Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

eCIPUTRA.comAvatar border
TS
eCIPUTRA.com
Belajar Menangani Krisis Humas


Saat startup atau bisnis Anda mengalami krisis humas seperti apa yang dialami oleh Tony Fernandez (CEO AirAsia) saat ini, apakah yang Anda akan lakukan?

Sebuah krisis humas yang berat seperti ini membutuhkan sebuah rencana penanganan yang efektif. Dalam kasus AirAsia QZ8510, tidak hanya harga saham dan kinerja keuangan Air Asia yang tergerus, tetapi jika tidak ditangani dengan baik akan menurunkan citra brand dan perusahaan yang berdampak jangka panjang. Tentunya kita masih ingat dengan Adam Air yang terpaksa gulung tikar pasca kecelakaan naas beberapa tahun lalu.

Namun, ada juga kasus krisis humas yang sukses ditangani dengan baik sehingga citra brand selamat dari dampak negatif yang jauh lebih buruk. Kita bisa ambil contoh kasus krisis humas yang menimpa Ford India Maret 2013. Saat itu, sebuah desain iklan cetak yang belum resmi dirilis bocor ke media online dan menyebar. Gambarnya menampilkan sejumlah model wanita yang diikat di belakang kendaraan, kemudian dibubuhkan tulisan “Leave your worries behind with Figo’s extra-large boot”. Di sini banyak pihak yang keberatan karena Ford dianggap melecehkan perempuan. Namun, untungnya tim humas Ford sukses mengatasi kericuhan akibat kebocoran desain iklan tadi.

Ford beruntung karena diperkuat dengan para pakar dan praktisi yang siap menangani krisis seberat apapun. Tetapi bagaimana dengan startup Anda yang masih belum bisa membayar orang-orang seperti itu? Apa yang Anda bisa lakukan saat startup Anda berada di krisis humas seperti ini?

Berikut adalah 4 kiat penting yang Anda dapat coba sebagai entrepreneur.

Sebarkan pernyataan pers (press release)
Jangan menunda untuk memberikan tanggapan resmi secara tertulis dan lisan. Isinya mencakup rincian lengkap informasi yang Anda ingin sampaikan untuk meluruskan masalah atau kesalahpahaman. Bersikaplah jujur dan lugas, tidak berbelit-belit. Strategi ini diterapkan oleh Air Asia saat mengetahui fakta hilangnya pesawat kemarin. Mereka segera merilis pernyataan pers yang singkat tetapi padat mengenai detil penting, hal-hal yang tengah dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut, serta sebuah nomor kontak penting bagi keluarga korban.

Minimalkan dampak di jejaring sosial
Setiap komentar di Facebook atau Twitter harus ditanggapi dengan manual. Artinya, jangan memberikan tanggapan seragam menggunakan bot, template atau semacamnya. Risiko pembiaran di jejaring sosial ialah mengembangnya skala krisis hingga membuat perusahaan kewalahan.

Terimalah tanggung jawab
Jika memang ada kesalahan dalam perusahaan atau pihak yang berafiliasi dengan perusahaan, perusahaan haruslah meminta maaf dan menerima segala tanggung jawab atas masalah yang terjadi.

Turun ke lapangan, tidak bersembunyi
Entrepreneur adalah pemimpin, sehingga saat krisis terjadi, ia wajib memunculkan diri. Kehadiran Anda mewakili perusahaan membuat publik percaya bahwa perusahaan sangat serius menghadapi krisis tersebut. Inilah yang dilakukan oleh Tony Fernandes, CEO AirAsia. Presiden Direktur AirAsia Indonesia, Sunu Widyatmoko juga berada di Surabaya untuk memberikan informasi terkini. Pihak manajemen AirAsia Indonesia pun saat ini juga berada di Singapura untuk memberikan dukungan moril kepada keluarga penumpang. (Akhlis)

sumber
0
855
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan