- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Sengketa Teritorial Negara Paling Kontroversial di Dunia


TS
telahdihapus
10 Sengketa Teritorial Negara Paling Kontroversial di Dunia
Quote:
SELAMAT DATANG DI THREAD ANE
Quote:
Quote:
Abkhazia dan Ossetia Selatan

Quote:
Keduanya adalah negara pecahan Georgia di Kaukasus yang mencoba lepaskan diri sejak tahun 1920. Setelah Revolusi Rusia 1917, keduanya ditetapkan sebagai republik otonom. Namun setelah perang 1920, Abkhazia dan Ossetia Selatan mendeklarasikan kemerdekaan pada 1923 dan 1922.
Quote:
Quote:
Kosovo

Quote:
Kosovo sejatinya adalah daerah otonomi yang dibawahi oleh Republik Federasi Yugoslavia (RF Yogoslavia) pada masa keruntuhan Yugoslavia. Pada tahun 1998-199 pecah perang yang dikomandoi Kosovo Liberation Army yang meminta kemerdekaan dari RF Yogoslavia. Tahun 2006 RF Yoguslavia pecah jadi Sebia dan Montenegro. Sedangkan Kosovo pada 17 Februari 2008 pecah dari Serbia dan memerdekaan diri dengan ibukota Pristina.
Quote:
Quote:
Sahara Barat

Quote:
Sahara Barat dikelilingi negara Maroko, Algeria, dan Mauritania. Wilayah yang dikelilingi padang pasir ini hanya berpenduduk 500 ribu jiwa. Sengketa ini dimulai tahun 1975 saat Kesepakatan Madrid ditandatangani. Wilayah Sahara Barat jadi rebutan Maroko dan Republik Demokratik Arab Sahrawi.
Quote:
Quote:
Gibratal

Quote:
Dengan wilayahnya yang sangat strategis di Selat Gibratal, wilayah ini telah jadi rebutan negara-negara superior sejak tahun 1704. Mulai Anglo-Belanda, Spanyol, hingga Inggris telah mencoba berkali-kali menguasai wilayah ini. Kini kendali militer Gibratal ada di tangan Inggris dan Maroko.
Quote:
Quote:
Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan

Quote:
Kepulauan ini erat kaitannya dengan Kepulauan Falkland yang jadi pemicu keretakan hubungan Inggris dan Argentina. Tatkala James Cook mendarat di dua wilayah di atas, Inggris langsung lakukan aneksasi yang kemudian diklam oleh Argentina. Tahun 1985, dua wilayah tersebut resmi jadi wilayah di luar Inggris. Argentina sendiri tetap ngotot untuk menklaim kedaulatannya di wilayah ini.
Quote:
Quote:
Tibet

Quote:
Republik Rakyat China menklaim jika Tibet adalah bagian dari teritorialnya sejak zaman Dinasti Yuan. Sejarah ini terbentang panjang sejak abad ke-13. Pada tahun 1950, China lakukan invasi ke Tibet. Pemerintahan Administrasi Tibet (PAT) dipaksa menandatangani kesepakatan. Hingga hari ini PAT masih berada di pengasingan dan belum ada tanda jika Tibet akan merdeka.
Quote:
Quote:
Siprus

Quote:
Wilayah ini adalah wujud lain konflik Yunani dan Turki di era modern. Siprus sendiri sejak zaman Kekaisaran Turki Ottoman berpindah tangan antara Turki dan Inggris. Turki menklaim menguasai 37% bagian utara pulau dengan lahirnya Republik Turki Siprus Utara. Konfilk kedua negara ini bahkan hingga meminta bantuan NATO untuk meleraikannya.
Quote:
Quote:
Kepulauan Falkland

Quote:
Inggris dan Argentina telah berebut pulau ini sejak ratusan tahun yang lalu. Tahun 1690, Inggris menklaim kedaulatan kemudian secara de facto pada tahun 1833. Argentina mulai memerkarakannya sebelum tahun 1833. Puncak ketegangan ini terjadi pada tahun 1982 saat Perang Falkland dimana Argentina lakukan invasi.
Quote:
Quote:
Taiwan

Quote:
Mulanya wilayah ini milik Jepang dan kemudian diserahkan pada China pasca PD II. Namun adanya perang saudara China kepemilikan Taiwan pun tak jelas. Imbasnya, Taiwan memisahkan diri dari RRC yang kuasai China daratan. RRC menolak dan hingga hari ini tak mengakui Taiwan sebagai negara.
Quote:
Quote:
Palestina

Quote:
Konflik Israel dan Palestina telah dimulai sejak ribuan tahun yang lalu. Sengketa yang ada didasari berbasis agama. Namun konflik di era modern dimulai sejak PD II meletus. Bangsa Yahudi yang bebas dari NAZI memerlukan tempat tinggal dan hijrah massal ke Palestina. Kala itu populasinya didominasi bangsa Arab. Konflik wilayah pun pecah. PBB menengahi dengan membagi Palestina jadi dua bagian untuk Arab dan Yahudi dengan Yerusalem sebagai wilayah netral. 14 Mei 1948, Yahudi memerdekakan diri dengan mendeklarasikan Israel sebagai negara. Esoknya, Mesir, Syria, Lebanon, dan Iran menggempur Israel yang menandai mulainya Perang Arab-Israel. Palestine Liberation Organization (PLO) pada tahun 1988 mendeklarasikan negara Palestina. PLO berjuang habis-habisan untuk kemerdekaan Palestina. Negara-negara Arab dan sebagian negara di Amerika Selatan mengakui kedaulatan Palestina. Namun negara-negara Eropa dan Amerika Utara bersikap sebaliknya.
Quote:
TAMBAHAN
Quote:
Quote:
crimea

Quote:
Wilayah Crimea di Ukraina mendadak terkenal sejak menjadi wilayah konflik antara Rusia dan Ukraina. Hal ini terjadi sebagai buntut dari digulingkan kepemimpinan Presiden Viktor Yanukovych oleh warga pro Barat Ukraina. Akibatnya, Rusia langsung bertindak dengan mengirim pasukan dalam jumlah besar ke wilayah selatan Crimea. Ukraina pun langsung merespons dengan meminta pihak militer mereka siap berperang dan meminta masyarakat Ukraina untuk mempertimbangkan pilihannya untuk ikut kepada negara Barat atau Rusia. Selama ini, Crimea merupakan sebuah kota di Ukraina yang menjadi pusat sentimen pro-Rusia di negara itu. Wilayah ini berada di semenanjung Laut Hitam dan memiliki sekitar 2,3 juta penduduk yang sebagian besar di antaranya berasal dari etnis Rusia dan berbahasa Rusia.
Wilayah ini juga menjadi basis kuat pendukung presiden Viktor Yanukovych dalam pemilihan presiden tahun 2010. BBC melansir, banyak penduduk di Crimea percaya bahwa mereka adalah korban kudeta sehingga melakukan aksi separatis di parlemen Krimea untuk mendorong referendum untuk berpisah dari Ukraina.
Pertanyaannya, apakah penduduk Crimea memang benar-benar berasal dari Rusia ? Memang belum ada buktinya. Namun, Rusia telah menjadi kekuatan dominan di Crimea sejak 200 tahun terakhir karena sempat menguasai kota itu pada tahun 1783 meski akhirnya menjadi milik Ukraina sejak pecahnya Uni Soviet.
Selain itu, warga minoritas beragama muslim Tatar di wilayah ini sangat banyak, hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah warga mayoritas di Ukraina, namun dideportasi oleh pemimpin Soviet, Joseph Stalin pada tahun 1944 karena diduga ikut bekerja sama dengan penjajah Nazi di Perang Dunia II. Menurut sensus yang dilakukan pada tahun 2001, etnis Ukraina terdiri 24 persen populasi di Crimea, dibandingkan dengan 58 persen Rusia dan 12 persen Tatar. Etnis Tatar sendiri dikabarkan telah kembali sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 yang menyebabkan ketegangan terus-menerus di wilayah itu. Secara hukum, Crimea adalah bagian dari Ukraina, ditambah lagi Rusia sudah berjanji untuk menjunjung tinggi integritas wilayah Ukraina dalam sebuah memorandum yang ditandatangani juga oleh AS, Inggris dan Perancis pada tahun 1994. Dalam memorandum itu disebutkan, Crimea adalah sebuah republik otonom di Ukraina, dan memiliki hak melakukan pemilihan parlemen sendiri. Meskipun begitu, jabatan presiden Krimea sudah dihapuskan pada tahun 1995. Sejak saat itu, pemerintah Ukraina telah menunjuk seorang perdana menteri khusus dari Crimea. Rusia sendiri sudah memiliki pangkalan angkatan laut utama di kota Crimea bernama Sevastopol yang merupakan Rusia menaruh Armada Laut Hitamnya. Menurut ketentuan sewa, setiap Rusia ingin melakukan pergerakan militer wilayah itu, maka pemerintah Ukraina juga harus mengetahuinya. Namun sejak konflik Crimea dimulai, Rusia dikabarkan sudah mengirimkan pasukan tambahan tanpa sepengetahuan pemerintah Ukraina untuk menguasai wilayah itu. Rusia mengklaim, aksi ini dilakukan karena mereka bertanggung jawab atas keselamatan etnis Rusia di Crimea. Parahnya lagi, presiden Rusia, Vladimir Putin telah memperoleh persetujuan dari parlemen untuk menginvasi Ukraina secara keseluruhan. Penyebab utamanya adalah karena Rusia menganggap pemerintah baru Ukraina bersikap fasis. BBC menyebutkan, sebenarnya sulit untuk menyingkirkan pertumpahan darah di Crimea, karena langkah Rusia ini pasti akan membuat marah kaum nasionalis di Ukraina barat. Selain itu, aksi Rusia ini juga bisa memberikan dampak secara internasional, di mana negara-negara Barat telah mengecam keras pengambilalihan Crimea oleh Rusia. NATO sendiri menyatakan tidak mungkin untuk bereaksi secara militer, tetapi negara Eropa Tengah dapat meningkatkan penyebaran pasukan di perbatasan Polandia Ukraina. Di samping itu, negara Barat juga bisa menjatuhkan sanksi, meski Presiden Putin percaya mereka tidak akan melakukan itu seperti yang terjadi selama perang Georgia. Sebelumnya, pada tahun 2008, Rusia pernah mengirim pasukan dalam jumlah besar ke wilayah Ossetia Selatan pada tahun 2008 untuk melindungi warga Rusia di wilayah itu. Efeknya adalah, Georgia langsung mengerahkan pasukan dan NATO memutuskan untuk tidak ikut campur. Namun, kenyataannya adalah Crimea lebih besar dari Ossetia Selatan, Ukraina lebih besar dari Georgia, dan penduduk Crimea lebih pro-Rusia dibandingkan Ossetia Selatan. Dua buah sisi yang jauh berbeda. Sejauh ini, presiden AS Barack Obama dan presiden Prancis Francoise Hollande gencar melobi Putin agar tidak berperang dengan Ukraina. Putin sendiri menyebutkan hanya akan mengambil keputusan perang sebagai opsi terakhir.
Wilayah ini juga menjadi basis kuat pendukung presiden Viktor Yanukovych dalam pemilihan presiden tahun 2010. BBC melansir, banyak penduduk di Crimea percaya bahwa mereka adalah korban kudeta sehingga melakukan aksi separatis di parlemen Krimea untuk mendorong referendum untuk berpisah dari Ukraina.
Pertanyaannya, apakah penduduk Crimea memang benar-benar berasal dari Rusia ? Memang belum ada buktinya. Namun, Rusia telah menjadi kekuatan dominan di Crimea sejak 200 tahun terakhir karena sempat menguasai kota itu pada tahun 1783 meski akhirnya menjadi milik Ukraina sejak pecahnya Uni Soviet.
Selain itu, warga minoritas beragama muslim Tatar di wilayah ini sangat banyak, hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah warga mayoritas di Ukraina, namun dideportasi oleh pemimpin Soviet, Joseph Stalin pada tahun 1944 karena diduga ikut bekerja sama dengan penjajah Nazi di Perang Dunia II. Menurut sensus yang dilakukan pada tahun 2001, etnis Ukraina terdiri 24 persen populasi di Crimea, dibandingkan dengan 58 persen Rusia dan 12 persen Tatar. Etnis Tatar sendiri dikabarkan telah kembali sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 yang menyebabkan ketegangan terus-menerus di wilayah itu. Secara hukum, Crimea adalah bagian dari Ukraina, ditambah lagi Rusia sudah berjanji untuk menjunjung tinggi integritas wilayah Ukraina dalam sebuah memorandum yang ditandatangani juga oleh AS, Inggris dan Perancis pada tahun 1994. Dalam memorandum itu disebutkan, Crimea adalah sebuah republik otonom di Ukraina, dan memiliki hak melakukan pemilihan parlemen sendiri. Meskipun begitu, jabatan presiden Krimea sudah dihapuskan pada tahun 1995. Sejak saat itu, pemerintah Ukraina telah menunjuk seorang perdana menteri khusus dari Crimea. Rusia sendiri sudah memiliki pangkalan angkatan laut utama di kota Crimea bernama Sevastopol yang merupakan Rusia menaruh Armada Laut Hitamnya. Menurut ketentuan sewa, setiap Rusia ingin melakukan pergerakan militer wilayah itu, maka pemerintah Ukraina juga harus mengetahuinya. Namun sejak konflik Crimea dimulai, Rusia dikabarkan sudah mengirimkan pasukan tambahan tanpa sepengetahuan pemerintah Ukraina untuk menguasai wilayah itu. Rusia mengklaim, aksi ini dilakukan karena mereka bertanggung jawab atas keselamatan etnis Rusia di Crimea. Parahnya lagi, presiden Rusia, Vladimir Putin telah memperoleh persetujuan dari parlemen untuk menginvasi Ukraina secara keseluruhan. Penyebab utamanya adalah karena Rusia menganggap pemerintah baru Ukraina bersikap fasis. BBC menyebutkan, sebenarnya sulit untuk menyingkirkan pertumpahan darah di Crimea, karena langkah Rusia ini pasti akan membuat marah kaum nasionalis di Ukraina barat. Selain itu, aksi Rusia ini juga bisa memberikan dampak secara internasional, di mana negara-negara Barat telah mengecam keras pengambilalihan Crimea oleh Rusia. NATO sendiri menyatakan tidak mungkin untuk bereaksi secara militer, tetapi negara Eropa Tengah dapat meningkatkan penyebaran pasukan di perbatasan Polandia Ukraina. Di samping itu, negara Barat juga bisa menjatuhkan sanksi, meski Presiden Putin percaya mereka tidak akan melakukan itu seperti yang terjadi selama perang Georgia. Sebelumnya, pada tahun 2008, Rusia pernah mengirim pasukan dalam jumlah besar ke wilayah Ossetia Selatan pada tahun 2008 untuk melindungi warga Rusia di wilayah itu. Efeknya adalah, Georgia langsung mengerahkan pasukan dan NATO memutuskan untuk tidak ikut campur. Namun, kenyataannya adalah Crimea lebih besar dari Ossetia Selatan, Ukraina lebih besar dari Georgia, dan penduduk Crimea lebih pro-Rusia dibandingkan Ossetia Selatan. Dua buah sisi yang jauh berbeda. Sejauh ini, presiden AS Barack Obama dan presiden Prancis Francoise Hollande gencar melobi Putin agar tidak berperang dengan Ukraina. Putin sendiri menyebutkan hanya akan mengambil keputusan perang sebagai opsi terakhir.
Quote:
Quote:
KALO AGAN SUKA TOLONG DI RATE 5


KALO BERKENAN BOLEH BAGI CENDOL




KALO BERKENAN BOLEH BAGI CENDOL



Quote:
TERINSPIRASI DENGAN THREAD INI?
KLIK UNTUK REKOMENDASI HOT THREAD
KLIK UNTUK REKOMENDASI HOT THREAD
Quote:
BIASAKAN KOMENT YA GAN
Diubah oleh telahdihapus 02-01-2015 10:14
0
5.4K
Kutip
33
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan