Dilakukannya hukuman mati untuk 6 terpidana kasus narkoba pada Minggu (18/1/2015) memunculkan pertanyaan masyarakat apakah hal serupa akan dilakukan pada kader PDIP yang juga terjerat kasus narkoba.

Seperti diketahui sejumlah kader PDIP terkena kasus narkoba. Seperti Waluyo AT, kader PDIP yang sempat menjadi Ketua DPRD Kabupaten Pemalang. Ia ditangkap ketika sedang mengkonsumi sabu-sabu, bersama seorang perempuan di rumah dinasnya Jl Citarum, RT 5 RW 12, Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, pada Kamis (6/9/2012) malam seperti diberitakan Solopos.

Hal serupa terjadi ketika Ketua DPC PDIP Blora Colbert Mangaratua ditangkap oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskirim) Mabes Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Sabtu (16/3/2013) karena terkait dengan sindikat peredaran ekstasi, seperti diberitakan Suara Merdeka. Colbert diduga masuk dalam jaringan kartel narkoba internasional yang membawa sekitar 400 ribu butir ekstasi.

Lainnya ada Eko Yulianto Nugroho, mantan anggota DPRD Bantul yang merupakan pengurus DPC PDI Perjuangan (PDIP) Bantul ditangkap pada Minggu (14/9/2014) karena merupakan pelanggan shabu dan di rumahnya ditemukan sejumlah barang bukti di antaranya shabu seberat 0,7 gram. Saat tes urin pun Eko terbukti positif pengguna narkoba.

Yang terbaru adalah yang terjadi pada Sugiono, politisi PDIP Lamongan, yang ditangkap aparat karena menggelar pesta narkoba saat pergantian tahun baru 2015.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan di acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2014 di kompleks Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (18/12/2014) seperti dilansir Detik mengatakan,”Indonesia darurat narkoba. Ada 64 yang sudah divonis mati oleh pengadilan dan saya sampaikan bahwa permohonan grasi untuk kasus narkoba tidak akan ada yang saya berikan grasi. Tidak akan.”

http://news.fimadani.com/read/2015/0...-dihukum-mati/

narkoba semakin merajalela gan