Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

eCiputraAvatar border
TS
eCiputra
Caroline Waugh: Keterbatasan Fisik Dorong Saya Lakukan Hal Hebat

Caroline Waugh tak berkecil hati meski menderita keterbatasan fisik pasca kecelakaan yang menurunkan kesehatan fisiknya. (Sumber foto: ctc.org.uk )

Di usia 21 tahun, Caroline Waugh mengalami kejadian naas. Saat dalam perjalanan pulang dari kantornya, mobilnya mengalami kecelakaan. Sejak saat itu, hidupnya tak pernah sama lagi.

“Saya bekerja saat itu sebagai seorang perawat di bangsal psikiater dan saya kembali bekerja setelah menderita sakit campak,” kenang perempuan itu.

Di tengah perjalanan itulah, tak seorang pun tahu alasan mengapa ia sampai terlibat dalam kecelakaan beruntun yang memakan korban 3 mobil dan satu bus bertingkat. Bukan kecelakaan tunggal semata.

Caroline beruntung karena masih terselamatkan nyawanya meski harus tinggal di ruang gawat darurat RS selama 6 bulan lamanya. Rupanya, ia menderita luka parah di kepalanya. Otaknya mengalami cedera yang relatif berat. Organ dalamnya juga mengalami trauma. Limfanya terkoyak, paru-parunya terluka dan tulang rusuknya patah.

“Saya harus terhubung dengan sebuah mesin yang mempertahankan nyawa saya, bahkan hanya untuk membasahi bola mata saya karena saya tak bisa berkedip sendiri,” Caroline bercerita.

Beberapa tahun kemudian, Caroline menikah dengan pria yang sudah lama ia kenal tetapi meskipun pernikahannya pada awalnya berjalan mulus hingga memiliki dua anak yang sehat, ia harus rela menerima kenyataan bahwa perceraian harus ditempuh.

Kenyataan itu membuatnya berpikir mengenai banyak hal, salah satunya ialah bagaimana ia bisa membiayai pengeluaran anak-anaknya yang membutuhkan dana pendidikan yang tidak sedikit. Belum lagi biaya hidup sehari-hari.

Kecelakaan yang pernah menimpanya juga telah membuat kondisi fisiknya menurun. “Kecelakaan itu membuat saya sulit berjalan dan karena berbagai tekanan, saya juga mengalami kegemukan,” kata Caroline.

Untuk mengatasi problem berat badannya, Caroline memutuskan untuk berolahraga rutin. “Mungkin saya bisa bersepeda ke sekolah bersama anak-anak saya. Meskipun semua orang tampaknya berpikir saya gila dan eksentrik sekali, saya berbicara dengan Steve Marsden dari organisasi CTC (Cycling Touring Club). Marsden menyambut idenya dengan hangat.

Dari komunikasi intens itulah, akhirnya Marsden meminjaminya sebuah sepeda roda tiga yang akan Caroline naiki bersama dua anaknya ke sekolah tiap pagi.

“Ia juga berbaik hati mengajari saya naik sepeda,” tukas Caroline mengenai kebaikan hati Marsden.

Begitu mencoba bersepeda, Caroline merasa dirinya lebih bugar dan bersemangat menjalani hidupnya.

“Saya langsung menyukainya,” ujarnya. Dari pengalaman pribadinya itu, ia kemudian terpikir ide untuk juga mengajak rekan-rekannya yang difabel untuk mencoba berolahraga sepeda agar tetap sehat meski kondisi fisik mereka tak sesempurna mereka yang normal.

Sebagai penyandang cacat pasca kecelakaan itu, Caroline sadar ia tak bisa terus mengasihani dirinya. Ia kemudian memilih untuk menjadi motivator bagi kaum difabel agar menjaga kesehatan mereka melalui olahraga bersepeda.

“Jadi saya terus mengayuh pedal sepeda saya dan melaju ke depan menuju gerbang sekolah anak saya,” tutur perempuan itu bersemangat.

Caroline menjadi seorang jawara kesehatan dan mulai bekerja dengan beberapa orang lainnya yang memiliki tingkat antusiasme yang sama dengannya dalam menekuni olahraga bersepeda.

“Saya bahkan diundang ke Buckingham Palace karena program baru yang saya gagas bersama Steve Marsden di Hillsborough Park yang kami sebut sebagai ‘Cycling For All’,” ia berbagi kisah suksesnya.

Di bidang entrepreneurship sosial inilah, Caroline mulai berkiprah dengan lebih memfokuskan pada apa yang ia bisa lakukan untuk kebaikan sebanyak mungkin orang. Ia terus mempromosikan program ‘Cycling For All”.

Berkat tekadnya yang mengagumkan itu, ia didaulat menjadi pembawa obor selama Olmipiade 2012 di London.

“Sungguh menyenangkan bisa bersepeda bersama-sama. Bagi saya, memiliki ‘keterbatasan’ sebetulnya ‘membuka batasan’ untuk bisa melakukan begitu banyak hal hebat.” (Akhlis)

sumber
0
608
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan