- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Soal Penurunan Tarif, Pengemudi Angkot Tak Keberatan


TS
Abc..Z
Soal Penurunan Tarif, Pengemudi Angkot Tak Keberatan
http://megapolitan.kompas.com/read/2...campaign=Kknwp
BEKASI, KOMPAS.com — Para pengemudi angkutan kota Bekasi menyatakan tidak keberatan atas kebijakan penurunan tarif Rp 500 yang disepakati Pemerintah Kota Bekasi dengan pihak Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan Kota Bekasi. Adapun warga menyambut positif keputusan itu.
Sesuai dengan kesepakatan antara Pemerintah Kota Bekasi dan Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Kota Bekasi pada Senin (5/1), tarif angkutan kota di Bekasi diturunkan Rp 500 untuk seluruh trayek menyusul penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar. Kesepakatan itu tertuang dalam surat edaran yang akan dikirimkan ke seluruh pengusaha angkutan pada Selasa ini.
Menurut Dayat (60), pengemudi angkutan kota K05A jurusan Terminal Bekasi-Perumahan Galaxy, yang terpenting adalah surat edaran dari Organda yang dijadikan dasar bagi pengemudi untuk pemberlakuan tarif dengan jarak tertentu.
”Kalau sudah keluar surat edaran dari Organda, sopir menagih uang ke penumpang ada dasarnya. Daripada seperti sekarang, tarifnya belum turun tapi penumpangnya sendiri bayarnya sudah dikurangi. Kalau kita tagih, mereka bilangnya harga BBM turun, kan sopir enggak bisa apa- apa,” tutur Dayat, saat ditemui di Perumahan Galaxy Bekasi, Selasa (6/1).
Namun, hingga Selasa, Dayat dan sejumlah sopir K05A belum menerima surat edaran mengenai perubahan tarif dari Organda. Untuk itu, para pengemudi belum menurunkan tarif Rp 500. Untuk rute Terminal Bekasi-Perumahan Galaxy atau sebaliknya, misalnya, sopir masih mematok tarif Rp 7.500.
Teguh Prayitno (49), sopir G5 jurusan Pondok Gede-Curug, juga tidak keberatan dengan penurunan tarif Rp 500. Sopir hanya butuh kepastian dengan penerbitan surat edaran. ”Kalau nanti ada penumpang yang bayarnya kurang nagihnya juga enak,” ucap Teguh.
Bagi Teguh, penurunan tarif justru menunjukkan sikap sportif pengusaha yang sebelumnya menaikkan tarif saat harga BBM naik. Teguh meyakini, pendapatan sopir juga tidak akan banyak berubah meskipun tarif diturunkan.
Sementara itu, kalangan warga Kota Bogor menanggapi beragam penurunan tarif angkutan kota atau mikrolet senilai Rp 500 sejak Senin (5/1). Muhammad Abidin (38), warga Bogor Utara, misalnya, menyatakan cukup senang. ”Sebenarnya, penurunan itu tidak signifikan sebab harga-harga lainnya masih tinggi,” ujar karyawan swasta di Jakarta Pusat ini.
Ketua Organda Kota Bogor Moch Ischak Abdul Rojak mengatakan, dalam pembahasan dengan pemerintah, penurunan tarif sebenarnya mempersulit kalangan sopir dan pengusaha mikrolet. Alasannya, meski harga bahan bakar minyak bersubsidi turun, tetapi harga onderdil, jasa perbaikan, dan komoditas lainnya tidak turun. ”Setoran juga naik,” ujarnya.
Adapun Pemerintah Kota Depok belum memutuskan tarif angkutan umum pasca penurunan harga BBM. Tarif angkutan umum baru bisa diputuskan selambat-lambatnya pekan depan.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana, saat ini pihaknya masih berdiskusi dengan Organda untuk penentuan tarif angkutan umum. ”Kami sedang mendiskusikan berbagai kemungkinannya agar tarif angkutan umum bisa berdampak kondusif bagi warga. Harapannya, tarif angkutan umum menguntungkan pengusaha, pengemudi, dan masyarakat pengguna jasa,” katanya.
- palingan pengakuan turun 500 pas ditanyain, realitanya? seperti biasa, dekat 4000
