Pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami pembukaan yang melemah (28/1). Rupiah terpukul mundur setelah di akhir perdagangan Selasa kemarin berhasil membukukan peningkatan yang cukup baik.

Pagi ini rupiah kembali mengalami tekanan jual akibat harapan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro agar mata uang tersebut kembali melemah. Menurut Bambang pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini telah memberikan keuntungan terhadap sektor ekspor dalam negeri dan membantu menurunkan defisit transaksi berjalan di Indonesia.

Bambang mengatakan bahwa level Rp 12.500 per dollar merupakan nilai tukar yang pas untuk mendukung daya saing ekspor dalam negeri. Rupiah sendiri telah mengalami penurunan selama tiga bulan berturut-turut akibat momentum menguatnya dollar AS.

Pada perdagangan Rabu pagi ini rupiah terpantau dibuka pada posisi 12.484,50 per dollar AS. Mata uang dalma negeri tersebut mengalami penurunan sebesar 15,70 poin dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan kemarin yang berada di level 12.468,80 per dollar AS. Saat ini rupiah sudah memperbesar penurunannya dan berada pada posisi 12.496,00 per dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami penurunan lanjutan. Dollar kembali menemukan pijakan untuk melanjutkan penguatannya jelang rilis hasil pertemuan Fed Kamis dini hari besok.

Untuk perdagangan hari ini nilai tukar rupiah diperkirakan akan menemui level support pada posisi 12.520 per dollar dan support kedua ada pada posisi 12.550 per dollar. Sedangkan jika terjadi peningkatan lanjutan level resistance akan ditemui pada 12.450 per dollar dan 12.420 per dollar.


sumber