Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

eCiputraAvatar border
TS
eCiputra
Min Liu: Tak Perlu Menjadi Pria untuk Sukses di Bidang Teknologi


Min Liu ialah seorang entrepreneur, desainer, dan pengembang dengan passion dalam bidang seni dan teknologi.

Ia saat ini bekerja dalam Bluebird Art, sebuah startup yang khusus bergerak dalam bidang pasar dekorasi rumah dan seni.

Misinya mulia, yaitu mengubah akses ke dunia seni menjadi lebih terbuka bagi siapa saja, bukan hanya kalangan tertentu.

Bagi perempuan pemegang gelar ilmu komputer dan MBA dari Stanford University ini, kecintaannya terhadap komputer dan teknologi sudah begitu mendarah daging dalam dirinya. "Saya menghabiskan musim panas pertama saya untuk magang di Stanford Computer Science Graphics Lab mengerjakan visualisasi peta Romawi Kuno. Kemungkinan menggabungkan seni, sejarah dan ilmu komputer membuat saya begitu bersemangat."

Liu kemudian tetap bekerja di sana lebih lama karena ia memiliki teman-teman yang sudah ia kenal sejak kuliah. "Saya sangat suka berada di sekeliling para pemikir utopis dan pembangun yang ingin membebaskan dunia dan membuatnya lebih demokratis melalui kode," tukas perempuan penyuka anjing.

Sebagai seorang perempuan yang bekerja di sektor teknologi yang didominasi oleh para pria, Liu memang pernah merasakan diskriminasi dan diremehkan oleh rekan-rekan prianya.

"Saat saya baru memulai berbisnis, saya mengatakan pada seseorang yang saya baru temui yang bekerja di industri teknologi mengenai bekerja dengan kontraktor di bisnis saya. Orang itu bertanya,"Apakah si pekerja kontrak yang membuat aplikasi itu?" Saya mengatakan,"Bukan dia, tapi saya. Setiap baris kodenya."

Kini ia menemukan sedikit perbedaan yag signifikan dalam dunia teknologi. "Banyak pekerjaan pemrograman di kelas-kelas ilmu komputer dasar memberikan dukungan terhadap jenis mahasiswa penyuka games. Saya diberikan begitu banyak pekerjaan yang berorientasi pembuatan games," terang Liu. Meski ada yang menyukai tugas semacam ini, banyak yang akhirnya merasa tugas itu kurang relevan dan keluar dari jurusan.

"Saya pernah menyalahkan diri karena tak begitu suka games dan seharusnya menjadi lebih seperti para pria yang menyukai games bagus. Tapi saya sadar itu bukan salah saya tetapi sebuah ketidakmampuan kurikulum untuk menerima saya: para pengajarnya membuat kurikulum 20 tahun lalu dan mereka adalah coder terbaik dalam kelasnya," jelas Liu mengenai kondisinya saat itu.

Liu menemukan bias sebagai tantangan bagi perempuan di sektor teknologi. "Perlu waktu bagi saya untuk meyakinkan orang bahwa saya entrepreneur yang serius dan bahwa bisnis saya menghasilkan miliaran dollar."

Selain itu, ia kerap kesulitan menemukan rekan yang juga menyukai koding dan memiliki passion yang sama dalam entrepreneurship.

Menurut Liu, lebih banyak perempuan semestinya terjun ke teknologi. Ia sendiri menyukai dunia itu karena ia menikmati suasana dikelilingi oleh orang-orang yang membuat produk-produk hebat yang mengubah kehidupan banyak orang.

"Ini kesempatan bagi perempuan untuk melakukan sesuatu yang bermakna," tegasnya.

Untuk itu bagi Anda para wanita yang ingin menekuni dunia teknologi, Liu menyarankan untuk terus bekerja keras membuktikan kemampuan terbaik sembari terus fokus pada mereka yang menaruh kepercayaan pada Anda. "Bukan pada orang yang meragukan atau meremehkan diri Anda," pungkas Liu. (Medium/Akhlis)

sumber
Diubah oleh eCiputra 20-01-2015 08:05
0
681
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan