
'Malaysia Arogan, Indonesia Hipersensitif'
[url]http://m.inilah..com/news/detail/1824631/malaysia-arogan-indonesia-hipersensitif[/url]
inilah..com, Bandung - Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memberikan gambaran sekilas tentang Indonesia dan Malaysia saat berkunjung ke ITB sebagai keynote speech di acara Sarasehan Nasional, Senin (30/1/2012).
Menurut Anwar, cara pemerintah Malaysia dalam mengambil kebijakan dinilainya arogan. Namun, pemerintah Indonesia pun dinilainya hipersensitif (terlalu sensitif). Dirinya sangat berharap hubungan bertetangga antara kedua negara didasari oleh saling percaya, persaudaran, kesantunan dan tidak saling memprovokasi.
Kini pria berkebangsaan melayu tersebut, menyiapkaan diri untuk bertarung kembali di politik. Koalisinya yang beranggotakan tiga parpol, telah berhasil menguasai 82 kursi atau hampir 37% dari total suara parlemen.
Anwar memandang demokrasi Indonesia sudah cukup baik jika dilihat dari kebebasan warga masyarakatnya dalam bersuara. "Yang harus lebih diperhatikan pemerintah Indonesia adalah kesejahteraan rakyatnya. Dan jika pihak oposisi yang saya pimpin menang, kami akan menciptakan hubungan lebih baik dengan negara-negara tetangga lainnya, di antaranya Indonesia yang masih satu rumpun," tegasnya.
Bentuk keprihatinanya terlihat dalam menyoroti tenaga kerja dari Indonesia yang berada di negaranya. Dia berjanji, jika dirinya terpilih nanti dalam pemilu maka setiap tenaga kerja baik yang berasal dari luar negeri seperti indonesia dan dalam negeri harus lebih diperhatikan nasibnya. Selain terkait hubungan kedua negara, Anwar mengemukakan rencananya jika terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia.[ang]
'Malaysia Arogan, Indonesia Hipersensitif'
[url]http://m.inilah..com/news/detail/1824631/malaysia-arogan-indonesia-hipersensitif[/url]
inilah..com, Bandung - Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memberikan gambaran sekilas tentang Indonesia dan Malaysia saat berkunjung ke ITB sebagai keynote speech di acara Sarasehan Nasional, Senin (30/1/2012).
Menurut Anwar, cara pemerintah Malaysia dalam mengambil kebijakan dinilainya arogan. Namun, pemerintah Indonesia pun dinilainya hipersensitif (terlalu sensitif). Dirinya sangat berharap hubungan bertetangga antara kedua negara didasari oleh saling percaya, persaudaran, kesantunan dan tidak saling memprovokasi.
Kini pria berkebangsaan melayu tersebut, menyiapkaan diri untuk bertarung kembali di politik. Koalisinya yang beranggotakan tiga parpol, telah berhasil menguasai 82 kursi atau hampir 37% dari total suara parlemen.
Anwar memandang demokrasi Indonesia sudah cukup baik jika dilihat dari kebebasan warga masyarakatnya dalam bersuara. "Yang harus lebih diperhatikan pemerintah Indonesia adalah kesejahteraan rakyatnya. Dan jika pihak oposisi yang saya pimpin menang, kami akan menciptakan hubungan lebih baik dengan negara-negara tetangga lainnya, di antaranya Indonesia yang masih satu rumpun," tegasnya.
Bentuk keprihatinanya terlihat dalam menyoroti tenaga kerja dari Indonesia yang berada di negaranya. Dia berjanji, jika dirinya terpilih nanti dalam pemilu maka setiap tenaga kerja baik yang berasal dari luar negeri seperti indonesia dan dalam negeri harus lebih diperhatikan nasibnya. Selain terkait hubungan kedua negara, Anwar mengemukakan rencananya jika terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia.[ang]
jadi gimana menurut agan semua? bener gak kalo telinga indonesia sangat sensitif?

yang mau komen TS "antek asing"silahkan, "nggak punya rasa nasionalisme" juga silahkan, tapi yang gw butuhkan adalah penjelasan logis kenapa telinga indonesia terlalu sensitif sama hal hal yang mestinya nggak terlalu di persoalkan.
(kayak pemutaran film senyap ama jagal. kasus TKI dicengin? yah saya mikirnya mungkin dicengin gegara habit indonesia yang sering ngirim TKI)
0
2K
Kutip
14
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan