

TS
motorberdarah
Apakah setelah operasi, pasien tidak berpakaian sehelaipun?
Agan-agan sekalian, saya mau tanya
Adik perempuan saya, umur dibawah 30an, sudah bersuami, perawakan kecil seperti anak SMP-SMA, tinggi dibawah 160cm. Beberapa waktu yang lalu dia harus menjalani operasi THT (penyakitnya saya rahasiakan saja ya), pokoknya di bagian hidung. Operasi dilakukan di RS pemerintah kenamaan di Jakarta, saya baru kedua kali menjaga saudara operasi, yang pertama di RS berbeda, beda orang pula.
Kasus adik saya, setelah operasi, masih tidak sadarkan diri, dia hanya diselimuti selimut tebal berbulu, waktu mau dipindahkan ke kasur rawat inap, para suster & penjaga di rumah sakit nampak tidak sigap mengangkat, seperti kagok. Setelah saya lihat sampai lutut memang tidak ada pakaian sediktipun.
Lalu setelah kasur diantar ke kamar rawat inap, saya beserta keluarga merapikan pakaian adik saya, kebetulan suaminya sedang tidak ada, jadi hanya keluarga inti saja disana. Kami menemukan bahwa adik saya tidak mengenakan sehelai benangpun dibawah selimut bulu itu, ada celana dalamnya dibiarkan di sebelah pahanya, kalau bra tidak pakailah karena dia memakai baju operasi sebelumnya. Tapi tidak juga ditemukan kateter, dan operasi hanya di bagian hidung saja.
Yang saya mau tanya, mengapa saudara saya yg lain operasi THT di RS berbeda masih berpakaian baju operasi ketika keluar dari ruang operasi plus headcap. Sedangkan adik saya di RS berbeda, kasusnya seperti ini, saya positif thinking saja, tetapi tetap tidak habis pikir, kenapa sampai seluruh pakaian hingga celana dalam pun dicopot.
Pasien yang keluar dari ruang operasi pun kondisinya berbeda-beda.. ada yang sudah sadar ada yg tidak, namun semuanya memakai baju operasi, kecuali beberapa bapak-bapak, dan beberapa pasien masih mengenakan headcap.
Mungkin ada dokter yang bisa beri penjelasan disini, atau ada agan yang pengalamannya serupa?
Saya cuma takut kalau ini kasus harrasment. Saya juga pernah mengalami kasus harrasment sepertinya di RS berbeda pula dengan pacar saya dulu, dia sedikit asma, namun karena sudah larut malam, maka dibawa ke UGD, satu-satunya yg masih 24 jam, setelah daftar dia langsung diperiksa di bilik tirai-tirai tengah ruangan yang bisa terlihat dari resepsionis pun.
Ada beberapa dokter yang jaga, tapi kebetulan semuanya laki-laki. Ketika pacar saya diperiksa, saya disuruh keluar karena bukan suaminya, sayapun menurut, karena bilik-bilik tirai terletak di tengah ruangan, maka ada beberapa dokter hilir mudik ambil shortcut lewat tirai, salahsatu dokter yang lewat dengan seenaknya membuka tirai dengan cepat di tempat pacar saya diperiksa. Terlihat jelas pacar saya yg mahasiswi itu sedang diperiksa dadanya bukan lewat kerah namun dibuka sweaternya dari bawah sampai leher yang sebenarnya tidak praktis karena saya sering lihat kalau adik saya diperiksa biasanya lewat kerah, kalaupun harus buka baju, biasanya dokternya wanita. Dokter yang buka tirai pun nampak kaget, langsung mentutup kembali tirainya seraya masih lewat untuk mengambil shortcut, kejadian itu dilihat hampir semua orang di ruangan itu gan, karena sangat terbuka.
Saya berusaha positif, namun setelah pacar saya rundingkan hal itu dengan teman perempuan lainnya, ternyata kesimpulan temannya itu memang sexual harrasment, karena dia juga tidak pernah dicek dadanya melalaui bawah pakaian.
Saya hanya takut yang adik saya ini kasus serupa gan, mohon kejelasan dari agan-agan yg dokter ataupun tahu mengenai hal ini.
Terimakasih!!!
Adik perempuan saya, umur dibawah 30an, sudah bersuami, perawakan kecil seperti anak SMP-SMA, tinggi dibawah 160cm. Beberapa waktu yang lalu dia harus menjalani operasi THT (penyakitnya saya rahasiakan saja ya), pokoknya di bagian hidung. Operasi dilakukan di RS pemerintah kenamaan di Jakarta, saya baru kedua kali menjaga saudara operasi, yang pertama di RS berbeda, beda orang pula.
Kasus adik saya, setelah operasi, masih tidak sadarkan diri, dia hanya diselimuti selimut tebal berbulu, waktu mau dipindahkan ke kasur rawat inap, para suster & penjaga di rumah sakit nampak tidak sigap mengangkat, seperti kagok. Setelah saya lihat sampai lutut memang tidak ada pakaian sediktipun.
Lalu setelah kasur diantar ke kamar rawat inap, saya beserta keluarga merapikan pakaian adik saya, kebetulan suaminya sedang tidak ada, jadi hanya keluarga inti saja disana. Kami menemukan bahwa adik saya tidak mengenakan sehelai benangpun dibawah selimut bulu itu, ada celana dalamnya dibiarkan di sebelah pahanya, kalau bra tidak pakailah karena dia memakai baju operasi sebelumnya. Tapi tidak juga ditemukan kateter, dan operasi hanya di bagian hidung saja.
Yang saya mau tanya, mengapa saudara saya yg lain operasi THT di RS berbeda masih berpakaian baju operasi ketika keluar dari ruang operasi plus headcap. Sedangkan adik saya di RS berbeda, kasusnya seperti ini, saya positif thinking saja, tetapi tetap tidak habis pikir, kenapa sampai seluruh pakaian hingga celana dalam pun dicopot.
Pasien yang keluar dari ruang operasi pun kondisinya berbeda-beda.. ada yang sudah sadar ada yg tidak, namun semuanya memakai baju operasi, kecuali beberapa bapak-bapak, dan beberapa pasien masih mengenakan headcap.
Mungkin ada dokter yang bisa beri penjelasan disini, atau ada agan yang pengalamannya serupa?
Saya cuma takut kalau ini kasus harrasment. Saya juga pernah mengalami kasus harrasment sepertinya di RS berbeda pula dengan pacar saya dulu, dia sedikit asma, namun karena sudah larut malam, maka dibawa ke UGD, satu-satunya yg masih 24 jam, setelah daftar dia langsung diperiksa di bilik tirai-tirai tengah ruangan yang bisa terlihat dari resepsionis pun.
Ada beberapa dokter yang jaga, tapi kebetulan semuanya laki-laki. Ketika pacar saya diperiksa, saya disuruh keluar karena bukan suaminya, sayapun menurut, karena bilik-bilik tirai terletak di tengah ruangan, maka ada beberapa dokter hilir mudik ambil shortcut lewat tirai, salahsatu dokter yang lewat dengan seenaknya membuka tirai dengan cepat di tempat pacar saya diperiksa. Terlihat jelas pacar saya yg mahasiswi itu sedang diperiksa dadanya bukan lewat kerah namun dibuka sweaternya dari bawah sampai leher yang sebenarnya tidak praktis karena saya sering lihat kalau adik saya diperiksa biasanya lewat kerah, kalaupun harus buka baju, biasanya dokternya wanita. Dokter yang buka tirai pun nampak kaget, langsung mentutup kembali tirainya seraya masih lewat untuk mengambil shortcut, kejadian itu dilihat hampir semua orang di ruangan itu gan, karena sangat terbuka.
Saya berusaha positif, namun setelah pacar saya rundingkan hal itu dengan teman perempuan lainnya, ternyata kesimpulan temannya itu memang sexual harrasment, karena dia juga tidak pernah dicek dadanya melalaui bawah pakaian.
Saya hanya takut yang adik saya ini kasus serupa gan, mohon kejelasan dari agan-agan yg dokter ataupun tahu mengenai hal ini.
Terimakasih!!!
Diubah oleh motorberdarah 04-02-2015 04:10
0
30.9K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan