Halo gan/ sis, halo masyarakat...
Kebetulan ane ada sdikit waktu untuk menuangkan keluh kesah ane. Entah berapa banyak kata dan kalimat yang berterbangan di kepala. Nah Satu - persatu ane tangkep ane masupin ke thread ini.

Gada alasan lain sih gan/sis ane cuma mau jadiin thread ini sebagai bentuk nyata dari lingkaran imaji yang berputar dan terjepit disudut kosong kepala ane. Ane keluarin ajalah biar lega, begono. Daripada ane pendem, kentut aja ditahan masup angin gan.Untungnya ada kaskus, makasih om darwis sama om ken. Ane jadi bisa tuangkan sebagian kesini.

Kalo bisa sih baca sampe abis, siapa tau ada hal baik yang bisa diambil. Siapa tau yah gan, ane gak berani janji kaya Orang - orang berjas diteras Istana putih dan kerajaan keong. Heheehe

Nyo cekidot gan/sis

TERKAPAR LEGA DITEPIAN SENJA

Jika hidup tak lagi tanpa pertimbangan yang bijak, kesalahan tak terelakan menjadi sebuah pelarian dalam penderitaan dan rasa sakit.

Menemukan dan ditemukan, bagaimana sebuah kesalahan menjadi sangat mudah terlaksana. Dua jiwa yang saling kehilangan, dua jiwa yang tumbuh besar oleh rasa sakit. Dua jiwa yang menguatkan senyuman diantaranya. Adakah hal yang tidak menjadikan mereka sebagai terdakwa dalam penilaian mata manusia yang gemar menyayat sebuah fakta. Merasa kesalahan hanyalah sebuah kekecewaan terhadap kebaikan yang selalu menjauhi sudut terang sebuah pemahaman.

Berdiri di kaki yang gemetar ketika dunia meneriakinya " Kau adalah sebuah kesalahan!! ". Menjadi tuli akan jeritan penyesalan dalam hati. Adakah ketidakbenaran yang telah terucap terhapus oleh air mata yang membasahi bagian tersempit dalam sebuah ruangan bernama "Nurani" dan pelan beriringan mengalir bersama simponi kedamaian diri.

Terjepit dalam ungkapan "Menyesal" atau " Berjuang". Pilihan tak lebih dari dua lubang yang membuatnya terperosok entah kedalam kegelepan yang membutakan atau ke dalam keterasingan bisu. Matanya terbelalak melihat padang rumput yang tanahnya menerbangkan begitu banyak cahaya ke langit.

Selama hidupnya ia terus berjalan ke arah dimana ia menemukan Hal yang menjauhkannya dari ratusan alasan untuk terkapar dalam gelap. Melihat kearah langit yang menangisi keteguhan hatinya. Berjuang bersama hujan, turun perlahan bersama udara yang berteriak seraya berkilatan menembus awan dan membakar seisi pembuluh darahnya.

Melihat sekeliling, ia terperanjat dan tertegun. Ia melihat tanah berpenghuni yang sangat subur, namun Jantung yang berdetak dan berjalan di tanah tersebut hanya menangisinya. Ketika matanya melihat keatas sejajar dengan bukit, ia melihat pria berambut kuning dan bermata biru bersama memeluk Garuda yang tengah berdarah. Pria itu tersenyum dan taringnya terlihat begitu menyilaukan. Ia terus berkata "kalian harus diselamatkan", sambil menghujamkan pisau bermata duanya ke jantung setiap orang yang memakai jas Hitam dan duduk tersenyum.

Satu hal yang ia mengerti adalah,semakin matanya terbuka lebar semakin dunia terasa hitam pekat tak terlihat. Semakin ia menutup telinganya semakin ia mendengar jeritan anak- anak yang menjerit dikejauhan padang pasir. Anak anak yang tubuhnya mengeras dan terpejam matanya oleh benturan berbagai hal yang mereka sebut sebagai sebuah kepercayaan akan Tuhannya.

Mahluk yang diturunkan dari surga, untuk tumbuh dan mengerti sebuah cara membuat dan menghancurkan, menjaga dan meniadakan. Mahluk yang kata- katanya menembus langit dan membakar kerongkongan. Mahluk yang membuat Planet beratmosfer dan biru menjadi sebuah gundukan kebencian dan ironi. Lihatlah ketika ozon menangis, lihatlah Cahaya Bintang terbesar membuat lapisan kebanggaan mahluk itu terkelupas bersama keinginnya membangun kerajaan diatas ketiadaan.

Terciptanya kata tak berwujud bernama cinta, berhembus diantara rimbunan batang bambu yang terus tumbuh karena harapan tuk melihat cahaya terindah di semesta. Gelap tak lagi menyelimuti, awan hitam bersama hujan pergi tertatih menjauhi penglihatan. Lihatlah senyuman yang membuat rumput kian berkilau bersama embun. Lihat semilir angin yang berdansa melalui decakan melodi senyap yang berlarian kesana kemari.

Mahluk yang telah lama menancapkan jantungnya di muka bumi, mengucapkan kata - kata yang membuatnya seakan abadi. Hilang bersama arogansi, berjalan bersama anarki dan oligarki. Kini mereka sadar bahwa tangis keluarga adalah murni kekuatan pengubah arah sebuah hukum kekekalan. Tawa yang hilang ditemukan dalam sebuah kotak kebahagiaan yang usang dan berdebu. Membawanya kembali menuju permukaan tenang di atas samudra.

Pertimbangan dan keyakinan adalah kedua hal yang syarat akan penyesalan. Melangkah searah atau berlawanan membuatnya bisa memahami bahwa tujuan bukanlah akhir. Semua langkah dan Tahapan adalah sebuah prolog yang membuat kisahnya menjadi terus menarik dan mendekati kesempurnaan.

Genggam tangannya yang terus bertarung dengan keragu- raguan untuk berdiri paling depan menatap mu dengan harapan. Lihat jiwanya yang terus bergulat dengan keinginan dan keterasingan. Ia tak lagi melihatmu dengan matanya, ia melihatmu terus menembus sebuah ruangan didalam jiwamu. Terus berharap dan berdoa agar kebersamaan adalah sebuah perjalanan tak terhentikan, berharap agar kebersamaan adalah sebuah pijakan menuju satu tempat teindah diatas nirwana. Berbisik pilu dan tersenyum damai " aku selalu melihatmu...".

Rayakan sebuah tawa..
Teriakan sebuah nama..
Melayang bebas menembus asa..
Bersamanya, Terkapar lega ditepian senja...