pa.nastakAvatar border
TS
pa.nastak
[Berita Penting] Pembantu Indonesia Dijual Mahal tapi Digaji Murah
Pembantu Indonesia Dijual Mahal tapi Digaji Murah



Tahukah Anda berapa pembantu rumah tangga asal Indonesia 'dijual' agen dalam negeri dan Malaysia, serta berapa mereka terima gaji dari majikan?

Situs thestar.com.my menurunkan laporan menarik. Majikan Malaysia, menurut situs itu, harus membayar 14 ribu sampai 15 ribu ringgit, atau Rp 48,5 juta sampai Rp 52 juta, untuk mendapatkan pembantu asal Indonesia dari agen di negeri mereka.

Asosiasi Agen PRT Asing Malaysia (PAPA) mengatakan harga jual pembantu Indonesia akan melonjak lagi karena biaya visa naik sekitar 15 kali lipat sejak bulan lalu.

PAPA juga mengatakan agen di Indonesia juga menaikan nilai jual PRT setelah pemerintah kedua negara gagal menegakan perjanjian 2013, yang menetapkan harga 7800 RM, atau Rp 27 juta, per orang.

Jeffrey Foo, ketua PAPA, mengatakan akibat dari semua ini adalah terjadi kekurangan pasokan PRT ke Malaysia. "Banyak agen kami tidak ingin lagi membawa PRT dari Indonesia, karena harga yang ditetapkan agen Indonesia terlalu tinggi," ujar Foo.

Agen Indonesia, menurut Foo, meminta 9.000 sampai 10 ribu RM, atau Rp 31,2 juta sampai Rp 34,6 juta, sebagai biaya pelatihan dan pengiriman ke Malaysia.

"Bagaimana mungkin kami bisa memasok PRT dengan harga yang wajar, ketika biaya mendatangkan mereka terlalu tinggi," ujar Foo.

Foo Yong Hooi, wakil ketua PAPA, mengklaim biaya mendapatkan PRT dari Indonesia akan meningkat karena biaya visa naik 15 kali lipat, dari Rp 57 ribu menjadi Rp 850 ribu per orang.

Padahal, sesuai perjanjian Indonesia-Malaysia, agen Indonesia seharusnya melepas pembantu dengan harga 5.000 RM, atau Rp 17,3 juta, per orang.

"Namun agen-agen di Indonesia menyuplai ke pembeli yang membutuhkan, dengan basis harga yang mereka inginkan," ujar Foo. "Jika agen kami bersedia membeli dengan harga tinggi, agen di Indonesia akan menyuplai."

Keterangan Foo mungkin jawaban atas pertanyaan mengapa agen di Indonesia menyekap, atau tidak mengirim pembantu dari desa-desa di sekujur Pulau Jawa ke luar negeri secepatnya. Mereka menunggu pesanan dari Malaysia dan negara lain, agar bisa menjual dengan harga tinggi.

Pertanyaannya, mengapa majikan di Singapura membeli pembantu asal Indonesia dari agen lokal jauh lebih murah, yaitu 5.360 RM, atau Rp 18,5 juta?

Foo mengatakan; "Biaya agen di Singapura dikendalikan pemerintah, di Malaysia tidak. Singapura juga membayar gaji PRT lebih tinggi, sehingga agen di Indonesia mungkin tidak meminta lebih banyak."

Gaji pembantu Indonesia di Malaysia antara 700 sampai 800 RM, atau Rp 2,4 juta sampai Rp 2,7 juta, per bulan. Di Singapura, PRT Indonesia menikmati gaji 500 dolar Singapura, atau 1.340 RM, atau Rp 4,6 juta, per bulan. Di Taiwan, PRT Indonesia mengantongi antara 1.400 sampai 1.500 RM, atau Rp 4,8 juta sampai Rp 5,2 juta.

Tahun 2011, Indonesia dan Malaysia menanda-tangani nota kesepahaman yang mengatur biaya agen 4.511 RM, atau Rp 15,6 juta, namun itu dianggap tidak masuk akal. Agen Indonesia menolak mengirim pembantu, yang memicu kelangkaan PRT di Malaysia.

September 2013, Malaysia-Indonesia sepakat menetapkan biaya 7.800 RM, atau Rp 27 juta. Dari jumlah itu, 6.000 RM atau Rp 20 juta, dibayar majikan. Lebih menarik lagi, majikan membebankan biaya itu kepada PRT dengan memotong gaji selama enam bulan.

Dari 7.800 RM itu, sekitar 3.000 RM (Rp 10 juta) dinimati agen Malaysia. Sisanya, 4.800 RM (Rp 16,6 juta) masuk ke kantong agen Indonesia.

Yong Hooi mengatakan beberapa agen di bawah PAPA, yang meneken kesepakatan biaya 7.800 RM, berhenti memasok PRT dari Indonesia karena harga yang terus melonjak.

Lainnya terpaksa membayar sesuai permintaan agen Indonesia, dan menjual dengan harga tinggi kepada majikan di Malaysia.

"Harga beli tinggi, risiko sama," ujar Yong Hooi. "Jika pembantu lari dalam waktu tiga bulan, agen harus menyediakan pengganti dan tidak boleh mengenakan biaya tambahan."

PRT Indonesia disukai di Malaysia, karena kesamaan budaya dan agama. PRT dari Filipina, terutama asal Pulau Mindanao, jauh lebih mahal dan Manila menerapkan aturan tertentu untuk calon majikan.

Pembantu dari Kamboja dan Vietnam jauh lebih murah, dan tersedia dalam jumlah besar untuk Malaysia, tapi tak disuka dan pasokan dari kedua negara ini terhenti beberapa tahun lalu.


[URL="http://dunia.inilah..com/read/detail/2172773/pembantu-indonesia-dijual-mahal-tapi-digaji-murah"]bocorhh[/URL]


Demand tinggih, timbun ..... gak beda2 amat cara dagang wong indo emoticon-Ngakakemoticon-Ngakakemoticon-Ngakak
0
3.8K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan