Konflik berkepanjangan di tubuh Partai Golkar belum juga reda. Jika kondisi tersebut tak cepat diatasi, partai pohon beringin itu sama artinya menggali kuburnya sendiri.



"Semakin panjang konflik, semakin retak Golkar. Elektabilitas kini merosot hingga 8,4 persen atau terendah sejak Golkar didirikan," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di Kantor LSI, Jakarta, Jumat (19/12).



Berdasarkan survei terhadap 1.200 responden pada 16-17 Desember 2014 dengan sistem Quick Poll, kata Ardian, 72,94 persen menyarankan islah. Salah satu alasannya, Golkar merupakan penyangga politik Indonesia. "Sebanyak 63,20 persen setuju dengan pernyataan bahwa konflik Golkar berpengaruh terhadap stabilitas politik nasional," ujarnya.



Publik menilai, kata Ardian, jika islah berhasil, Golkar menjadi role model parpol lain yang sedang dilanda prahara serupa, menempuh hal yang sama. "Golkar punya tradisi panjang atasi konflik," katanya.



Terkait mekanisme islah, Ardian menyebutkan, publik menyarankan Golkar menggelar Munas Bersama atau Munas Rekonsiliasi, meskipun butuh waktu lama dan biaya mahal. "Mekanisme lainnya, kesepakatan power sharing dengan waktu lebih cepat dan biaya murah," ujarnya.

SUMBER

waduuhuhhh ical bingung dong