- depok bakal nurunin tarif angkot? cukup
aja deh
BEKASI, KOMPAS.com — Para pengemudi angkutan kota Bekasi menyatakan tidak keberatan atas kebijakan penurunan tarif Rp 500 yang disepakati Pemerintah Kota Bekasi dengan pihak Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan Kota Bekasi. Adapun warga menyambut positif keputusan itu.
Sesuai dengan kesepakatan antara Pemerintah Kota Bekasi dan Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Kota Bekasi pada Senin (5/1), tarif angkutan kota di Bekasi diturunkan Rp 500 untuk seluruh trayek menyusul penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar. Kesepakatan itu tertuang dalam surat edaran yang akan dikirimkan ke seluruh pengusaha angkutan pada Selasa ini.
Menurut Dayat (60), pengemudi angkutan kota K05A jurusan Terminal Bekasi-Perumahan Galaxy, yang terpenting adalah surat edaran dari Organda yang dijadikan dasar bagi pengemudi untuk pemberlakuan tarif dengan jarak tertentu.
”Kalau sudah keluar surat edaran dari Organda, sopir menagih uang ke penumpang ada dasarnya. Daripada seperti sekarang, tarifnya belum turun tapi penumpangnya sendiri bayarnya sudah dikurangi. Kalau kita tagih, mereka bilangnya harga BBM turun, kan sopir enggak bisa apa- apa,” tutur Dayat, saat ditemui di Perumahan Galaxy Bekasi, Selasa (6/1).
Namun, hingga Selasa, Dayat dan sejumlah sopir K05A belum menerima surat edaran mengenai perubahan tarif dari Organda. Untuk itu, para pengemudi belum menurunkan tarif Rp 500. Untuk rute Terminal Bekasi-Perumahan Galaxy atau sebaliknya, misalnya, sopir masih mematok tarif Rp 7.500.
Teguh Prayitno (49), sopir G5 jurusan Pondok Gede-Curug, juga tidak keberatan dengan penurunan tarif Rp 500. Sopir hanya butuh kepastian dengan penerbitan surat edaran. ”Kalau nanti ada penumpang yang bayarnya kurang nagihnya juga enak,” ucap Teguh.
Bagi Teguh, penurunan tarif justru menunjukkan sikap sportif pengusaha yang sebelumnya menaikkan tarif saat harga BBM naik. Teguh meyakini, pendapatan sopir juga tidak akan banyak berubah meskipun tarif diturunkan.
Sementara itu, kalangan warga Kota Bogor menanggapi beragam penurunan tarif angkutan kota atau mikrolet senilai Rp 500 sejak Senin (5/1). Muhammad Abidin (38), warga Bogor Utara, misalnya, menyatakan cukup senang. ”Sebenarnya, penurunan itu tidak signifikan sebab harga-harga lainnya masih tinggi,” ujar karyawan swasta di Jakarta Pusat ini.
Ketua Organda Kota Bogor Moch Ischak Abdul Rojak mengatakan, dalam pembahasan dengan pemerintah, penurunan tarif sebenarnya mempersulit kalangan sopir dan pengusaha mikrolet. Alasannya, meski harga bahan bakar minyak bersubsidi turun, tetapi harga onderdil, jasa perbaikan, dan komoditas lainnya tidak turun. ”Setoran juga naik,” ujarnya.
Adapun Pemerintah Kota Depok belum memutuskan tarif angkutan umum pasca penurunan harga BBM. Tarif angkutan umum baru bisa diputuskan selambat-lambatnya pekan depan.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana, saat ini pihaknya masih berdiskusi dengan Organda untuk penentuan tarif angkutan umum. ”Kami sedang mendiskusikan berbagai kemungkinannya agar tarif angkutan umum bisa berdampak kondusif bagi warga. Harapannya, tarif angkutan umum menguntungkan pengusaha, pengemudi, dan masyarakat pengguna jasa,” katanya.
- palingan pengakuan turun 500 pas ditanyain, realitanya? seperti biasa, dekat 4000

- depok bakal nurunin tarif angkot? cukup

0
802
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan