Pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terpantau mengalami pelemahan lanjutan (6/1). Mata uang rupiah kemarin kembali terpukul hingga mencapai posisi paling rendah dalam 3 minggu belakangan terhadap rival utamanya dollar AS. Kokohnya pergerakan menguat dollar AS membuat rupiah hari ini kembali tergerus mundur.

Pada perdagangan kemarin mata uang dollar AS mengalami kenaikan luar biasa tajam terhadap euro. Hari ini dollar juga masih berada di kisaran paling tinggi dalam Sembilan tahun belakangan terhadap euro. Menguatnya dollar terhadap euro terjadi karena para pelaku pasar mempertimbangkan kemungkinan pelonggaran moneter lanjutan oleh ECB guna mendongkrak ekonomi di kawasan euro.

Untuk perdagangan hari ini rupiah sempat mengalami pembukaan di teritori positif. Mata uang tersebut sempat dibuka naik sebesar 4 poin dan berada pada posisi 12610.00 per dollar AS. Akan tetapi saat ini rupiah sudah berada di teritori negatif dan mengalami penurunan sebesar 9.5 poin atau 0.08 persen di posisi 12623.50 per dollar AS.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini akan cenderung mengalami kondisi melemah lanjutan. Selain tekanan akibat dari momentum kenaikan dollar, dari dalam negeri sendiri data ekonomi yang dirilis awal bulan Januari menunjukkan bahwa ekonomi dalam negeri masih berisiko.

Tekanan jual masih mengintai rupiah karena saat ini sentiment dollar masih berada dalam pola naik. Untuk hari ini rupiah berpotensi untuk mengetes level support pada posisi 12630 dan 12650 per dollar AS. Sedangkan untuk level resistance akan ditemui pada kisaran 12600 dan 12570 per dollar AS.




Ika Akbarwati/Senior Analyst Economic Research at Vibiz Research/VM/VBN

Editor: Jul Allens