VIVAnews – Sebuah Metro Mini rusak parah akibat diamuk massa setelah menghantam pengendara sepeda motor, di Jalan Raya Pos Pengumben, Srengseng, Jakarta Barat, Sabtu 20 Desember 2014.

Menurut saksi mata di lokasi kejadian, peristiwa bermula saat Metro Mini jurusan Joglo-Blok M (70) bekejar-kejaran dengan bus lainnya untuk berebut penumpang.

"Dari Jalan Arteri Pondok Indah emang udah ngebut tuh. Kejar-kejaran," ujar Rasikin, kepada VIVAnews di tempat kejadian.

Saat tiba di Jalan Raya Pos Pengumben, tepatnya sebelum perempatan Srengseng, salah satu bus tak mampu mengendalikan laju kendaraan. Akibatnya, bus menggasak sepeda motor yang berjalan perlahan di depannya. Lalu lintas di lokasi kejadian memang terkenal sebagai area kemacetan.

"Ngeremnya nggak kena. Dia banting kiri, nabrak bapak-bapak yang boncengan," tuturnya.

Akibatnya, pengendara sepeda motor berplat B 6018 BWH langsung tersungkur. Korban yang berboncengan itu mengalami luka parah. Kaki pembonceng sempat terlindas ban depan Metro Mini bernomor polisi B 7628 EL itu.

Kaki kanan korban diduga remuk. Korban, yang berjenis kelamin perempuan itu, langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Penumpang di dalam bus langsung histeris dan berhamburan ke luar. Geram atas aksi ugal-ugalan tersebut, warga sekitar langsung menghakimi sopir Metro Mini. Beruntung, ada petugas kepolisian yang kebetulan sedang melintas. Oleh polisi, sopir langsung dilarikan untuk menghindari amukan massa.

"Sopir sudah dibawa ke kantor. Saya belum tahu identitas sopir dan korbannya. Ini (saya) di sini biar busnya tidak dibakar," ujar petugas kepolisian yang namanya enggan dikutip.

Hingga berita ini dibuat, jalanan di lokasi kejadian masih mengalami macet. Sementara, beberapa petugas kepolisian berusaha menenangkan massa agar tak membakar Metro Mini nahas tersebut.

"Kita kondusifkan dulu di sini, biar tidak terjadi tindakan anarki," kata petugas itu lagi.

Sumber

---

Ini angkot dari dulu emang bikin greget

Bawa mobil di jalan udah kayak raja jalanan aja gak mikir penumpang ame pengendara lain

Wajar emang kalo dihancurkan massa, keterlaluan

Perlu ada edukasi lagi nih dari pemprov DKI