Pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terpantau membukukan penurunan tajam (7/1). Rupiah anjlok tajam di tengah kenaikan nilai tukar dollar AS. Para pelaku pasar masih kurang yakin terhadap kondisi ekonomi di dalam negeri sehingga menghindari pembelian asset berdenominasi rupiah.

Data inflasi untuk bulan Desember lalu menunjukkan bahwa terjadi percepatan kenaikan harga-harga di tingkat konsumen. Tingkat inflasi tahunan berada di angka 8,36 persen Year on Year (YoY). Indonesia menjadi Negara dengan tingkat inflasi paling tinggi di ASEAN.

Kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi penyebab tingginya inflasi. Akan tetapi pada umumnya dampak kenaikan harga akan mulai mereda di bulan-bulan setelahnya, terutama setelah pemerintah kembali menurunkan harga BBM bersubsidi di awal tahun ini.

Di samping kondisi ekonomi dalam negeri, penurunan rupiah juga disebabkan oleh kenaikan tajam dollar AS. Indeks dollar hari ini kembali mengalami peningkatan signifikan. Terpantau indeks tersebut sempat kembali mencapai rekor tertinggi. Terhadap euro mata uang dollar kembali capai level tertinggi dalam 9 tahun belakangan.

Rupiah pada perdagangan hari ini tampak mengalami penurunan yang signifikan. Mata uang tersebut dibuka pada posisi 12645.00 per dollar. Rupiah dibuka naik sebesar 2 poin dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di level 12647.00 per dollar. Saat ini rupiah sudah bergerak anjlok dalam ke teritori negative dan mencapai posisi 12753.00 per dollar. Saat ini penurunan rupiah terhadap dollar sudah mencapai 106 poin atau setara dengan 0.84 persen.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini akan bergerak melemah dengan signifikan terhadap dollar AS. Mata uang ini berpotensi untuk mempertahankan kelanjutan sentiment negatif terhadap rival utamanya tersebut.

Mata uang rupiah hari ini berpotensi untuk mengetes level support di 12800 – 12850 per dollar. Sementara itu jika terjadi rebound rupiah berpotensi untuk mengetes level resistance di 12700 – 12650 per dollar AS.




Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens