Pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terpantau mengalami pelemahan yang signifikan (20/1). Mata uang rupiah melanjutkan pergerakan negatif Senin kemarin seiring dengan kenaikan dollar AS.

Hari ini dollar AS mengalami penguatan terhadai sebagian besar rival utamanya setelah data pertumbuhan ekonomi di Tiongkok untuk tahun 2014 lalu menunjukkan perlambatan ke level paling rendah dalam 24 tahun belakangan. Pertumbuhan ekonomi di 2014 berada di level 7.4 persen, lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2013 yang ada di level 7.7 persen.

Meskipun demikian untuk kuartal keempat pertumbuhan ekonomi Tiongkok lebih baik dari ekspektasi. Pertumbuhan di kuartal keempat berada di level 7.3 persen, stagnan dibandingkan dengan kuartal ketiga. Sebelumnya diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat akan melambat menjadi 7.2 persen.

Kenaikan dollar AS diperkuat dengan kondisi yen Jepang yang kembali lemas pagi ini. Bank sentral Jepang memulai pertemuan bulanannya hari ini untuk menentukan apakah BoJ akan menggelontorkan tambahan stimulus untuk memerangi deflasi.

Untuk perdagangan hari ini rupiah masih minim arahan dari dalam negeri. Mata uang lokal tersebut dibuka melemah sebesar 21 poin pada posisi 12639.00 per dollar AS. Saat ini rupiah sudah makin melemah dan berada pada posisi 12657.40 per dollar. Di penutupan perdagangan hari Senin kemarin mata uang dalam negeri tersebut ditutup pada posisi 12618.00 per dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami pelemahan. Kembali menguatnya dollar AS terhadap rival-rivalnya ini akan membuat rupiah terpukul mundur lagi.

Untuk hari ini rupiah berpotensi untuk mengetes level support pada posisi 12680 dan 12710 per dollar AS. Sedangkan untuk level resistance akan ditemui pada kisaran 12620 dan 12570 per dollar AS.