Untuk tahun ini, PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) menargetkan jumlah penjualan dapat tumbuh 12% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp15,5 triliun. Adapun untuk laba bersih perseroan menargetkan raihan hingga Rp600 miliar. Selain itu, pada tahun ini belanja modal perseroan diperkirakan mencapai US$50 juta yang berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan. MYOR juga menyatakan tidak berencana untuk menerbitkan obligasi, dan melakukan penambahan pabrik baru. Pabrik terakhir yang telah selesai dikembangkan terletak di Balaraja, dan saat ini telah berproduksi.

Hingga kuartal III tahun 2014, MYOR berhasil meraih laba bersih sebesar Rp308,9 miliar dari Rp460,05 miliar pada periode yang sama 2013. MYOR juga memperoleh penjualan bersih senilai Rp10,55 triliun atau tumbuh 22,37% dibanding pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,58 triliun. penjualan tersebut disumbang oleh penjualan dari pasar lokal sebesar Rp6,51 triliun, eskpor Rp4,08 triliun, dan sisanya dari retur penjualan.

Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham hari Jumat (16/1/15), saham MYOR dibuka dan ditutup pada level 21,000 dalam kisaran 20,450 – 31,500 dengan volume perdagangan saham MYOR mencapai 24,400 lot saham.

Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham MYOR sejak awal bulan Oktober terlihat terus mengalami pelemahan meskipun sempat bergerak koreksi teknikal, terpantau indikator MA sudah bergerak sepanjang bolinger band tengah. Selain itu indikator stochastic mulai bergerak ke area jenuh jual setelah sebelumnya berada pada area tengah.

Sementara indikator ADX terpantau bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak flat yang menunjukan pergerakan MYOR dalam potensi tertekan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi laju MYOR masih akan dalam tren pelemahan dan menunggu sentimen fundamental yang menggerakan MYOR. Saat ini level support berada pada Rp20200 hingga resistance Rp22500.