- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Jangan Mencari Kambing Hitam


TS
ibnuwarfan
Jangan Mencari Kambing Hitam
"Kakak, siapa yang menumpahkan susu ini?" tanya seorang ibu agak marah kepada anaknya yang lebih besar. "Adik tadi mengambil kue di meja dan menyenggol gelas susu!" sahut si kakak takut-takut. Si ibu tidak bisa marah karena anaknya yang kecil belum pandai berbicara dan tidak bisa diinterograsi untuk mencari tahu apakah yang dikatakan kakaknya benar. Adalah kebiasaan orang pada umumnya untuk mencari kambing hitam alias menimpakan kesalahan kepada orang lain. Rasanya lega kalau bisa menghindar dari suatu cercaan atau kemarahan padahal sudah jelas yang salah adalah diri sendiri. Seringkah Anda berbuat seperti ini atau apakah Anda seorang kesatria yang mau mengakui kesalahan sendiri?
Bangsa yang bertanggung jawab
Orang Jepang terkenal sebagai bangsa yang berani mengakui kesalahan sendiri, bila ada pemimpin yang dicurigai melakukan kesalahan dia akan mundur tanpa perlu didongkel-dongkel rakyat. Bahkan menurut tradisi lama orang yang malu karena bersalah akan melakukan harakiri, yaitu bunuh diri dengan cara tradisional. Seandainya pesawat MH370 yang hilang bukan milik Malaysia tetapi milik Jepang, menteri perhubungannya akan mengundurkan diri karena merasa tidak becus menemukan pesawat itu. Alangkah baiknya bila para pemimpin di negara kita memiliki rasa tanggung jawab sebesar itu.
Tanggung jawab dalam rumah tangga
Tidak saja dalam skala besar seperti pemerintahan, namun dalam rumah tangga rasa tanggung jawab ini perlu dipelihara supaya ada hubungan yang harmonis di antara pasangan suami-istri. Bayangkan kalau sebelum habis bulan uang habis karena anggaran belanja tidak dijalankan dengan benar. Kemudian suami-istri saling tuding menyalahkan pihak lain yang boros. Si suami berkukuh bahwa istrinya terlalu banyak membeli alat make-up yang mahal-mahal, sebaliknya menurut si istri suaminyalah yang salah karena terlalu sering membeli film DVD. Pertikaian ini bisa meruncing dan kesulitan ekonomi diketahui menjadi penyebab utama perceraian. Adalah lebih baik bila masing-masing pihak meneliti pengeluarannya sendiri dan mengakui bahwa bulan depan dia akan lebih mengerem keinginannya berbelanja.
Tanggung jawab di sekolah
Seringkali anak-anak murid sekolah memberikan alasan yang konyol bila pekerjaan rumah tidak selesai. Mereka akan mengkambinghitamkan adiknya atau anjingnya yang memakan kertas pekerjaan sekolahnya. Tidak jarang pula mereka menyalahkan mobil jemputan bila mereka terlambat ke sekolah, padahal mobil jemputannyalah yang harus menunggu karena dia belum bangun. Ada 2 orang mahasiswa yang terlambat datang untuk mengikuti ujian dari seorang profesor yang terkenal . Alasan mereka ban mobil meledak. Si profesor menyuruh kedua mahasiswa itu duduk di ruangan yang berbeda. Mereka harus menjawab satu pertanyaan sebelum dia menentukan apakah mereka boleh menempuh ujian, pertanyaannya, "Ban mobil sebelah mana yang meledak?" Jelas pertanyaan ini ingin menguji apakah alasan mereka benar atau mereka hanya mengkambinghitamkan ban mobil.
Tidak ada kambing hitam
Sebuah keluarga muda kehilangan anaknya yang masih berumur satu setengah tahun. Saat itu mereka sedang pergi berkencan, anaknya dijaga oleh kerabatnya. Anak itu diam-diam keluar rumah dan jatuh ke kanal irigasi. Dia terjatuh dan terhanyut beberapa kilometer. Kebetulan seorang petani masih bekerja malam itu dan melihat anak yang terhanyut itu. Segera dia memberikan pertolongan pertama dan temannya memanggil ambulan. Anak itu dirawat di rumah sakit beberapa hari namun dokter tidak berhasil menyelamatkannya. Pasangan muda itu bisa saja menyalahkan kerabatnya yang lalai tidak mengunci pintu. Tetapi mereka tidak pernah sekalipun menyinggung dalam blog (www.sullengers.com) maupun ketika diwawancara oleh sebuah majalah, kerabat mana yang bertanggung jawab malam itu. Mereka berserah kepada Sang Pencipta dan menerima apa yang sudah terjadi tanpa mencari kambing hitam.
Bertanggung jawab atas segala perkataan dan perbuatan kita adalah sikap yang ksatria. Lain kali bila Anda ingin mencari kambing hitam, ingatlah contoh keluarga Sullenger di atas.
Penulis: Irma Shalimar
http://keluarga.com/keluarga/jangan-...-kambing-hitam
Bangsa yang bertanggung jawab
Orang Jepang terkenal sebagai bangsa yang berani mengakui kesalahan sendiri, bila ada pemimpin yang dicurigai melakukan kesalahan dia akan mundur tanpa perlu didongkel-dongkel rakyat. Bahkan menurut tradisi lama orang yang malu karena bersalah akan melakukan harakiri, yaitu bunuh diri dengan cara tradisional. Seandainya pesawat MH370 yang hilang bukan milik Malaysia tetapi milik Jepang, menteri perhubungannya akan mengundurkan diri karena merasa tidak becus menemukan pesawat itu. Alangkah baiknya bila para pemimpin di negara kita memiliki rasa tanggung jawab sebesar itu.
Tanggung jawab dalam rumah tangga
Tidak saja dalam skala besar seperti pemerintahan, namun dalam rumah tangga rasa tanggung jawab ini perlu dipelihara supaya ada hubungan yang harmonis di antara pasangan suami-istri. Bayangkan kalau sebelum habis bulan uang habis karena anggaran belanja tidak dijalankan dengan benar. Kemudian suami-istri saling tuding menyalahkan pihak lain yang boros. Si suami berkukuh bahwa istrinya terlalu banyak membeli alat make-up yang mahal-mahal, sebaliknya menurut si istri suaminyalah yang salah karena terlalu sering membeli film DVD. Pertikaian ini bisa meruncing dan kesulitan ekonomi diketahui menjadi penyebab utama perceraian. Adalah lebih baik bila masing-masing pihak meneliti pengeluarannya sendiri dan mengakui bahwa bulan depan dia akan lebih mengerem keinginannya berbelanja.
Tanggung jawab di sekolah
Seringkali anak-anak murid sekolah memberikan alasan yang konyol bila pekerjaan rumah tidak selesai. Mereka akan mengkambinghitamkan adiknya atau anjingnya yang memakan kertas pekerjaan sekolahnya. Tidak jarang pula mereka menyalahkan mobil jemputan bila mereka terlambat ke sekolah, padahal mobil jemputannyalah yang harus menunggu karena dia belum bangun. Ada 2 orang mahasiswa yang terlambat datang untuk mengikuti ujian dari seorang profesor yang terkenal . Alasan mereka ban mobil meledak. Si profesor menyuruh kedua mahasiswa itu duduk di ruangan yang berbeda. Mereka harus menjawab satu pertanyaan sebelum dia menentukan apakah mereka boleh menempuh ujian, pertanyaannya, "Ban mobil sebelah mana yang meledak?" Jelas pertanyaan ini ingin menguji apakah alasan mereka benar atau mereka hanya mengkambinghitamkan ban mobil.
Tidak ada kambing hitam
Sebuah keluarga muda kehilangan anaknya yang masih berumur satu setengah tahun. Saat itu mereka sedang pergi berkencan, anaknya dijaga oleh kerabatnya. Anak itu diam-diam keluar rumah dan jatuh ke kanal irigasi. Dia terjatuh dan terhanyut beberapa kilometer. Kebetulan seorang petani masih bekerja malam itu dan melihat anak yang terhanyut itu. Segera dia memberikan pertolongan pertama dan temannya memanggil ambulan. Anak itu dirawat di rumah sakit beberapa hari namun dokter tidak berhasil menyelamatkannya. Pasangan muda itu bisa saja menyalahkan kerabatnya yang lalai tidak mengunci pintu. Tetapi mereka tidak pernah sekalipun menyinggung dalam blog (www.sullengers.com) maupun ketika diwawancara oleh sebuah majalah, kerabat mana yang bertanggung jawab malam itu. Mereka berserah kepada Sang Pencipta dan menerima apa yang sudah terjadi tanpa mencari kambing hitam.
Bertanggung jawab atas segala perkataan dan perbuatan kita adalah sikap yang ksatria. Lain kali bila Anda ingin mencari kambing hitam, ingatlah contoh keluarga Sullenger di atas.
Penulis: Irma Shalimar
http://keluarga.com/keluarga/jangan-...-kambing-hitam
0
929
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan