Kaskus

News

bonta87Avatar border
TS
bonta87
Ambil Uang Pajak, Diberikan ke Orang Tidak Mampu
SURYA Online, MALANG - Andi Wahyu Wijaya (26), warga Jongkang, Buran, Tasikmadu, Kab Karanganyar Jawa Tengah tahu benar perbuatannya salah dengan menyaru sebagai petugas KPP (Kantor Pajak Pratama) Kepanjen. Namun ia beralibi, dengan menyaru itu, malah banyak yang akhirnya membayar pajak ke KPP.

Sasaran aksinya adalah tempat usaha wajib pajak (WP) yang sudah memiliki NPWP dengan menyatakan survei pajak.

Dari jadi petugas abal-abal itu, ia sudah mengantongi uang antara Rp 20 juta sampai Rp 30 juta untuk periode Juni-Oktober 2014.

Pengakuannya, uang yang didapat diberikan lagi ke orang yang tidak punya, seperti penjual pisang, pengemis dll. Soal perilakunya ala Robin Hood, ia tak mempermasalahkan.

"Soal sebutan itu nggak masalah. Tidak ada dari uang itu yang saya pakai untuk diri sendiri. Saya kira, dari penghasilan saya sebagai trainer sudah cukup," ungkapnya menyakinkan.

Pengakuannya, ia trainer untuk pelaku usaha perdagangan. Katanya, dengan bekal keplek pegawai Kementrian Keuangan, ia tidak pernah pakai seragam ketika mendatangi WP. "Saya juga tidak memaksakan kok ketika menemukan ada WP belum menyetorkan pajaknya," ungkapnya.

Biasanya, lanjutnya, mereka diberi jalan membayar langsung ke KPP, menyetor ke bank yang ditunjuk atau dititipkan ke petugas (dirinya), tutur Andi kepada Surya Online, Rabu (7/1/2015) di Satreskrim Polres Malang.

Protolan mahasiswa Universitas Terbuka jurusan Ilmu Pemerintahan di Solo, Jawa Tengah itu menuturkan ada WP yang kemudian menyetor sendiri.

Tapi ada juga yang menitipkan kepadanya. "Nah, kedoknya terbuka ketika seorang korbannya, Priyono, warga Desa/Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang mendapat surat dari kantor pajak karena telat membayar," jelas AKP Wahyu Hidayat, Kasat Reskrim Polres Malang, Rabu (7/1/2015).

Padahal ia sudah merasa membayar sebanyak Rp 1.071.000 ke pegawai pajak, yaitu Andi. Ia membayar pada 30 Juni 2014. Selang tiga bulan kemudian dapat surat dari kantor pajak karena telah membayar pajak. Korban kemudian mengecek ke KPP Kepanjen. Ternyata disana tidak ada pegawai bernama itu. Akhirnya ia melaporkan ke Polres Malang terkait kasus penipuan. Sehari-hari, Andi kos eksklusif di Bukit Dieng d'Paragon Kota Malang. Untuk mendapatkan WP potensial, ia biasanya mengacak mendatangi lokasi.

Sasarannya adalah WP yang memiliki usaha besar, toko, toko bangunan dll. Sejumlah kecamatan didatangi, terutama yang memiliki tempat usaha incarannya. "Datanya ngacak di area tertentu," jawabnya.

Kadang usahanya berhasil, kadang tidak. Ia mencontohkan ketika beroperasi di Singosari, meski potensial, tapi tidak ada hasil. "Yang ada hasil seperti Kepanjen, Sumbermanjing Wetan dll," katanya. Hasilnya antara Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Menurutnya, sebagai trainer untuk pelaku usaha, ia kerap mendapat keluhan dari pengusaha UMKM terkait perilaku pegawai pajak.

"Ini jadi sebuah info buat saya," katanya. Ia menyebut sebuah kepengurusan izin usaha yang harusnya murah, tapi oleh pegawai malah ditarik sekitar Rp 2 jutaan.
Ia berpikir, uang itu pasti dipakai oknum pegawai pajak sendiri.

"Daripada diambil uang pajak itu, saya ambil sendiri. Saya buat orang tidak mampu," ujarnya. Katanya, di lapangan ditemukan banyak NPWP rata-rata tidak disiplin membayar pajak.

"Saya akui salah. Tapi efeknya ada yang baik..sadar... Mereka kemudian bayar pajak," ungkap Andi yang beraksi dengan naik motor. Selama wawancara, tutur bahasa Andi sangat runtut. Begitu juga pemilihan kata-katanya. Karena itu, kemungkinan korban mudah terperdaya.

http://surabaya.tribunnews.com/2015/...ng-tidak-mampu
0
719
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan