- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[berita buset]Fatur dan Rizki Tidur dengan Listrik Demi Bantu Korban AirAsia QZ8501


TS
oki2014
[berita buset]Fatur dan Rizki Tidur dengan Listrik Demi Bantu Korban AirAsia QZ8501
Quote:
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN BUN - Langit gelap dan rintik hujan menyelimuti kawasan Landasan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah sejak Minggu (18/1/2015) petang.
Posko Utama Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501 di Lanud Iskandar pun sudah menghentikan aktifitas sejak pukul 15.00 WIB.
Sebagian besar petugas SAR gabungan pun sudah kembali ke tempat penginapannya masing-masing.
Namun, malam itu tampak dua pemuda masih asyik mengobrol di tepi jalan akses Lanud Iskandar yang berjarak 3 kilometer dari Posko Utama Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501.
Tak ada bangunan, rumah anggota TNI AU maupun hunian warga di sekeliling tempat keduanya berbincang. Hanya ada pepohonan hijau nan rimbun bagian dari hutan kota.
Kedua pemuda itu pun hanya beratap terpal tenda berukuran 4x4 meter persegi saat hujan datang pada malam itu. Spanduk bertuliskan Posko PLN Pangkalan Bun terpampang di bagian depan tenda.
Di samping kedua pemuda tersebut, terparkir mesin genset berkekuatan 200.000 VA. Di belakangnya berdiri kokoh transformator atau trafo distribusi listrik berkekuatan 100.000 VA dengan bentangan kabel listrik untuk pasokan ke Base off Lanud Iskandar.
"Saya Faturrahman. Masih 22 tahun. Teman saya ini, namanya Ahmad Rizqi Ananda, usianya lebih muda lagi, masih 19 tahun. Kami dari PT PLN Rayon Pangkalan Bun. Tapi, untuk adanya musibah AirAsia ini, kami ditugaskan sebagai operator genset untuk jaga suplai ke Posko Pencarian di Lanud ," ujar Fatur saat awak Tribun mendatangi tenda yang menjadi posko mereka.
Yah, kedua anak muda itu merupakan pegawai dari PT PLN Rayon Pangkalan Bun yang ditugaskan atasannya untuk menjaga kelancaran pasokan listrik untuk tim SAR gabungan yang tengah bertugas di Posko Utama Pencarian Pesawat AirAsia QZ8501, Lanud Iskandar.
Sebelum ditugaskan ke posko PLN tersebut, Fatur yang lulusan sekolah STM itu mengaku sebagai teknisi dan maintenance di PLTD Kumai. "Kalau saya operator dan teknisi kantor distribusi jaringan PLN Pangkalan Bun," timpal Rizqi.
Fatur menceritakan, Posko PLN dari kantornya dengan gensetnya ini sudah didirikan sehari setelah jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata, Kalteng atau pada 29 Desember 2014 lalu.
"Kami jaga-jaga suplai listrik ke posko di Lanud. Apabila feeder dari pusat mati, kami operasionalkan genset ini," tutur Fatur dengan sesekali mengisap sebatang rokok di tangan kanannya.
Menurutnya, genset tersebut akan dioperasionalkan saat penggunaan listrik di Posko Utama Pencarian meningkat, di antaranya saat Lanud Iskandar menggelar jumpa pers yang diliput puluhan awak media stasiun televisi dengan siaran secara langsung atau live.
"Sebelum pengangkatan ekor pesawat, genset ini sering digunakan. Nah, trafo ini terhubung aliran listrik ke feeder Pangkalan Bun. Jadi, kalau trafo di sini padam, suplai listrik di wilayah Pangklaan Bun akan kena dampak padamnya juga," tuturnya.
"Pernah kejadian di sini pada Rabu siang kemain, di sini black-out semua gara-gara ada SKTM yang tertimpa pohon. Saat itu kami langsung operasionalkan genset ini," imbuhnya.
Ada enam petugas yang dibagi ke dalam tiga shift yang bertugas di posko PLN tersebut. Shift tiga dimulai pukul 21.00 WIB hingga 07.00 WIB pagi.
Banyak duka dan sedikit suka saat keduanya mendapat tugas jaga malam hari.
Hujan, kegelapan, suara serangga hingga udara dingin di sekelilingnya menjadi 'teman' bagi Fatur dan Rizqi yang mendapat shift tiga pada malam itu.
Menurut Fatur, kala malam hari dirinya kerap mengisi waktu senggang dengan duduk-duduk, mengobrol, bermain catur hingga bermain games di telepon genggamnya. "Kadang merokok, nyemil juga. Nasi juga dapat dari kantor, nasi kotak," ujar Fatur dengan sesekali menepuk nyamuk di kakinya.
Hal senada diakui oleh Rizki. "Dukanya kalau tugas jaga malam itu lebih serem di sini karena nggak ada warga satu pun yang lewat. Nah, selain itu, nyamuk di sini juga ganas-ganas," ucap Rizqi.
Fatur mengakui dirinya dan rekannya itu tidur secara bergantian di sebuah kursi panjang kala kantuk datang pada dini hari.
Jaket motor warna hitam menjadi pelindungnya saat udara dingin menusuk ke tulang tubuhnya.
"Aku pribadi belum pernah didatangi (makhluk gaib) selama tugas malam di sini. Kalau suntuk, yah suntuk kalau lagi jaga malam, tapi kan ini sudah tuntutan kerja. Jadi, harus ikhlas jalaninya," kata Rizqi.
Meski tidur dekat tiang trafo dan bentangan kabel listrik, tak sedikit pun ada rasa khawatir pada diri Fatur dan Rizqi. "Kalau pun trafo ini meledak atau jatuh ke arah sini, maka ada protector-nya sehingga saat jatuhnya tidak mengalir listrik lagi," jelasnya.
Sementara, suka yang mereka dapat dari tugas menjaga pasokan listrik di posko PLN tersebut adalah menambah keakraban dengan teman dari unit kerja berbeda yang kebetulan ditugaskan satu shift dan secara tidak langsung membantu keberlangsungan proses pencarian dan evakuasi korban dan pesawat AirAsia di Posko Utama Pencarian Lanud Iskandar.
"Walaupun tidak bantu secara langsung cari korban, setidaknya kami bantuan kecil kami ini bisa buat listrik tetap menyala," ucap Rizqi.
Fatur dan Rizqi belum tahu sampai kapan dirinya ditugaskan di posko PLN ini. Namun, mereka mengaku sudah siap jika memang ditugaskan hingga operasi pencarian dan evakuasi korban dan pesawat AirAsia QZ8501 dari Badan SAR Nasional berakhir.
"Soal komisi (uang) tambahan dari kantor, kami nggak kepikiran sampai ke situ. Sejauh ini memang nggak ada komisi tambahan. Biar kami dapat pahalanya saja, walaupun kami nggak terjun langsung mencari atau mengevakuasi jenazah korban. Apalagi, ini kan lagi musibah dan misi kemanusian," ucap Rizqi.
http://m.tribunnews.com/nasional/2015/01/19/fatur-dan-rizki-tidur-dengan-listrik-demi-bantu-korban-airasia-qz8501
0
2.3K
Kutip
4
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan