Ane kaget denger berita ini gan.
Dibalik hematnya biaya produksi listrik menggunakan batubara ternyata membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia.
Beijing – Tingkat polusi di Beijing pada Kamis (15/1) tercatat mengalami lonjakan 20 kali lipat dari batasan yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Hal itu terjadi karena serangan kabut asap tahunan yang kerap kembali menghantui Ibu Kota Tiongkok meski pemerintah sudah berjanji untuk mengatasi gangguan itu.
Tingkat partikulat polusinya bahkan berada pada angka PM 2,5 -- kadar partikel dalam udara paling kecil dan paling berbahaya, karena diameter partikel yang sangat kecil itu bisa menembus masuk ke paru-paru -- atau tercatat sebesar 568 mikrogram per meter kubik oleh kedutaan Amerika Serikat (AS) sepanjang sore.
Angka terburuk bahkan tercatat mencapai 631 di sebuah stasiun pemantauan kota yang ada di sebelah timur kota. WHO pun merekomendasikan tingkat materi partikulat maksimum adalah sebesar 25 mikrogram per kubik meter.
Masalah polusi udara sudah bertahun-tahun melanda Tiongkok yang diakibatkan oleh penggunaan batu bara besar-besaran untuk mengoperasikan pembangkit listrik demi menggerakkan booming ekonomi negara terbesar kedua di dunia dan semakin banyaknya kendaraan di jalan-jalan.
Dengan tingginya tingkat materi partikulat yang melampaui jauh batas yang direkomendasikan maka saluran pernafasan warga Beijing sering kali tercekat oleh kabut tebal. Fenomena ini pun cenderung memburuk pada saat musim dingin, ketika permintaan pasokan listrik untuk pemanas meningkat.
Pemerintah memperingatkan pada awal pekan ini cuaca berkabut akan menyelimuti Tiongkok utara, serta menyalahkan cuaca tenang berangin yang cenderung menyebarkan polusi.
Lonjakan tingkat materi partikulat yang terjadi pada Kamis, mulai berkurang pada sore hari. Hal ini artinya, masalah udara hampir tepat dua tahun setelah serangan udara buruk pada Januari 2013 yang disebut dengan airpocalypse, di mana saat itu pemerintah melaporkan catatan tingkat polusi yang hampir mencapai 1.000 mikrogram per kubik meter atau hampir 40 kali dari batasan yang ditentukan WHO.
Ketidakpuasan publik tentang kondisi lingkungan itu pun semakin meningkat, seiring dengan kian populernya topik pembahasan polusi di media sosial.
Sementara, kantor berita resmi Xinhua pada Kamis (15/1), melaporkan bahwa Rao Bing, seorang pejabat lingkungan setempat di Dazhou, provinsi Sichuan barat daya, mendapat kritikan melalui online setelah menyalahkan peristiwa kabut terhadap warga di kawasan itu karena membuat daging asap.
“Orang yang menemukan ini harus memenangkan hadiah Nobel,” ejek seseorang melalui akun Sina Weibo, sejenis Twitter.
Daging babi dan sosis merupakan makanan tradisional Sichuan, seiring dengan banyak rumah tangga yang memanggang kedua makanan tradisional tersebut di depan rumah mereka pada perayaan Tahun Baru Imlek.
Pemerintah pusat pun sudah mendeklarasikan perang polusi dan berjanji untuk mengurangi penggunaan batu bara di sejumlah daerah. Meski pemerintah hanya berjanji, namun tujuan emisi gas rumah kaca akan memuncak sekitar 2030. Hal itu menunjukkan bahwa mereka akan naik lebih tinggi selama lebih dari satu dekade.
Tahun lalu, Tiongkok mengesahkan amandemen pertama Undang-undang perlindungan ekonominya dalam 25 tahun, dengan mendesak hukuman yang lebih berat kepada para pembuat polusi.
Biro Perlindungan Lingkungan Kota Beijing mengatakan pada awal bulan ini, di mana tingkat polusi udara di Ibu Kota pada tahun lalu turun sedikit. Meski rata-rata tingkat polusinya mencapai 85,9 mikrogram per kubik meter, lebih dari tiga kali dari batas yang direkomendasikan secara internasional.
Investor Daily
Penulis: AFP/PYA/EPR
Sumber: beritasatu.com
Investor Daily