- Beranda
- Komunitas
- News
- Forex, Option, Saham, & Derivatifnya
Momentum Penggerak IHSG Di Tahun 2014


TS
adidananto.88
Momentum Penggerak IHSG Di Tahun 2014

Sepanjang tahun 2014, kinerja pasar saham Indonesia melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbilang cukup memuaskan, hingga pertengahan Desember 2014 terpantau IHSG mencetak return sebesar 20.98 persen, angka tersebut lebih besar daripada kinerja IHSG pada 2013 yang mencetak pelemahan sebesar 2,4%. Sepanjang tahun 2014 diwarnai dengan berbagai sentimen dari sisi ekonomi domestik, global maupun dari sektor politik dalam negeri. Berikut ringkasan faktor-faktor penggerak IHSG sepanjang tahun 2014.
Kuartal I 2014
Sejak awal tahun, aliran dana asing ke bursa saham semakin deras. Pada tiga bulan pertama tahun ini, total dana asing yang masuk ke bursa saham mencapai Rp 24,6 triliun. IHSG juga terus bergerak naik. Hingga awal maret 2014, IHSG ditutup di 4.891,32. Jika dihitung sejak akhir tahun 2013, pertumbuhan IHSG mencapai 14,4%.
Minat investor asing yang semakin kuat dan pergerakan IHSG yang terus menanjak disebabkan oleh data ekonomi Indonesia mulai bergerak positif. Neraca pembayaran Indonesia pada kuartal IV 2013 tercatat surplus US$ 4,4 miliar. Bandingkan dengan tiga kuartal sebelumnya yang mencetak defisit. Neraca perdagangan per Februari 2014 juga tercatat surplus US$ 0,79 miliar setelah pada Januari 2014 mengalami defisit US$ 0,45 miliar. Laju inflasi pada awal tahun juga menunjukkan tren menurun. Per Januari 2014, laju inflasi tahunan sebesar 8,22%. Tekanan inflasi terus berkurang hingga laju inflasi tahunan per Maret 2014 tercatat 7,32%.Fundamental ekonomi makro Indonesia inilah yang tampaknya menjadikan pelaku pasar optimistis terhadap kinerja bursa saham Indonesia di awal tahun.
Kuartal II 2014
Hingga kuartal II 2014, kinerja pasar saham Indonesia melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbilang cukup memuaskan, terpantau IHSG mencetak return sebesar 14.40 persen, angka tersebut lebih besar daripada kinerja IHSG pada semester I 2013 yang mencetak return sebesar 11,63 persen.
Selama perjalanan dalam enam bulan tersebut, IHSG sempat mencetak rekor tertinggi di level 5.091.317 pada 19 Mei 2014. Dibuka di awal tahun 2014, IHSG terus mengalami penguatan, apalagi pada pertengahan Maret IHSG mencapai level tertingginya dan sempat naik 152,47 poin atau 3,23%, hal tersebut terjadi sesaat setelah adanya pengumuman dicalonkannya Joko Widodo sebagai Calon Presiden Indonesia 2014-2019 dari Partai PDI-P, kejadian tersebut saat ini dikenal dengan istilah" Jokowi Effect".
Namun setelah itu, IHSG kembali turun tajam terkena aksi ambil untung dari para investor. Pelemahan IHSG juga makin tersa ketika pada bulan April 2014, IHSG tertekan imbas dari pernyataan bahwa Gubernur The Fed, J. Yellen, dalam pertemuan The Fed memberikan pernyataan pengurangan stimulus atau tappering yang lebih halus dan dapat diterima pasar juga tidak terjadi. Akibatnya, pasar langsung merespons negatif serta membuat pasar saham AS dan Eropa bergerak negatif dan berimbas pada laju bursa saham Asia, termasuk IHSG. Pelaku pasar pun memanfaatkan pemberitaan pernyataan Yellen terkait dengan rencana pengurangan stimulus pada musim gugur tahun ini dan kenaikan Fed rate, dengan profit taking.
Selain itu sentimen eksternal yang dikhawatirkan di akhir kuartal II oleh pelaku pasar adalah perlambatan ekonomi China. Tahun lalu, perekonomian China tumbuh 7,7%. Sementara, pertumbuhan ekonomi China tahun ini diperkirakan melambat di kisaran 7,4%-7,5%. Meski pertumbuhan ekonomi China tetap paling tinggi di dunia, perlambatan itu akan berdampak pada ekspektasi pelaku pasar. Indonesia juga kena dampak karena China merupakan negara nomor satu tujuan ekspor.
Semester II 2014
Sepanjang semester II 2014, Pemilu menjadi sentimen utama penggerak IHSG seperti Jokowi effect serta beberapa momentum pada proses pemilu, seperti hasil pemilu legislatif (pileg), pengumuman calon presiden dan wakil presiden (wapres), hingga hasil pemilu presiden (pilpres). Hal tersebut menentukan arah pergerakan bursa pada semester II 2014. Kepemimpinan memang menjadi faktor penting bagi arah pergerakan investasi. Pemimpin baru biasanya memberi harapan akan perubahan kinerja pemerintahan sebelumnya. Karena itu, wajar jika sentimen pasar terhadap pemilu selalu positif.
Adapun pergerakan bullish IHSG di akhir tahun sempat dikejutkan oleh pelemahan tajam nilai tukar rupiah. Adapun dollar mengalami penguatan terhadap major currencies lainnya seiring dengan rencana kenaikan suku bunga acuan alias The Fed Funds Rate. Banyak analis global memperkirakan, program tapering selesai pada akhir 2014. Dengan demikian, mengacu pada isyarat Gubernur The Fed Janet Yellen, suku bunga AS akan naik pada pertengahan tahun 2015 kelak.
Hampir satu bulan terakhir, IHSG bergerak berfluktuasi pada rentang yang cukup sempit, seiring minimnya katalis sekaligus menunggu hasil keputusan meeting The Fed atas keputusan tingkat suku bunga acuan. Pasca-diumumkannya hasil rapat yang mengindikasikan penundaan kenaikkan suku bunga the Fed, hampir seluruh bursa dunia dan regional, termasuk IHSG tercatat mengalami pembalikan arah.
Regi Fachriansyah / Equity Analyst at Vibiz Research/VM/VBN
Editor: Jul Allens
0
814
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan