Pada tahun 2015, PT Trisula Internasional Tbk (TRIS) berencana melakukan aksi akuisisi satu perusahaan ritel fesyen lokal. Adapun aksi ini sebagai upaya memperkuat bisnis perseroan. Aksi korporasi tersebut diharapkan bisa menunjang target penjualan perseroan tahun ini untuk dapat tumbuh minimal 15 persen atau sebesar Rp 862,5 miliar. Perkiraan penjualan sepanjang taun lalu tercatat mencapai Rp 750 miliar.

Pihak TRIS memperkirakan besaran nilai akuisisi yang akan melebihi nilai akuisisi terdahulu yakni perusaaan ritel produk pakaian jadi asal Singapura PT Mido Uniforms Pte Ltd (mido) sebesar Rp 22,9 miliar. Sebagai informasi akuisisi saham Mido itu dilangsungkan pada kuartal II-2014 lalu sehingga perseroan resmi menguasai 85 persen saham Mido. Melalui aksi korporasi tersebut diperkirakan mampu menunjang pertumbuhan penjualan bersih sebesar enam persen atau sekitar Rp 830 miliar dan kenaikan laba 8-13 persen menjadi Rp 34,6 miliar.

Dari sisi kinerja untuk tahun ini TRIS membidik pendapatan meningkat 15% atau sekitar Rp862 miliar dibanding tahun lalu yang diperkirakan mencapai sekitar Rp750 miliar. Untuk meningkatkan pendapatan tahun ini, TRIS akan akan melakukan promosi produk dan penjualan melalui online shopping untuk memperluas pangsa pasar dalam negeri.

Target pencapaian kinerja tersebut akan didukung oleh alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp10 miliar-Rp15 miliar pada tahun ini. Dana tersebut digunakan untuk anak perusahaan guna meningkatkan kapasitas otomatisasi yang sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir. Untuk meningkatkan kapasitas produksi tersebut, perusahaan menambah jumlah mesin sebanyak tiga unit (lines machine). Dengan demikian, jumlah lines machine akan bertambah dari tujuh menjadi 10 unit. Perusahaan juga menyiapkan dana untuk promosi dan pemasaran untuk mendongkrak penjualan dalam negeri serta pengembangan merk. Adapun sumber dana belanja modal tersebut berasal dari pinjaman bank yang sudah didapatkan secara penuh dan dana operasional yang sedang berjalan.

Sepanjang kuartal III-2014, TRIS mencatat penurunan laba yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk alias laba bersih. Laba bersih perseroan turun Rp 5 miliar dari Rp 21 miliar menjadi Rp 16 miliar meningkatkan penjualan bersih sebesar 12 persen. Jika dibandingkan dengan total penjualan bersih selama sembilan 2013. Pada akhir kuartal III/2014, penjualan TRIS Rp553,3 miliar.

Sementara periode yang sama 2013 Rp495,3 miliar, dari pertumbuhan penjualan bersih yang dicapai, segmen eceran domestik mengalami organic growth sebesar 25 persen. Sedangkan pasar penjualan ekspor mengalami peningkatan 6 persen. Berdasarkan realisasi kuartal III/2014, perseroan memprediksi penjualan 2014 berada di kisaran 94 persen dari rencana semula atau Rp750 miliar. Tahun ini manajemen TRIS menargetkan pertumbuhan pendapatan 15% jadi Rp 862,5 miliar. Dengan asumsi target ritel minimal 20%, angka penjualan bisa mencapai Rp 172,5 miliar di akhir tahun ini.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Kamis (29/1/15), saham TRIS dibuka pada level 348 dalam kisaran 348 – 349 dengan volume perdagangan saham TRIS mencapai 5 juta lot saham.

Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham TRIS sejak akhir bulan Oktober terlihat terus mengalami pergerakan penguatan dan menyentuh level resistance namun saat ini telah terlihat bergerak dalam koreksi terpantau indikator MA sudah bergerak turun menuju bolinger band bawah.

Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh jual. Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan TRIS dalam potensi tertahan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju TRIS masih akan terbatas dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan TRIS. Saat ini level support berada pada Rp 340 hingga resistance Rp400.


sumber