TS
silent.reader.4
Faktor Delivery Time Pengganti F-5 TNI AU
Lama gak posting tulisan dimari, coba coba posting artikel lagi deh, maaf kalau kurang berkenan.
tulisan kali ini adalah tulisan saya sendiri yang sudah saya posting blog AnalisisMiliter.com punya ane. Tulisan asli berikut komentar-komentarnya bisa dibaca di Faktor Delivery Time Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU
Semoga bermanfaat...
Pesawat tempur Indonesia calon pengganti F-5 E/F Tiger II Indonesia hingga saat ini belum juga mencapai garis akhir keputusan finalnya. Namun kandidat pesawat tempur pengganti F-5 ini sudah disebutkan hanya tinggal 3 saja yaitu pesawat tempur Su-35 BM, F-16 Block 60 dan Gripen E/F. Ketiga kandidat memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing yang tidak akan habis untuk diperdebatkan. Permasalahan yang jarang dibahas malah dari segi target delivery time atau kapan pengganti F-5 ini benar-benar bisa tiba di Indonesia.
Pemerintah Indonesia sendiri hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi mengenai kapan sebenarnya target delivery untuk pesawat tempur pengganti F-5 ini. Namun mengingat usia pesawat tempur F-5 dan desas desus yang beredar, kemungkinan pengganti pesawat tempur F-5 adalah target utama modernisasi Alutsista TNIdi program MEF Renstra 2 tahun 2015-2019 ini. Maka dengan berkaca pada hal ini, kemungkinan besar pengganti F-5 ditargetkan sudah tiba di Indonesia sebelum tahun 2020 nanti. Sehingga diperkirakan tahun 2020 nanti, pesawat tempur ini sudah bisa menambah Kekuatan Militer Indonesia sehingga semakin disegani dikawasan.
Menurut perkiraan penulis, pengganti F-5 akan ditargetkan tiba di Indonesia dalam rentang tahun 2017-2019 nanti. Hal ini mengingat proses pembuatan pesawat tempur baru membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun. Dan kemungkinan besar juga pengganti F-5 akan di umumkan kontraknya pada tahun 2015 ini. Dan kontrak efektifnya (persetujuan DPR) kemugkinan besar paling lama sekitar awal tahun 2016. Dengan perkiraan seperti itu, maka timeline delivery pesawat tempur pengganti F-5 adalah tahun 2017-2019. Artinya calon Pesawat Tempur Indonesiaini akan tiba di Indonesia di rentang tahun 2017-2019 nanti.
Memang benar bahwa factor delivery time bukan hal utama yang menjadi penentu pesawat tempur apa yang akan dipilih menggantikan F-5 TNI AU, namun tetap saja factor delivery time ini harus juga menjadi pertimbangan tersendiri disamping pertimbangan lain seperti spesifikasi pesawat tempur, efek gentar, dan juga kemungkinan Transfer of Technology. Maka kali ini penulis akan membahas dari segi deliverty time, dan tidak akan membahas masalah kemampuan masaing-masing pesawat tempur karena perdebatan tentang itu sejak tahun 2010 hingga sekarang sudah terlalu membosankan bagi penulis.
Mampukah Kandidat Pengganti F-5 memenuhi target Delivery Time?
Lalu bagaimana kesiapan ketiga produsen kandidat pengganti F-5 TNI AU untuk memenuhi ‘target delivery time’ tersebut? Apakah Lockhheed Martin sebagai produsen F-16, SAAB sebagai produsen Gripen E/F dan KNAAPO sebagai produsen Su-35 BM mampu memenuhi target tadi dan mampu mengirimkan produknya ke Indonesia di tahun 2017-2019 jika di pilih sebagai pengganti F-5 TNI AU? Ini sebuah pertanyaan sederhana namun penting untuk dipertanyakan.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka kita harus melihat bagaimana besarnya kapasitas produksi setiap produsen per tahunnya. Selain itu kita juga harus melihat, seberapa banyak pesanan yang sudah mereka terima sebelum Indonesia. Kedua hal ini akan memberikan gambaran kasar mengenai mampu tidaknya mereka memenuhi target delivery tersebut. Untuk kapasitas produksi pesawat per tahun, jujus penulis belum mendapatkan data yang pasti mengenai kemampuan 3 produsen pesawat tempur tersebut. Namun dari beberapa informasi yang penulis peroleh, tampaknya kapasitas produksi/tahun Lockheed Martin (produsen F-16) dan KNAAPO (produsen Su-35 BM) masih relative lebih besar dari kemampuan SAAB (produsen Gripen E/F). Apalagi kita tau bersama di KNAAPO, line produksi Su-27 SKM sudah dihentikan dan dialihkan untuk produksi Su-35 S/BM.
Kesiapan SAAB Swedia untuk Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU
Dari segi pesanan yang sudah diterima, SAAB tampaknya memiliki pesanan paling banyak. Laporan dari website Janes.com mencatat Angkatan Udara Swedia sudah memesan sekitar 60-70 unit Gripen E (menggantikan pesanan upgrade 60 Gripen C menjadi standard Gripen E), dimana pengirimannya ditargetkan mulai tahun 2018 -2026 mendatang. Selain untuk Angkatan udara Swedia, SAAB baru saja memperoleh pesanan 36 unit Gripen E/F dari Brazil dengan opsi penambahan sampai 108 unit Gripen E/F. Target delivery pesanan pertama adalah tahun 2019-2024 mendatang. Khusus untuk Gripen E/F pesanan Brazil, segaian memang akan dibuat di Brazil jadi tidak hanya mengandalkan lini produksi di SAAB Swedia.
Dengan melihat kondisi ini, penulis agak pesimis SAAB mampu memproduksi Gripen E/F untuk Indonesia dengan target delivery tahun 2017-2019 tadi. Melihat pesanan Swedia beberapa tahun lalu juga baru bisa diserahkan di tahun 2018, dan pesanan Brazil juga baru bisa diserahkan di tahun 2019, kemungkinan Gripen untuk Indonesia baru bisa diserahkan ke Indonesia di tahun 2020-2021. Itu pun dengan catatan, SAAB bisa meningkatkan kemampuan produksinya serta mungkin bisa mengalihkan kuota Gripen E dari AU Swedia untuk AU Indonesia.
Mengantisipasi hal itu SAAB dan pemerintah Swedia bisa saja menawarkan opsi kepada Indonesia untuk menyewa atau memberikan beberapa unit pesawat tempur Gripen C/D untuk dipakai Indonesia sambil menunggu pesanan Gripen E/F tiba di Indonesia. Namun hal ini tentu saja harus melalui kajian dan pertimbangan matang, apakah pola ini bisa diterima oleh Indonesia atau tidak.
Kesiapan KNAAPO Rusia untuk Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU
Berbeda halnya dengan SAAB, KNAAPO sebagai produsen pesawat tempur Su-35 S/BM belum memiliki banyak pesanan saat ini. Pesanan 48 unit pesawat tempur Su-35 S untuk angkatan Udara Rusia sudah mulai dikerjakan tahun 2011 lalu dan akan selesai tahun 2015 ini. Seperti yang dilansir portal Airforce-Technology.com dan beberapa sumber local Rusia menyebutkan bahwa pengerjaan pesanan 48 unit Su-35 S Rusia sudah hampir selesai saat ini.
Pesanan lain yang mungkin akan segera diterima KNAAPO untuk memproduksi Su-35 BM adalah dari China, dimana dikabarkan Rusia dan China sedang melakukan negoisasi untuk pembelian 24 unit Su-35 BM. Selain China, praktis tidak terdengar ada lagi pesanan lain selain kemungkinan pesanan dari Indonesia, meski beberapa negara seperti Venezuela dan Vietnam menunjukkan ketertarikannya. Maka disini, jika Indonesia memilih pesawat tempur Su-35 BM buatan KNAAPO Rusia sebagai pengganti F-5, tidak akan terlalu mengalami masalah dalam hal time delivery.
Kesiapan Lockheed Martin untuk Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU
Hampir sama dengan KNAAPO, Lockheed Martin sebagai produsen F-16 juga tidak memiliki banyak pesanan saat ini. Pesanan terakhir yang penulis ingat adalah sekitar 20-an F-16 Block 52 untuk Mesir dan sekitar 30-an pesawat tempur F-16 Block 52IQ untuk Iraq. Pesanan mesir sudah selesai namun belum dikirimkan karena ada masalah didalam negeri Mesir. Sedangkan pesanan Iraq sudah dikerjakan dari beberapa tahun yang lalu, sehingga tidak lama lagi akan selesai.
Kemungkinan pesanan lain sejauh ini hanya datang dari Uni Emirat Arab (UEA) yang sedang menegosiasikan pembelian 30 unit F-16 Block 61, yang lebih canggih dari 80 unit F-16 Block 60 yang sudah mereka miliki. Sebagaimana kita ketahui, DSCA sudah mengumumkan rencana ini namun belum ada kejelasan hingga kini. Kutipan salinan dokumen DSCA terhadap kemungkinan pesanan 30 unit F-16 Block 61 untuk UEA ini bisa dilihat di website Airliners.net
Meski ada kemungkinan pesanan 30 unit F-16 Block 61 dari UEA ini, penulis memperkirakan tidak akan terlalu masalah dalam hal delivery time jika Indonesia membeli sekitar 12-16 unit F-16 Block 60 sebagai pengganti F-5 TNI AU. Hal ini karena kapasitas produksi Lockheed Martin dikenal cukup besar (meski penulis tidak mengetahuinya secara pasti).
Kesimpulan Terkait Faktor Delivery Time Pengganti F-5 TNI AU
Dengan pembahasan singkat diatas, dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pesawat Tempur Su-35 BM (KNAAPO) dan F-16 Block 60 (Lockheed Martin) adalah kandidat pengganti F-5 TNI AU yang diprediksi bisa memenuhi target delivery time tahun 2017-2019.
2. Pesawat tempur Gripen E/F (SAAB) tampaknya tidak akan mampu memenuhi delivery time tahun 2017-2019, sehingga Indonesia dan Swedia harus memikirkan solusinya jika Gripen E/F jadi pemenang.
3. Solusi yang bisa ditawarkan SAAB dan Swedia adalah menyewakan atau memberikan beberapa unit Gripen C/D milik Angkatan Udara Swedia untuk dipakai Indonesia sambil menunggu pesanan Gripen E/F tiba.
Demikian kesimpulan singkat penulis, namun kembali lagi seperti yang sudah penulis sebut diawal bahwa factor delivery time bukan yang terutama karena masih banyak factor lain yang harus dipertimbangkan. Namun hal ini tentunya harus menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan pihak terkait dalam mengambil keputusan pengganti pesawat tempur Indonesia yang sudah menua ini. Selebihnya kita serahkan kembali kepada pemerintah untuk memutuskan untuk kemajuan militer indonesia kedepannya.
mohon jangan dibata gan, kalau kurang berkenan, silahkan momod close..
tulisan kali ini adalah tulisan saya sendiri yang sudah saya posting blog AnalisisMiliter.com punya ane. Tulisan asli berikut komentar-komentarnya bisa dibaca di Faktor Delivery Time Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU
Semoga bermanfaat...
Quote:
Pesawat tempur Indonesia calon pengganti F-5 E/F Tiger II Indonesia hingga saat ini belum juga mencapai garis akhir keputusan finalnya. Namun kandidat pesawat tempur pengganti F-5 ini sudah disebutkan hanya tinggal 3 saja yaitu pesawat tempur Su-35 BM, F-16 Block 60 dan Gripen E/F. Ketiga kandidat memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing yang tidak akan habis untuk diperdebatkan. Permasalahan yang jarang dibahas malah dari segi target delivery time atau kapan pengganti F-5 ini benar-benar bisa tiba di Indonesia.
Pemerintah Indonesia sendiri hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi mengenai kapan sebenarnya target delivery untuk pesawat tempur pengganti F-5 ini. Namun mengingat usia pesawat tempur F-5 dan desas desus yang beredar, kemungkinan pengganti pesawat tempur F-5 adalah target utama modernisasi Alutsista TNIdi program MEF Renstra 2 tahun 2015-2019 ini. Maka dengan berkaca pada hal ini, kemungkinan besar pengganti F-5 ditargetkan sudah tiba di Indonesia sebelum tahun 2020 nanti. Sehingga diperkirakan tahun 2020 nanti, pesawat tempur ini sudah bisa menambah Kekuatan Militer Indonesia sehingga semakin disegani dikawasan.
Menurut perkiraan penulis, pengganti F-5 akan ditargetkan tiba di Indonesia dalam rentang tahun 2017-2019 nanti. Hal ini mengingat proses pembuatan pesawat tempur baru membutuhkan waktu sekitar 2-3 tahun. Dan kemungkinan besar juga pengganti F-5 akan di umumkan kontraknya pada tahun 2015 ini. Dan kontrak efektifnya (persetujuan DPR) kemugkinan besar paling lama sekitar awal tahun 2016. Dengan perkiraan seperti itu, maka timeline delivery pesawat tempur pengganti F-5 adalah tahun 2017-2019. Artinya calon Pesawat Tempur Indonesiaini akan tiba di Indonesia di rentang tahun 2017-2019 nanti.
Memang benar bahwa factor delivery time bukan hal utama yang menjadi penentu pesawat tempur apa yang akan dipilih menggantikan F-5 TNI AU, namun tetap saja factor delivery time ini harus juga menjadi pertimbangan tersendiri disamping pertimbangan lain seperti spesifikasi pesawat tempur, efek gentar, dan juga kemungkinan Transfer of Technology. Maka kali ini penulis akan membahas dari segi deliverty time, dan tidak akan membahas masalah kemampuan masaing-masing pesawat tempur karena perdebatan tentang itu sejak tahun 2010 hingga sekarang sudah terlalu membosankan bagi penulis.
Mampukah Kandidat Pengganti F-5 memenuhi target Delivery Time?
Lalu bagaimana kesiapan ketiga produsen kandidat pengganti F-5 TNI AU untuk memenuhi ‘target delivery time’ tersebut? Apakah Lockhheed Martin sebagai produsen F-16, SAAB sebagai produsen Gripen E/F dan KNAAPO sebagai produsen Su-35 BM mampu memenuhi target tadi dan mampu mengirimkan produknya ke Indonesia di tahun 2017-2019 jika di pilih sebagai pengganti F-5 TNI AU? Ini sebuah pertanyaan sederhana namun penting untuk dipertanyakan.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka kita harus melihat bagaimana besarnya kapasitas produksi setiap produsen per tahunnya. Selain itu kita juga harus melihat, seberapa banyak pesanan yang sudah mereka terima sebelum Indonesia. Kedua hal ini akan memberikan gambaran kasar mengenai mampu tidaknya mereka memenuhi target delivery tersebut. Untuk kapasitas produksi pesawat per tahun, jujus penulis belum mendapatkan data yang pasti mengenai kemampuan 3 produsen pesawat tempur tersebut. Namun dari beberapa informasi yang penulis peroleh, tampaknya kapasitas produksi/tahun Lockheed Martin (produsen F-16) dan KNAAPO (produsen Su-35 BM) masih relative lebih besar dari kemampuan SAAB (produsen Gripen E/F). Apalagi kita tau bersama di KNAAPO, line produksi Su-27 SKM sudah dihentikan dan dialihkan untuk produksi Su-35 S/BM.
Kesiapan SAAB Swedia untuk Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU
Dari segi pesanan yang sudah diterima, SAAB tampaknya memiliki pesanan paling banyak. Laporan dari website Janes.com mencatat Angkatan Udara Swedia sudah memesan sekitar 60-70 unit Gripen E (menggantikan pesanan upgrade 60 Gripen C menjadi standard Gripen E), dimana pengirimannya ditargetkan mulai tahun 2018 -2026 mendatang. Selain untuk Angkatan udara Swedia, SAAB baru saja memperoleh pesanan 36 unit Gripen E/F dari Brazil dengan opsi penambahan sampai 108 unit Gripen E/F. Target delivery pesanan pertama adalah tahun 2019-2024 mendatang. Khusus untuk Gripen E/F pesanan Brazil, segaian memang akan dibuat di Brazil jadi tidak hanya mengandalkan lini produksi di SAAB Swedia.
Dengan melihat kondisi ini, penulis agak pesimis SAAB mampu memproduksi Gripen E/F untuk Indonesia dengan target delivery tahun 2017-2019 tadi. Melihat pesanan Swedia beberapa tahun lalu juga baru bisa diserahkan di tahun 2018, dan pesanan Brazil juga baru bisa diserahkan di tahun 2019, kemungkinan Gripen untuk Indonesia baru bisa diserahkan ke Indonesia di tahun 2020-2021. Itu pun dengan catatan, SAAB bisa meningkatkan kemampuan produksinya serta mungkin bisa mengalihkan kuota Gripen E dari AU Swedia untuk AU Indonesia.
Mengantisipasi hal itu SAAB dan pemerintah Swedia bisa saja menawarkan opsi kepada Indonesia untuk menyewa atau memberikan beberapa unit pesawat tempur Gripen C/D untuk dipakai Indonesia sambil menunggu pesanan Gripen E/F tiba di Indonesia. Namun hal ini tentu saja harus melalui kajian dan pertimbangan matang, apakah pola ini bisa diterima oleh Indonesia atau tidak.
Kesiapan KNAAPO Rusia untuk Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU
Berbeda halnya dengan SAAB, KNAAPO sebagai produsen pesawat tempur Su-35 S/BM belum memiliki banyak pesanan saat ini. Pesanan 48 unit pesawat tempur Su-35 S untuk angkatan Udara Rusia sudah mulai dikerjakan tahun 2011 lalu dan akan selesai tahun 2015 ini. Seperti yang dilansir portal Airforce-Technology.com dan beberapa sumber local Rusia menyebutkan bahwa pengerjaan pesanan 48 unit Su-35 S Rusia sudah hampir selesai saat ini.
Pesanan lain yang mungkin akan segera diterima KNAAPO untuk memproduksi Su-35 BM adalah dari China, dimana dikabarkan Rusia dan China sedang melakukan negoisasi untuk pembelian 24 unit Su-35 BM. Selain China, praktis tidak terdengar ada lagi pesanan lain selain kemungkinan pesanan dari Indonesia, meski beberapa negara seperti Venezuela dan Vietnam menunjukkan ketertarikannya. Maka disini, jika Indonesia memilih pesawat tempur Su-35 BM buatan KNAAPO Rusia sebagai pengganti F-5, tidak akan terlalu mengalami masalah dalam hal time delivery.
Kesiapan Lockheed Martin untuk Pengganti Pesawat Tempur F-5 TNI AU
Hampir sama dengan KNAAPO, Lockheed Martin sebagai produsen F-16 juga tidak memiliki banyak pesanan saat ini. Pesanan terakhir yang penulis ingat adalah sekitar 20-an F-16 Block 52 untuk Mesir dan sekitar 30-an pesawat tempur F-16 Block 52IQ untuk Iraq. Pesanan mesir sudah selesai namun belum dikirimkan karena ada masalah didalam negeri Mesir. Sedangkan pesanan Iraq sudah dikerjakan dari beberapa tahun yang lalu, sehingga tidak lama lagi akan selesai.
Kemungkinan pesanan lain sejauh ini hanya datang dari Uni Emirat Arab (UEA) yang sedang menegosiasikan pembelian 30 unit F-16 Block 61, yang lebih canggih dari 80 unit F-16 Block 60 yang sudah mereka miliki. Sebagaimana kita ketahui, DSCA sudah mengumumkan rencana ini namun belum ada kejelasan hingga kini. Kutipan salinan dokumen DSCA terhadap kemungkinan pesanan 30 unit F-16 Block 61 untuk UEA ini bisa dilihat di website Airliners.net
Meski ada kemungkinan pesanan 30 unit F-16 Block 61 dari UEA ini, penulis memperkirakan tidak akan terlalu masalah dalam hal delivery time jika Indonesia membeli sekitar 12-16 unit F-16 Block 60 sebagai pengganti F-5 TNI AU. Hal ini karena kapasitas produksi Lockheed Martin dikenal cukup besar (meski penulis tidak mengetahuinya secara pasti).
Kesimpulan Terkait Faktor Delivery Time Pengganti F-5 TNI AU
Dengan pembahasan singkat diatas, dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pesawat Tempur Su-35 BM (KNAAPO) dan F-16 Block 60 (Lockheed Martin) adalah kandidat pengganti F-5 TNI AU yang diprediksi bisa memenuhi target delivery time tahun 2017-2019.
2. Pesawat tempur Gripen E/F (SAAB) tampaknya tidak akan mampu memenuhi delivery time tahun 2017-2019, sehingga Indonesia dan Swedia harus memikirkan solusinya jika Gripen E/F jadi pemenang.
3. Solusi yang bisa ditawarkan SAAB dan Swedia adalah menyewakan atau memberikan beberapa unit Gripen C/D milik Angkatan Udara Swedia untuk dipakai Indonesia sambil menunggu pesanan Gripen E/F tiba.
Demikian kesimpulan singkat penulis, namun kembali lagi seperti yang sudah penulis sebut diawal bahwa factor delivery time bukan yang terutama karena masih banyak factor lain yang harus dipertimbangkan. Namun hal ini tentunya harus menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan pihak terkait dalam mengambil keputusan pengganti pesawat tempur Indonesia yang sudah menua ini. Selebihnya kita serahkan kembali kepada pemerintah untuk memutuskan untuk kemajuan militer indonesia kedepannya.
mohon jangan dibata gan, kalau kurang berkenan, silahkan momod close..
0
12.7K
Kutip
87
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan